Sukses

Donald Trump: 3 Kombinasi Warna Ini Sempurna untuk Pesawat Kenegaraan AS

Presiden AS Donald Trump berencana mengubah warna cat pesawat kepresidenan dengan perpaduan tiga warna ini.

Liputan6.com, Washington DC - Dalam sebuah wawancara terbaru dengan stasiun televis CBS, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa ia ingin agar pesawat kepresidenan Air Force One, dicat ulang dengan tiga kombinasi warna --yang disebutnya-- kebanggaan Negeri Paman Sam, yakni merah, putih, dan biru.

"Air Forrce One akan menjadi luar biasa. Terbaik di kelasnya dan juga di dunia, di mana hal itu akan direpresentasikan dengan baik oleh warna merah, putih dan biru. Menurut saya, ini (kombinasi) sempurna," ujar Presiden Trump.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (19/7/2018), Donald Trump sempat dikabarkan akan membuang warna biru telur asin yang khas pada Air Force One, karena hal itu dinilainya subyektif terhadap satu sosok.

Publik menduga Jackie Kennedy, istri mendiang Presiden John F. Kennedy, adalah "sosok subyektif" yang dimaksud Donald Trump, karena jika dilihat dari sejarah, warna biru telur asin memang dipilih oleh sang ibu negara tersebut.

Adapun pesawat Air Force One yang baru, dikabarkan kembali diproduksi oleh Boeing, dan akan siap terbang selambat-lambatnya pada 2024 mendatang.

Namun, perlu diketahui bahwa julukan Air Force One tidak merujuk pada satu unit pesawat, melainkan beberapa armada terbang AS yang tidak disebutkan jumlah pastinya.

Menurut Departemen Pertahanan AS, armada terbaru Air Force One nantinya akan menggantikan pesawat yang digunakaan saat ini, di mana pertama kali mengudara pada 1987 silam. Kala itu, Presiden Ronald Reagan memilih untuk tetap mempertahankan desain eksterior yang digunakan sejak pemerintahan memdiang John F. Kennedy.

Sejauh ini, Air Force One adalah satu-satunya fasilitas kepresidenan AS yang tidak pernah mengalami perubahan sejak pertama kali dirancang atas panduan Jackie Kennedy pada 1962 silam.

Padahal fasilitas vital lainnya kerap mengalami peningkatan dalam beberapa tahun sekali, baik dari segi model maupun tingkat keamanannya. Hal ini terlihat jelas pada desain mobil kepresidenan dan Kantor Oval, yang terkadang dirancang mengikuti perubahan zaman dan kepribadian presiden di masa terkait.

Mengenai kabar peremajaan Air Force One, pihak Gedung Putih mengatakan bahwa beberapa perintah penyesuaian telah ditandatangani oleh Donald Trump, meski tidak disebut rinciannya. 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Jackie Kennedy

Ditilik dari sejarahnya, ketika proses peremajaan pesawat kepresidenan AS pada 1962 silam, pemerintah kala itu melansir desain khas militer dengan merah dan oranye sebagai perpaduan warna utamanya.

Namun, menurut catatan New England Historical Society, desain tersebut mendapat kritik tajam dari Raymond Loewy, seorang perancang teknik industri asal Prancis, yang terkenal telah menciptakan desain untuk berbagai merek kenamaan dunia, seperti misalnay Coca Cola dan rokok Lucky Strikes.

Loewy menyebut desain Air Force One sebagai sesuatu yang amatir dan ketinggalan zaman.

Mendengar kritik tersebut, ibu negara Jackie Kennedy segera mengatakan kepada suaminya untuk menyewa jasa Loewy, karena menurutnya, kritik yang disampaikan bisa jadi benar adanya.

Sang ibu negara membawa kebiasaannya berpenampilan modis pada tukar pendapat dengan Loewy. Ia menginginkan pesawat kepresidenan bisa memberi kesan pertama yang baik terhadap Presiden JFK dan AS di mata negara asing.

Pasangan Kennedy menginginkan nomenklatur yang lebih sedikit pada rancangan Air Force One, termasuk mengganti penyematan nama "Angkatan Udara" di badan pesawat dengan tulisan "Amerika Serikat".

"Dia (JFK) juga menambahkan segel kepresidenan dekat hidung pesawat, dan bendera AS pada ekor. Untuk memilih jenis huruf terbaik, Loewy mencari dokumen historis nasional untuk inspirasi, dan melihat tipografi Deklarasi Kemerdekaan asli, sebagai model yang sempurna," tulis salah seorang kurator pada New England Historical Society.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.