Sukses

Detik-Detik Kain Penutup Kakbah Tersingkap Akibat Badai Pasir dan Hujan Deras

Hujan, angin kencang, dan badai pasir yang sempat menyingkap kain penutup Kakbah, diprediksi terus berlanjut hingga pekan ini. Otoritas Arab Saudi mengimbau jemaah haji untuk waspada.

Liputan6.com, Mekkah - Hantaman badai pasir yang disertai hujan deras membuat panik jemaah haji yang tengah menjalani tawaf di Masjidil Haram, Makkah, pada Minggu malam, 19 Agustus 2018.

Badai dan angin kencang sempat membuat kain penutup Kakbah tersingkap dan sejumlah benda beterbangan akibat angin kencang, menurut berbagai video yang viral di dunia maya dan media sosial. Akibatnya, kepanikan sempat melanda jemaah haji yang sedang beribadah.

Gejala alam serupa juga dikabarkan melanda wilayah lain di Mina dan Arafah.

Kendati demikian, badai pasir dan hujan deras itu tidak berlangsung lama. Kepanikan jemaah pun dapat diatasi karena petugas khusus segera menangani dengan sigap. Tidak ada laporan tentang jatuhnya korban dan prosesi tawaf oleh jemaah haji pun kembali dilanjutkan.

Kemungkinan Badai Berlanjut

Namun, sebagaimana dikutip dari Saudi Gazette, Senin (20/8/2018), badan pengamat cuaca setempat mengatakan ada kemungkinan badai berlanjut di awal pekan ini. Diprediksi pula bahwa hari ini, wilayah tenggara hingga barat laut Arab Saudi, termasuk Makkah, akan mengalami kenaikan suhu ekstrem dan kelembapan yang tinggi.

Menurut perkiraan Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan, badai pasir dan hujan kemungkinan besar akan terus terjadi di Makkah dan Padang Arafah hingga nanti malam.

Hussain Al-Qahtani, juru bicara otoritas terkait, mengatakan bahwa fluktuasi iklim yang terjadi akhir pekan lalu akan berlanjut hingga nanti malam, karena suhu dan tingkat kelembapan tinggi yang akan mencapai puncaknya pada petang ini.

Kakbah dan sekitarnya kemungkinan akan mengalami suhu 43 derajat Celsius pada siang hari, dengan kelembapan mencapai 65 persen, yang turut memengaruhi penurunan visibilitas hingga radius 7 kilometer.

Sementara itu, Kolonel Muhammad Al-Qamash, juru bicara Direktorat Pertahanan Sipil, mengatakan bahwa badai pasir hari Minggu di Arafat tidak memengaruhi keamanan para jemaah haji.

"Ada sedikit kerusakan pada sejumlah tenda dan telah diperbaiki seperti sedia kala. Situasi keseluruhan di tempat-tempat suci terpantau stabil," katanya. Dia mengimbau jemaah haji untuk mengikuti instruksi keselamatan yang telah dikeluarkan oleh pihak berwenang.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video detik-detik kain Kabah tersingkap akibat hantaman badai pasir dan hujan deras di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih dari 2 Juta Orang Jemaah Haji

Sementara itu, Mayor Jenderal Mansour al-Turki, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, mengatakan kepada para wartawan, Sabtu 18 Agustus, bahwa lebih dari dua 2 umat muslim dari seluruh penjuru dunia, menyambangi Makkah dan Madinah dalam ibadah haji tahun ini.

Kerajaan Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar dari pendapatan minyaknya yang sangat besar untuk tindakan keamanan dan keselamatan, khususnya di Mina, di mana beberapa insiden mematikan haji telah terjadi.

Terburuk dalam sejarah yang tercatat terjadi pada 24 September 2015, di mana serangan dan huru-hara jemaah di Mina menewaskan sedikitnya 2.426 orang, menurut hitungan Associated Press.

Namun, menurut penghitungan resmi pihak kerajaan, dilaporkan bahwa 769 orang tewas dan 934 orang terluka. Kerajaan tidak pernah membahas ketidaksesuaian itu, juga tidak merilis hasil investigasi yang berwenang untuk melakukan bencana.

Sementara itu, Arab Saudi juga menghadapi ancaman dari militan al-Qaeda dan faksi lokal dari kelompok ISIS. Beberapa hari sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri mengakui menangkap seorang warga Saudi yang mengenakan rompi peledak di wilayah pusat al-Qassim, setelah sebelumnya menembak pasukan keamanan.

Sementara itu, perang yang dipimpin Arab Saudi di Yaman terhadap pemberontak Syiah berlarut-larut tanpa akhir. Pemberontak telah menembakkan lebih dari 150 rudal balistik di wilayah erajaan itu selama konflik yang telah memicu serangan udara Saudi ke pasar dan rumah sakit, membunuh warga sipil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.