Sukses

Pendarahan, Kondisi Mahasiswi Indonesia Korban Pemerkosaan di Belanda Kritis

Mahasiswi pertukaran asal Indonesia di Universitas Erasmus, Rotterdam, Belanda, itu kini masih dirawat intensif di rumah sakit.

Liputan6.com, Rotterdam - Seorang mahasiswi pertukaran asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Erasmus University, Belanda menjadi korban kejahatan seksual. Insiden ini terjadi pada Sabtu, 21 Juli 2018, sekitar pukul 05.30 waktu setempat.

Perempuan berusia kisaran 20 tahun itu sedang bersepeda dari Avenue Concordia di Rotterdam menuju rumahnya di Kralingen, Holland selatan, ketika seorang pria tak dikenal membuntutinya. Lelaki bertubuh gelap tersebut juga mengendarai sepeda.

Saat sampai di kediaman, korban langsung parkir dan mengunci sepeda di pinggir jalan depan rumahnya. Namun pria yang membuntutinya itu menyerang dan menyekapnya secara tiba-tiba.

Mahasiswi itu langsung diseret ke dalam rumah dan diperkosa. Tak hanya itu, sebelum diperkosa, pelaku yang mengenakan jaket hoodie juga mencekiknya dengan rantai sepeda.

Korban mengaku sempat pingsan ketika kejadian nahas itu terjadi. Saat tersadar, dia mendapati dirinya mengalami pendarahan hebat dan langsung mencoba mencari bantuan kepada orang-orang yang berjalan di sekitar rumahnya. Demikian seperti dikutip dari media lokal, Rijnmond, Senin (23/7/2018).

Orang-orang yang menolongnya langsung melarikan mahasiswi Indonesia tersebut ke rumah sakit terdekat. Saat ini ia masih dirawat di ICU dan kondisinya dilaporkan masih kritis sehingga belum bisa dimintai keterangan oleh media. 

Sejauh ini dilaporkan kondisinya belum stabil dan masih lemah.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anjing Pelacak hingga Helikopter

Sementara itu, seperti melansir nos.nl, polisi Rotterdam membuat permohonan bantuan kepada publik terkait kasus ini. Mereka juga menelusuri jalanan yang dilalui mahasiswi tersebut. Dua puluh detektif dikerahkan, termasuk anjing pelacak, ahli forensik, dan helikopter.

Tim penyidik juga mengamankan kamera pengawas yang dipasang di rumah korban. Dari situ, mereka menduga pelakunya adalah pria berusia sekitar 20 tahun, bertubuh gelap, mengenakan jaket hoodie berwarna gelap, dan mengayuh sepeda yang berwarna gelap pula.

"Bantuan dalam penyelidikan ini benar-benar disambut baik (oleh masyarakat setempat)," kata juru bicara polisi Roland Ekkers.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.