Sukses

Menlu RI-Brunei Darussalam Akan Bertemu, Bahas Investasi hingga TKI

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan menerima kunjungan kerja Second Minister of Foreign Affairs & Trade Brunei Darussalam Erywan Yusof di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan menerima kunjungan kerja Second Minister of Foreign Affairs & Trade Brunei Darussalam Erywan Yusof di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018.

Kedua menteri akan berdialog dalam koridor Joint Council for Bilateral Cooperation Indonesia-Brunei Darussalam untuk membahas beragam isu, meliputi ekonomi (mencakup perdagangan dan investasi), TKI di Brunei, dan kepariwisataan.

Lawatan itu juga akan menindaklanjuti hasil pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah pada Mei 2018 lalu.

Kementerian Luar Negeri RI juga menilai bahwa pertemuan kedua menteri akan menjadi kesempatan penting bagi Indonesia untuk mendongkrak penguatan ekonomi bagi kedua negara.

Hal itu disebabkan oleh rencana Brunei yang hendak melakukan diversifikasi ekonomi guna keluar dari ketergantungan pendapatan pada sektor perminyakan, dan mulai berencana untuk menggalakkan investasi ke luar negeri pada sektor non-minyak.

"Kita mencatat bahwa Brunei mulai berpikir diversifikasi dan mencari pertumbuhan ekonomi pada sektor lain, terutama investasi asing," kata Direktur Asia Tenggara Kemenlu RI, Denny Abdi di Jakarta, Rabu (18/7/2018).

"Di sisi lain, Indonesia punya daya tarik dan pasar yang besar bagi investor Brunei. Oleh karenanya hal itu akan dibahas oleh kedua menteri," lanjutnya.

Denny menambahkan, Menteri Erywan akan membawa sejumlah delegasi bisnis dari Brunei Darussalam untuk bertemu dengan mitra dari Indonesia.

"Pertemuan bisnis itu juga menjadi salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh kedua negara," kata Denny.

Direktur Asia Tenggara Kemenlu RI itu juga menggarisbawahi ketertarikan aktor bisnis Brunei untuk berinvestasi di sektor pariwisata, termasuk proyek Ten New Bali (10 Bali Baru) yang digagas oleh Presiden Jokowi --yang mana ia hendak mendiversifikasi destinasi turisme populer Indonesia pada wilayah lain selain Pulau Dewata.

"Industri pariwisata bisa jadi kekuatan ekonomi tersendiri bagi Indonesia dan Brunei," tambah Denny.

Isu TKI di Brunei Darussalam

Denny Abdi juga menggarisbawahi bahwa isu TKI di Brunei Darussalam juga akan dibahas oleh kedua menteri.

"TKI kita di Brunei mencapai lebih dari 80.000 --20 persen dari total populasi Brunei-- dan sebagian besar di antaranya adalah pekerja profesional ... Oleh karenanya, isu TKI akan menjadi perhatian tinggi bagi kedua menteri," kata Denny.

 

Simak pula video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Brunei Tertarik Beli Senjata Produksi Indonesia

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah telah menggelar pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor pada 3 Mei 2018.

Dari sejumlah isu yang dibahas oleh Jokowi dan Sultan Brunei, keduanya sepakat meningkatkan kerja sama di bidang investasi dan perdagangan. Khusus investasi, rencananya akan difokuskan pada bidang perikanan, pertanian, perkapalan, dan pelabuhan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada 3 Mei 2018 mengatakan, dalam pertemuan antara kedua pemimpin, turut disinggung soal keberadaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Brunei yang mencapai 80 ribu orang. Sultan Hassanal Bolkiah kemudian mengucapkan terima kasih kepada Jokowi karena keberadaan TKI dapat memberikan kontribusi besar bagi Brunei.

"Presiden juga menitipkan kembali keberadaan para WNI kita yang berada di sana dan Sultan mengatakan sudah merupakan komitmen bagi Sultan untuk memperhatikan keamanan, kesehajahteraan mereka yang ada di Brunei Darussalam," paparnya.

Retno menambahkan, Hassanal Bolkiah juga menyampaikan kepada Jokowi bahwa mereka tertarik untuk membeli alutsista yang diproduksi Indonesia.

"Ada ketertarikan dari Brunei untuk membeli kendaraan tempur dari Indonesia dan juga persenjataan produksi PT Pindad," jelas Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis 3 Mei 2018.

Menurut Retno, Hassanal Bolkiah juga ingin melihat langsung alutsista Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.