Sukses

Staf Diselidiki soal Pemukulan Demonstran, Presiden Prancis Didesak Atur Ulang Pemerintahan

Akibat salah seorang bawahannya ketahuan melakukan kekerasan publik, Presiden Prancis Emmanuel Macron didesak atur ulang pemerintahan.

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan penyelidikan terhadap salah seorang anggota tim pemerintahannya yang kini dipecat. Pemecatan itu terkait video viral tentang aksi pemukulan terhadap demonstran pada aksi protes Hari Buruh Internasional, Mei lalu.

Di tengah tekanan publik, Presiden Macron mengumpulkan beberapa menteri untuk duduk bersama membahas isu terkait pada Minggu, 22 Juli 2018.

Dalam video yang beredar, Alexandre Benalla (26), yang merupakan pengawal top Macron, terlihat menyeret seorang wanita dan lalu memukul seorang pria selama protes May Day di Paris.

Dikutip dari BBC, Senin (23/7/2018), Benalla dituduh melakukan kekerasan pada kelompok pengunjuk rasa, dan terbukti secara ilegal mengenakan lencana polisi. Ia resmi dipecat dari pemerintahan Prancis pada Jumat, 20 Juli 2018.

Seorang pejabat mengatakan, Presiden Macron telah menggambarkan insiden itu sebagai hal yang "tidak dapat diterima", dan berjanji tidak akan ada kekebalan hukum.

Selain itu, menurut seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, pejabat senior pemerintahan Alexis Kohler disebut akan mengusulkan reorganisasi di kantor pribadi Presiden Macron, guna mencegah insiden terkait terulang.

Muncul laporan bahwa pihak kepresidenan Prancis telah mengetahui insiden itu untuk beberapa waktu, dan mencoba menutupinya.

Tiga polisi juga didakwa sehubungan dengan insiden itu. Mereka diperiksa pada Sabtu, 21 Juli 2018, karena diduga memanipulasi bocoran rekaman keamanan untuk membuktikan ketidakbersalahan Benalla.

Vincent Crase, anggota Partai La République en Marche, partai asal Presiden Macron, juga tengah diselidiki pihak kepolisian setelah kedapatan muncul di dalam video terkait.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenapa Polisi Tidak Turun Tangan?

Kemarahan publik telah dipicu oleh rekaman tambahan, yang menunjukkan beberapa petugas polisi menyaksikan insiden itu tanpa sedikit pun turun tangan.

Menteri Dalam Negeri Gérard Collomb diperkirakan akan ditanyai tentang masalah di parlemen pada Senin ini.

Video itu diunggah di media sosial pada bulan Mei, tetapi kasus ini menjadi skandal politik setelah surat kabar Le Monde mengungkapkan bahwa penyerang yang terekam adalah Alexandre Benalla.

Sebagai mantan pengawal Presiden Macron, Benalla dipekerjakan sebagai pembantu kepala staf presiden setelah pemilihan tahun lalu.

Dia kemudian diberikan apartemen di sebuah distrik di dekat pusat Kota Paris, serta sebuah mobil yang dikemudikan sopir, kata media Prancis.

Dia juga memiliki akses keamanan tertinggi ke parlemen.

Pada Mei, beberapa hari setelah insiden itu, dia diskors selama dua minggu tetapi tidak ada yang dilaporkan kepada jaksa.

3 dari 3 halaman

Menyerang Pengunjuk Rasa

Insiden tersebut terjadi di tempat wisata populer di Latin Quarter Paris, di mana kala itu dipenuhi oleh sekitar 100 orang yang mengadakan aksi protes May Day.

Video asli menunjukkan seorang pria mengenakan helm polisi, tetapi tidak berseragam, bergabung dengan polisi anti kerusuhan CRS setelah bentrokan meletus.

Dia menarik leher seorang wanita, dan menyeretnya ke jalan, sebelum keduanya menghilang dari kamera.

Tak lama kemudian ia kembali ke tempat kejadian, menyerang seorang pengunjuk rasa laki-laki yang telah ditarik oleh polisi, sebelum ditinggalkan sendirian terjatuh di aspal.

Laki-laki di helm itu juga terlihat menarik leher seorang pengunjuk rasa lainnya, dan memukul kepala serta hampir menginjak perut korban ketika jatuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.