Sukses

RI Menjajaki Peluang Jadi Operator Kereta Api di Senegal

PT INKA dari Indonesia tengah menjajaki untuk menjadi operator kereta api Dakar-Bamako yang disambut baik Senegal.

Liputan6.com, Dakar - Setelah disepakatinya rencana Senegal membeli 10 Lokomotif Diesel Elektrik pada Indonesia-Africa Forum 2018, kini PT INKA dari Indonesia tengah menjajaki untuk menjadi operator kereta api Dakar-Bamako yang disambut baik Senegal.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro pada saat kunjungannya ke Dakar, Senegal tanggal 22-24 Juli 2018 dalam rangka memfinalisasi rencana pembelian 10 lokomotif tersebut. Demikian seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Minggu (29/7/2018).

Delegasi PT INKA yang beranggotakan Direktur Utama, Direktur Komersial beserta staf, dan penasihat Kantor Staf Presiden RI, dipimpin Dubes RI untuk Senegal Mansyur Pangeran telah melakukan pertemuan dengan Menteri Infrastruktur, Transportasi Darat dan Pembukaan Wilayah, Abdoulaye Daouda Diallo, dan Menteri Urusan Pembangunan Jaringan Perkeretaapian Nasional Abdou Ndene Sall.

AD Trade Belgium (ADTB), sebagai pihak yang akan mendanai pembelian lokomotif juga hadir pada pertemuan tersebut.

Dubes RI  Mansyur Pangeran menyatakan secara umum pertemuan telah membahas mengenai mekanisme pembelian lokomotif dan hal lainnya teknis lainnya, seperti skema pendanaan dan waktu penyerahan, serta usulan PT INKA menjadi operator Kereta Api Dakar-Bamako, yang telah dibahas secara khusus dengan Dirjen Dakar-Bamako Feroviaire (DBF) dan Dirjen Agence Nationale des Chemins de Fer (ANCF).

Mengingat proses pembuatan 10 Lokomotif Diesel Elektrik baru memakan waktu cukup lama, sekitar 18-24 bulan, dan terdapatnya urgensi pengadaan transportasi kereta untuk tahun ini, maka pemerintah Senegal juga akan menyewa 4 Lokomotif Diesel Hidraulik dari PT INKA yang diharapkan tiba sebelum akhir tahun 2018.

Menindaklanjuti hal tersebut, PT INKA akan segera menyampaikan proposal penawaran pembelian dan penyewaan lokomotif serta usulan menjadi operator tersebut secepatnya untuk dapat diproses lebih lanjut, guna memenuhi kebutuhan transportasi kereta mengangkut barang dari Dakar ke Bamako yang berjarak sekitar 1.223 km.

Dubes Mansyur menjelaskan bahwa pengadaan jalur kereta api Dakar-Bamako merupakan prioritas kebijakan nasional Senegal yang sangat mendesak, karena tingginya biaya transportasi pengiriman barang menggunakan truk.

Saat ini pengiriman barang ke Bamako dari Dakar mencapai lebih dari 4 juta ton per tahun.

​Delegasi juga melakukan kunjungan lapangan ke stasiun kereta api Dakar, Senegal untuk melihat aktivitas stasiun dan hal teknis lainnya menyangkut jalur rel kereta yang digunakan dalam rangka menjajaki peluang kerja sama sebagai operator kereta api.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Senegal Juga Pesan Kapal dari Indonesia

Sementara itu, Presiden Direktur PT PAL Indonesia, Budiman Saleh, telah mengonfirmasi bahwa Senegal akan membeli kapal tanker dan kargo seberat 18.500 ton.

Selain itu, Budi juga mengonfirmasi bahwa Senegal juga berminat membeli 2 kapal patroli ukuran 60 meter untuk mengawasi wilayah pesisirnya sepanjang 700 km.

Menteri Urusan Pengembangan Jaringan Perkeretaapian Nasional Senegal, Abdou Ndene Sall, yang mewakili Pemerintah Senegal dalam kunjungannya ke PT PAL dan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pekan lalu, menyampaikan bahwa Senegal akan membeli beberapa kapal lainnya dari PT PAL.

Pembelian itu antara lain: kapal VIP 50 penumpang untuk Presiden; kapal feri 250 penumpang untuk transportasi ke Pulau Goree; dan kapal feri cepat kapasitas 500 dan 2000 penumpang untuk transportasi ke Provinsi Ziguinchor dan wilayah sekitarnya dengan spesifikasi kelas ekonomi, bisnis dan first class.

"Saat ini kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang dari Dakar ke Ziguinchor adalah kapal dari Korea Selatan. Kami harap Indonesia dapat segera merealisasikan kerja sama ini untuk memenuhi kebutuhan transportasi laut di Senegal karena antara Indonesia dan Senegal sudah pernah ada ikatan sejarah di bidang ini," kata Menteri Sall seperti dikutip dalam rilis KBRI Senegal yang dimuat Liputan6.com, Minggu 22 April 2018.

Duta Besar Indonesia untuk Senegal, Mansyur Pangeran, mengatakan bahwa proses pembelian kapal ini sudah dimulai sejak tahun 2017 dan instansi yang menangani yaitu Conseil d’Administration du Conseil Sénégalais des Chargeurs (COSEC) pun sudah melakukan kunjungan ke PT PAL.

Dubes Mansyur menambahkan bahwa kebutuhan kapal di Senegal sangat besar. Ia menyampaikan bahwa Indonesia dan Senegal memiliki ikatan historis ketika kapal Senegal Le Joola trayek Dakar - Ziguinchor tenggelam dan digantikan oleh kapal feri Wilis yang disewa dari Indonesia (Pelni) lengkap dengan kapten kapal dan awaknya.

"Ikatan historis ini membuktikan komitmen yang tinggi dari Pemri untuk membina kerja sama dengan Senegal."

Presdir PT PAL, Budiman menyambut baik minat Senegal, dan perusahaannya akan menyampaikan proposal dengan spesifikasinya untuk mendapatkan tanggapan resmi dari Senegal.

Budiman juga menawarkan tug boat dan meminta agar Menteri Ndene Sall dapat menyampaikan kepada pihak terkait di Senegal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.