Sukses

4 Hal Kecil Ini Mampu Membawa Perubahan Besar bagi Sejarah Dunia

Tanpa disangka, empat hal kecil berikut ternyata mampu mengubah sejarah besar dunia. Mengapa bisa begitu?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam perkembangannya, menguak sejarah hampir pasti selalu mengejutkan, penuh dengan fakta-fakta yang terkadang luput dari prediksi.

Realita di atas, menurut banyak sejarawan, dapat dinyatakan serupa dengan gagasan "efek kupu-kupu," di mana bahkan penyebab terkecil dapat memiliki konsekuensi besar yang tak terduga.

Istilah di atas merupakan sebuah analogi yang disampaikan oleh Edward Lorenz, seorang profesor meteorologi di Massachusetts Institute of Technology.

Dikutip dari Listverse.com pada Minggu (12/8/2018), Lorenz menggunakan program komputer untuk mensimulasikan pola cuaca dengan selusin variabel dalam jangka waktu yang lama.

Lorenz memperhatikan bahwa hanya membulatkan satu variabel dari .506127 ke .506 sudah cukup untuk mengubah seluruh pola secara drastis, dan dia menyamakannya dengan kepakan sayap kupu-kupu, yang mempengaruhi tornado berminggu-minggu kemudian.

Begitupun pada sejarah, terkadang terdapat beberapa prediksi yang sekilas tidak berarti apa-apa, namun mampu menguak rahasia besar dari suatu hal, yang kelak mengubah dunia.

Berikut adalah hal-hal kecil yang ternyata mampu mengubah sejarah dunia hingga saat ini, sebagaimana mengutip dari Listverse.com.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Kunci Hilang Yang Bisa Menyelamatkan Titanic

David Blair adalah pelaut sekaligus pedagang asal Inggris yang ditunjuk oleh White Star Line pada tahun 1912 sebagai perwira kedua dari Titanic. Dia berpartisipasi dalam uji coba laut, tetapi beberapa hari sebelum pelayaran perdana kapal, dia digantikan oleh Henry Wilde yang lebih berpengalaman.

Di tengah kesibukan persiapan pelayaran perdana Titanic, Blair sengaja mengambil kunci loker utama, yang kemudian menjadi petunjuk dalam penyelidikan mengapa teropong maritim tidak ditemukan saat kapal mewah tersebut hendak tenggelam.

Salah satu saksi tragedi yang masih hidup, Frederick Fleet, bersaksi bahwa teropong akan memungkinkan awak kapal melihat gunung es, jauh sebelum berpotensi menabraknya. Beberapa saksi hidup lainnya juga merasa bahwa kunci yang hilang itu akan mengubah jalannya peristiwa nahas itu, meski banyak juga yang tidak begitu yakin.

Sebagai permulaan, beberapa versi cerita mengatakan anggota kru tidak dapat menemukan teropong karena Blair meninggalkan di kabinnya, atau karena dia membawa serta bersamanya.

Lagi pula, menurut beberapa analis, jika produk optik itu penting, awak kapal bisa saja membobol loker atau menyediakan cadangan sebelum berangkat.

3 dari 5 halaman

2. Kesalahan Tulis yang Menyebabkan Kekacauan Sebuah Pemerintahan

Pada pandangan pertama, salah ketik tidak tampak seperti masalah besar. Ini adalah kesalahan yang dapat terjadi pada siapa saja, dan kebanyakan orang memakluminya karena masih bisa paham akan maksudnya.

Namun, secara historis, ada banyak contoh kesalahan tulis yang berujung pada kerugian besar, seperti halnya terjadi pada 1999 silam, ketika hal tersebut membuat kacau parlemen Kuwait.

Rencana awal adalah untuk mencetak versi negara dari Al-Quran yang akan tersedia secara gratis untuk seluruh rakyat. Namun, siapa pun yang bertanggung jawab atas penerbitan tidak melakukan pekerjaan yang sangat baik, karena buku-buku suci itu mengandung beberapa ayat yang salah cetak, sementara yang lain hilang.

Tak lama kemudian, hal tersebut menyebabkan perselisihan, dengan sebagian besar kemarahan diarahkan pada menteri urusan Islam, Ahmad al-Kulaib. Dia menghadapi mosi tidak percaya. Namun, ini tidak cukup untuk membuat kontroversi mereda, dan Emir Kuwait, menghadapi tekanan yang semakin besar, harus membubarkan Majelis Nasional demi meredam gejolak.

4 dari 5 halaman

3. Perjalanan Kereta yang Memicu Penemuan Pengobatan Molekular

Linus Pauling secara luas dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar Abad ke-20, di mana ia berhasil mengantongi dua penghargaan Nobel.

Sejauh ini, Pauling dikenal luas sebagai salah satu perumus biologi molekuler, yang sangat tertarik untuk mempelajari struktur protein.

Pada 1949, Pauling, bersama dengan sesama ahli biologi, Harvey Itano, S.J. Singer, dan Ibert Wells, menerbitkan sebuah makalah yang disebut "Anemia Sickle Cell, Penyakit Molekuler," yang memberikan bukti pertama untuk penyakit manusia yang disebabkan oleh protein abnormal.

Hal itu kemudian dianggap sebagai dasar untuk bidang kedokteran molekuler, dan ternyata ditemukan secara tidak sengaja dalam sebuah perjalanan kereta, yakni melalui pertemuan dengan seorang pria muda yang baru meraih gelar doktoral dari University of Johns Hopkins, bernama Irving Sherman

Pemuda itu mengamati bahwa cahaya yang melewati sel-sel darah merah pasien, ditransmisikan secara berbeda daripada melalui sel-sel biasa.

Dia menerbitkan temuannya, tetapi tidak ada yang benar-benar terjadi, hingga kemudian nasib membawanya bertemu Pauling yang antusias, dan mengajaknya berkolaborasi dalam sebuah proyek penelitian, dengan hasil pengobatan molekular.

5 dari 5 halaman

4. Update Software yang Melumpuhkan Bank Raksasa

Pada 19 Juni 2012, seharusnya menjadi hari-hari biasa bagi Grup Royal Bank of Scotland (RBS Group). Staf teknisnya harus menerapkan patch reguler ke perangkat lunak CA-7, yang mengontrol sistem pemrosesan pembayaran bank.

Seperti beberapa outlet melaporkan, tugas ini diserahkan kepada "operator yang tidak berpengalaman." Mereka mencoba untuk menambal perangkat lunak dan mengalami kesalahan, meski bukan masalah besar kala itu

Sayangnya operator tersebut sempat beberapa kali luput memantau pekerjaan yang tengah ditanganinya, sehingga suatu ketika salah seoang anggota staf RBS secara tidak sengaja menghapus antrian pembaruan seluruh sistem.

Kecerobohan tersebut membuat banyak sekali informasi penting, mau tidak mau, diproses ulang secara satu per satu, di mana hal tersebut memicu risiko keamanan yang cukup tinggi.

Selama enam hari, jutaan orang tidak dapat menarik uang dari rekening mereka atau melakukan transaksi online. Beberapa terlambat melakukan pembayaran hipotek atau tagihan, sementara yang lain terlantar tanpa uang di luar negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.