Sukses

Musim Panas, Kota di Lingkar Arktik Ini Tetap Dihujani Salju

Ini bukan pertama kalinya penduduk di Norilsk menghadapi 'tingkah laku' alam. Cuaca yang seharusnya panas, justru dingin dan salju pun turun.

Liputan6.com, Norilsk - Kehidupan tampaknya belum cukup menyulitkan bagi 175 ribu penduduk Norilsk, kota pusat pertambangan dan industri penting di Lingkar Arktik. Sekarang, Jack Frost memberi mereka ujian tiba-tiba di tengah musim panas.

Salju mulai menyelimuti kota itu pada 20 Juli, diikuti reaksi bingung oleh penduduk setempat yang memicu kegemparan online. Warga menyembunyikan kekagetan mereka menjadi kepercayaan diri.

"Dua puluh Juli di Norilsk. Inilah kejadiannya," kata suara di balik video yang diposting di platform pengunggah video.

Mengutip RBTH Indonesia, Jumat (27/7/2018), meski Norilsk terletak di atas Lingkar Arktik, salju di tengah musim panas bukanlah hal yang umum karena suhu rata-rata di sana 15 derajat Celsius dari Juni hingga Agustus, saat di mana ada matahari pada tengah malam.

 

Лето...

A post shared by Михаил Пикин (@mihail_pikin) on

Namun begitu, ini bukan pertama kalinya para penduduk Norilsk melihat hujan salju di musim panas.

Pada 15 Juni, seorang warga setempat merekam video anak-anak yang berenang di genangan raksasa di tengah tumpukan salju kotor. ang lebih aneh, baru-baru ini hujan merah turun di Norilsk dan dijuluki "hujan darah". Kota ini terkenal dengan industri logamnya, yang kemungkinan besar adalah penyebab insiden mengerikan itu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misteri Salju Oranye Selimuti Timur Eropa, Berbahaya?

Sementara itu, salju dengan sedikit warna oranye dilaporkan menyelimuti sebagian Rusia, Bulgaria, Romania dan negara-negara Eropa Timur lainnya. Misterius.

Salju aneh itu telah dilaporkan di resor ski di Krasnaya Polyana, dekat kota Rusia barat Sochi. Beberapa di antara mereka mem-postingnya di media sosial, salah satunya akun @margarita_alshina di Instagram.

 

Марсианские пейзажи, апокалипсис на горе сегодня! Я думала, что такое бывает только вблизи Африки, на Лансароте-Тенерифе или ещё где-то там, этот ветер горячий, который несёт песок из пустыни. Но в Поляне тоже произошло что-то невероятное, хотя пустыни довольно далеко. Если честно, жёлтый песок сверху мокрого снега, - зрелище необычное, но очень грустное. Сезон, и без того короткий, с каждым днём оставляет все меньше надежд на продолжение. #розахутор #песчанаябуря #желтыйснег #бурявкраснойполяне #rosakhutor #yellowsnow #sandstorm

A post shared by Margarita Alshina (@aroundsochi) on

Salju jingga dipercaya sebagai hasil dari pasir dan debu yang diaduk dan dibawa ke atmosfer dari badai di Afrika Utara, sebelum diendapkan di wilayah tersebut.

Dikutip dari The Independent pada Senin 26 Maret 2018, Steven Keates, dari Biro Meteorologi Inggris mengatakan, mengatakan fenomena salju oranye itu bukan hal langka dan sebelumnya telah dilihat di tempat lain di seluruh dunia.

"Ada banyak pasir atau debu yang terangkat berasal dari Afrika Utara dan Sahara, dari badai pasir yang telah terbentuk di padang pasir," katanya.

"Ketika pasir terangkat ke tingkat atas atmosfer, ia didistribusikan ke tempat lain.

"Melihat citra satelit dari NASA, menunjukkan banyak pasir dan debu di atmosfer yang melayang menyeberangi Laut Tengah," ucap Keates. 

Keates juga menambahkan, saat hujan atau salju, menyeret apa pun yang ada di sana, jika ada pasir di atmosfer.

Adapun partikel-partikel pasir atau debu diendapkan, tergantung pada arah angin.

Tahun lalu, matahari dan langit di atas Inggris berubah warna merah akibat Badai Ophelia yang menyeret udara tropis dan debu dari Sahara. 

Berbeda dengan salju oranye kali ini, pada tahun 2007, penduduk kota Siberia melaporkan adanya salju oranye. Tapi, berbau busuk dan berminyak saat disentuh.

Para pejabat mengatakan, salju disebabkan oleh badai di negara tetangga Kazakhstan yang telah menyapu debu dan tanah liat dan menyimpannya di wilayah Omsk.

Menurut pengawas lingkungan Rusia, bagaimanapun, salju itu mungkin hasil dari polusi kimia karena mengandung sejumlah besar besi, asam dan nitrat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.