Sukses

Dokter Bumbum, Ahli Pembesaran Bokong Jadi Buron Polisi Brasil

Dokter bedah plastik spesialis pembesar bokong di Brasil ini kabur setelah seorang pasiennya meninggal dunia.

Liputan6.com, Brasilia - Seorang ahli bedah plastik di Brasil dinyatakan buron setelah seorang pasiennya tewas usai suntik botox di bokong.

Dokter yang dikenal dengan nama dr. Bumbum tersebut dituduh melakukan malapraktek pada seorang wanita berusia 46 tahun. Dia meninggal beberapa jam setelah menerima suntikan untuk memperbesar bokongnya.

Korban diketahui bernama Lilian Calixto, manajer bank HSBC yang rela menempuh jarak 1.997 km dari Cuiaba, Brasil tengah, ke apartemen dokter bernama asli Denis Furtado yang berada di Distrik Barra da Tijuca, Rio de Jeneiro, pada Sabtu malam.

Dr. Bumbum rutin tampil di acara televisi di Brasil untuk menjadi narasumber dalam sejumlah program kecantikan. Ia mengaku telah melakukan lebih dari 8.000 operasi pembesaran bokong, beberapa di antaranya adalah figur publik dan artis.

Saat tiba di kediaman dr. Bumbum, Calixto diyakini telah memesan akrilik PMMA untuk disuntikkan ke daerah bokongnya agar terlihat lebih berisi dan bulat. Ibu dua anak ini juga melakukan implan hormon untuk mengobati gejala menopause yang dideritanya.

Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (18/7/2018).

Namun takdir berkata lain. Setelah menerima suntikan pada pukul 22.00 waktu Brasil, dia dilaporkan jatuh sakit dan mulai mengalami sesak napas. Kondisinya pun kian memburuk. Mengetahui ada yang tak beres di tubuh pasiennya, Furtado melarikannya ke rumah sakit Barra D'Or.

Di sana, Calixto langsung dibawa ke ruang ICU dan mendapat perawatan medis segera sekitar pukul 23.00, tetapi kondisinya semakin parah. Dia bahkan tidak responsif terhadap alat-alat pendukung kehidupan.

Seluruh tim dokter yang menangani telah berupaya keras untuk menolong wanita cantik itu, akan tetapi Tuhan berkehendak lain. Nyawa Calixto tak bisa diselamatkan. Dia mengembuskan napas terakhir pada Minggu dini hari sekitar pukul 01.00.

Menurut sumber di rumah sakit, Furtado secara tidak sengaja menyuntikkan produk ke salah satu arteri Calixto, sehingga tercipta gumpalan darah yang pecah di jantungnya.

Polisi telah menangkap perawat yang membantu dalam prosedur bedah plastik itu, juga kekasih Furtado. Akan tetapi ketika itu, dokter fenomenal tersebut berhasil kabur. Ia dinyatakan buron setelah hakim setempat mengeluarkan surat perintah penangkapannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Keluarga

Suami Calixto, Osmar Jamberci, mengatakan kepada surat kabar lokal, Extra, bahwa sebelum meninggal istrinya sempat berpamitan padanya, keluarga dan teman-temannya bahwa dia akan pergi ke Rio de Jeneiro untuk melakukan implan hormon. Namun tidak menjelaskan kalau dia bakal suntik botox di bokongnya.

"Dia pergi pada Sabtu malam dan berjanji akan kembali malam itu. Dia juga menyampaikan kepadaku dan anak-anak bahwa dia akan melakukan implan karena menopause," papar Jamberci.

Jamberci dan Calixto telah menikah selama 20 tahun dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan berusia 13 tahun. Calixto juga memiliki seorang putra berusia 23 tahun dari pernikahan sebelumnya.

"Tiba-tiba pada hari Minggu jam 08.30 pagi, dokter ini menelepon saya dan memberi tahu bahwa istriku mengalami komplikasi. Setelah itu ia meninggal," imbuh Jamberci.

Anak tiri Calixto, Alessandro Jambert, mengatakan kepada Extra bahwa dia adalah satu-satunya yang tahu tentang operasi plastik yang dijalankan oleh ibunya. Calixto telah memilih untuk melakukan prosedur trsebut dengan Furtado 'atas rekomendasi seorang teman'.

"Teman-temannya melakukan hal serupa, menyukai hasilnya dan merekomendasikannya. Ia adalah seorang dokter yang sangat terkenal dan ia berpraktik di apartemen pribadinya," ungkap Jambert. '

Seorang teman, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan, "Calixto adalah sosok yang sangat teliti dan sangat berhati-hati. Dia tidak akan melakukan apa-apa tanpa pertimbangan. Kami percaya dia telah tertipu."

Dan malam hari usai kematian Calixto, kakak iparnya, Shirlei Jamberce, mem-posting status di Facebook mengenai kebobrokan dr. Bumbum.

"Untuk teman-teman saya yang mengenalnya .. saudara ipar saya Lilian Calixto adalah korban dari orang yang tidak manusiawi ini ... ia menjadi buronan polisi ... dan saudara laki-laki beserta keponakan saya amat terpukul atas kehilangan ini."

"Orang ini DR DENIS FURTADO telah memblokir semua akun media sosialnya, karena tentu saja kesombongannya akan menuai komentar negatif, karena ia memiliki lebih dari 670.000 pengikut. Bagikan ... setidaknya sebelum jatuh satu 'korban' lagi."

Dewan Kesehatan Regional Rio de Janeiro (Cremerj) mengatakan mereka telah membuka penyelidikan atas insiden itu pada hari Selasa, 17 Juli 2018. Investigasi juga sedang dilakukan oleh divisi polisi sipil ke-16 kota itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.