Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kisah Horor Eks Budak Seks ISIS Berlanjut di Jerman

Ashwaq tak mengira, ia akan bertemu dengan anggota ISIS yang memperlakukannya seperti budak di Jerman.

Liputan6.com, Berlin - Usia Ashwaq baru 14 tahun saat pasukan ISIS menyerbu Irak Utara, termasuk kampung halamannya, yang dihuni warga Yazidi.

Para pria Yazidi tewas dibunuh, sementara ribuan perempuan dijadikan budak seks. Mereka bahkan diperjualbelikan, tak dianggap sebagai manusia.

ISIS menjual Ashwaq ke seorang pria bernama Abu Humam seharga US$ 100 atau sekitar Rp 14 juta.

Di tangan Abu Humam, Ashwaq diperlakukan tak manusiawi. Gadis itu berkali-kali diperkosa dan dipukuli. Tak tahan, ia pun kabur hingga ke Jerman bersama ibu dan seorang saudara laki-lakinya.

Awalnya, Ashwaq mengira, ia sudah aman di negeri orang. Hingga suatu ketika, beberapa bulan lalu, ketika berada di jalan di depan supermarket, seseorang memanggil namanya.

"Saat pulang dari sekolah, sebuah mobil berhenti di sebelah saya. Pria itu duduk di kursi depan. Ia bicara dengan Bahasa Jerman," kata Ashwaq kepada BBC, seperti dikutip Liputan6.com pada Sabtu (18/8/2018).

"Ia bertanya kepada saya, 'Apakah kamu Ashwaq?'. Saya ketakutan hingga badan ini berguncang. Saya pun menjawab, 'Tidak, siapa Anda?'."

Tak disangka, pria itu kemudian berkata, "Aku tahu kamu Ashwaq. Aku Abu Hummam."

Ashwaq mengaku, pria itu kemudian berbicara kepadanya dalam Bahasa Arab dan mengatakan kepadanya untuk tidak bohong.

"Aku tahu siapa kamu, di mana alamatmu, dan dengan siapa kau tinggal," kata Ashwaq, menirukan perkataan pria yang pernah memperbudaknya itu. "Dia tahu segalanya tentang kehidupanku di Jerman."

Perempuan itu sama sekali tak mengira, hal mengerikan itu akan ia alami di Jerman.

"Saya meninggalkan keluarga, negaraku, pergi ke Jerman untuk melupakan semua pukulan itu, rasa sakit itu. Sama sekali tak berharap suatu ketika saya bertemu dengan anggota ISIS yang menangkapku dan ia tahu segala sesuatu tentang kehidupanku."

Aparat Jerman mengatakan, Ashwaq telah melaporkan insiden tersebut pada polisi, lima hari setelah kejadian. Ia juga menceritakan tentang kisah horornya di Irak, sebagai budak seks ISIS.

Petugas mencatat laporannya dan meminta Ashwaq menghubungi polisi jika ia melihat Abu Humam.

Gadis Irak itu juga meminta agar polisi memeriksa rekaman CCTV di Supermarket. Namun, kasusnya belum ada perkembangan.

"Saya sudah menunggu sebulan penuh," kata Ashwaq. Namun, sama sekali tak ada kabar dari polisi.

Takut bertemu penculiknya dan ingin kembali bersatu dengan keluarga besarnya, Ashwag memilih kembali ke kampung halamannya, meninggalkan Schwäbisch Gmünd -- kota di mana ia berharap bisa menata kembali hidupnya, lepas dari bayang-bayang ISIS.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

  

Saksikan video terkait ISIS berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Kasus Pertama

Frauke Köhler, juru bicara untuk pengadilan tinggi Jerman mengatakan, polisi melakukan segala upaya untuk mencari Abu Humam. Namun, pria itu tak ditemukan.

Dan, ketika aparat menghubungi Ashwaq pada Juni 2018, gadis itu sudah pergi ke Irak.

Namun, aktivis di Jerman mengatakan, apa yang menimpa Ashwaq mungkin bukan yang pertama.

Düzen Tekkal, seorang aktivis dan pendiri Hawar.Help, sebuah organisasi yang mengampanyekan hak-hak kaum Yazidi di Jerman mengaku mendengar sejumlah kasus di mana para mantan budak seks bertemu anggota ISIS di tanah pengungsian.

Ashwaq juga mengatakan, ia mendengar pengakuan serupa dari beberapa perempuan Yazidi. Namun tidak semua kasus dilaporkan kepada pihak berwenang.

Kembali ke Kurdistan, Ashwaq kini tinggal di kamp Yazidi. Ia mengaku masih ingin melanjutkan pendidikannya. Keluarganya juga ingin segera meninggalkan Irak, lepas selamanya dari ISIS. 

"Kami takut pada orang-orang ISIS," kata ayahnya kepada BBC.

Tetapi pengalamannya di Jerman memiliki dampak yang sangat besar pada Ashwaq. "Meskipun dunia hancur, saya tidak akan pergi ke Jerman lagi," kata dia.

Kini keluarganya sedang mengajukan permohonan untuk tinggal di Australia, sebagai bagian dari program khusus untuk perempuan yang diculik oleh ISIS.

 

Saksikan live streaming Asian Games 2018 di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.