Sukses

Dana Pensiun Menunggak, Lansia Blokir Jalan di Venezuela

Ratusan lansia memblokade jalanan di Venezuela karena uang pensiunan mereka tak dibayarkan oleh pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi perekonomian di Venezuela semakin lama semakin menurun. Berdasarkan data IMF, Venezuela saat ini tengah menghadapi krisis ekonomi yang meyebabkan inflasi negara meroket hingga 14.000 persen.

Buruknya kondisi ekonomi negara membawa perubahan drastis bagi masyarakat. Bahkan, para lansia yang semestinya menikmati masa tua juga harus menanggung dampak buruk ini. Hal inilah yang mendorong para lanjut usia (lansia) melakukan demonstrasi.

Sekitar 200 lansia memblokir jalan di Urdaneta Avenue yang berdekatan dengan Istana Kepresidenan. Mereka menuntut pembayaran tunjungan pensiun.

"Kami para lansia melakukan protes karena kami membutuhkan uang pensiun. Kami butuh makan, banyak orang kelaparan di Venezuela," kata salah satu demonstran, seperti dikutip dari Merdeka.com, Kamis (19/7/2018).

"Presiden menjanjikan kami USD 33 (Rp 475 ribu) tetapi tidak membayarkannya. Mereka hanya memberi kami USD 16 (Rp 230 ribu) yang bahkan tidak cukup untuk membeli setengah kotak telur (15 buah)," ungkap demonstran lain.

Para lansia ini juga menuntut agar dana pensiun dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Sebab mereka tidak bisa berbelanja menggunakan kartu debit setiap saat.

"Jika kami harus membayar dengan kartu, maka lama-lama kami kerampokan. Sebab harga barang yang tadinya 10.000 bolivars (Rp 1.202) bisa jadi 40.000 bolivars (Rp 4.811) jika dibayarkan dengan kartu," keluh seorang lansia bernama Octo.

Meski ada pilihan lain yakni menarik uang tunai di bank-bank yang ada di Venezuela, namun hal itu juga memberatkan bagi para lansia. Octo bahkan harus bangun pukul 3 pagi jika ingin mengambil uang di bank karena harus mengantre.

"Kami harus secara berkali pergi ke bank, tetapi kebanyakan dari kami tidak bisa melakukannya karena ada yang sakit," ungkapnya.

Mereka pun menuntut agar Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertanggung jawab atas kondisi mengenaskan ini.

"Pak Presiden ini waktunya bagi Anda untuk bertanggung jawab," tuntutnya.

 

Sumber: Merdeka.com

Reporter: Ira Astiana

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.