Sukses

3 Momen Unik Presiden Prancis, Kroasia dan Rusia pada Final Piala Dunia 2018

Berikut, 3 momen unik Presiden Prancis, Kroasia, dan Rusia yang tertangkap kamera pada final Piala Dunia 2018.

Liputan6.com, Moskow - Kemarin malam (15/7), jutaan pasang mata warga dunia tertuju ke Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, tempat perhelatan partai final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Prancis kontra Kroasia.

Pada akhir pertandingan, Les Blues dinobatkan sebagai 'raja sepak bola dunia' setelah sukses mengalahkan Kroasia dengan skor meyakinkan, 4-2.

Tak hanya masyarakat biasa, mata para pemimpin negara tim nasional yang bertanding dan tuan rumah turut tertuju pada jalannya laga.

Bahkan, sudah menjadi tradisi pada setiap laga penting Piala Dunia di mana para presiden, raja, atau perdana menteri dari tim nasional yang berkompetisi, hadir langsung di stadion pertandingan -- apalagi pada laga puncak.

Tak terkecuali bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic, dan Presiden Rusia Vladimir Putin selaku tuan rumah. Mereka, bersama Presiden FIFA Gianni Infantino, duduk di kursi VIP Stadion Luzhniki dari awal hingga pengujung acara.

Ketiganya pun ikut terbawa situasi dan kondisi pada partai final yang penuh drama, rasa bahagia dari pemenang, dan haru dari tim yang kalah.

Berikut, 3 momen unik Presiden Prancis, Kroasia, dan Rusia yang tertangkap kamera pada final Piala Dunia 2018, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (16/7/2018).

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pose Selebrasi Presiden Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron tak bisa menahan kegembiraan dan kebanggannya yang meluap-meluap terhadap Les Blues.

Di tengah pertandingan, ketika regulasi 90 menit kian menipis dan kemenangan Prancis jelas di depan mata, Macron -- yang duduk di tribun VIP Stadion Luzhniki -- terlihat melampiaskan kegembiraannya dengan mengepalkan kedua tinjunya ke udara berkali-kali sambil berdiri.

Tampak dari raut wajahnya saat itu, Macron jelas bersorak-sorai.

Di lapangan, pada akhir pertandingan, Macron terlihat melampiaskan kebahagiaan itu dengan merangkul para pemain Prancis, termasuk rookie  (pemain muda) 19 tahun Kylian Mbappe yang mencetak gol keempat bagi Les Blues.

Bahkan, ketika hujan deras mengguyur Luzhniki saat seremoni penyerahan medali dan trofi, Macron tak peduli bajunya yang basah kuyup -- menunjukkan bahwa kegembiraannya tak dapat dibendung oleh cuaca buruk sekalipun.

Kegembiraan berlanjut di ruang ganti. Sejumlah unggahan di media sosial menunjukkan Presiden Macron melakukan pose dab bersama Paul Pogba dan Benjamin Mendy.

Kegembiraan yang ditunjukkan oleh Macron pada final Piala Dunia diprediksi mampu mendongkrak polling tingkat persetujuan publik atas pemerintahan kepresidenannya yang belakangan tengah menurun.

Fenomena itu populer disebut dengan nama 'World Cup Effect' dan pernah terjadi pada masa kepresidenan Jacques Chirac pada 1998, tahun yang sama ketika Prancis memenangi Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Kala itu, tingkat persetujuan publik Presiden Chirac yang sempat menurun, meningkat signifikan sebesar 18 persen -- secara tidak langsung disebabkan oleh animo positif kemenangan Prancis pada Piala Dunia 1998.

Peringkat polling persetujuan publik terhadap Macron telah menurun tajam selama beberapa bulan terakhir sejak dirinya menjabat sebagai presiden pertengahan 2017 lalu. Tapi sekarang kemenangan di Piala Dunia bisa sangat membantu dia membalikkan nasib.

3 dari 4 halaman

2. Pelukan Presiden Kolinda

Kalah terhormat adalah istilah yang semarak digaungkan oleh masyarakat global terhadap tim nasional Kroasia.

Mengapa tidak, meski kalah dari Prancis dengan skor meyakinkan 4-2, gaya bermain Luka Modric Cs yang pantang menyerah, di samping sepak terjang mereka sepanjang kompetisi yang amat menakjubkan, mendapat apresiasi luas dari dunia.

Kendati demikian bagi para pemain Kroasia, kalah tetaplah kalah, terlepas dari sepak terjang mereka yang menakjubkan pada sepanjang kompetisi. Mereka tahu betul bagaimana rasanya menelan pil pahit kekalahan.

Sebagai pemimpin negara yang hadir pada momen tersebut, Presiden Kroasia Grabar-Kitarovic tampak memeluk pemainnya satu-satu -- sebagai bentuk apresiasi sekaligus melipur lara Luka Modric Cs -- pada saat seremoni penyerahan medali runner-up.

Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovic memeluk Kapten timnas Kroasia, Luka Modric pada akhir laga final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7). Kroasia harus puas menjadi runner-up seusai kalah 2-4 melawan Prancis. (AP/Martin Meissner)

Presiden Kolinda juga tampak menangis terharu saat Luka Modric mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2018.

Kolinda Grabar-Kitarovic telah menjadi salah satu fan setia Kroasia. Ia hadir dan tak segan-segan menunjukkan langsung dukungannya kepada Kroasia di sejumlah partai pamungkas.

Sejumlah pihak menilai, kehadiran Presiden Kolinda pada pentas olahraga akbar tersebut memiliki peran penting sebagai penyubur kesadaran kolektif bangsa Kroasia yang baru lahir -- setelah memisahkan dan memerdekakan diri dari Yugoslavia pada 1991 dan masuk menjadi anggota FIFA pada 1992 -- serta meningkatkan kepercayaan warga pada semangat nasionalis yang baru ditemukan.

4 dari 4 halaman

3. Meski Hujan, Presiden Putin Tetap Kering

Ada penampakan tak biasa yang terlihat saat seremoni penyerahan trofi Piala Dunia berlangsung. Di saat para pemimpin dunia, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic basah-kuyup di podium, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap berada dengan kondisi pakaian kering.

Sebab, terlihat seorang petugas berjas rapi memayungi Presiden Rusia tersebut. Meski demikian, Macron dan Kolinda tampaknya tidak terlalu keberatan ketika pakaian mereka basah kuyup.

Kabar yang tersiar, pihak FIFA sengaja mengeluarkan payung tetapi hanya diperuntukkan pada Putin saja. Sejumlah pramugari yang notabennya adalah perempuan saja rela basah-bahasan.

Akibat penampakan tak biasa itu, banyak jurnalis internasional yang 'mengerutkan alis' via media sosial. Berikut sejumlah contohnya:

"Putin outsmarts other world leaders yet again by bringing an umbrella to a torrential downpour, while leaving Macron and Grabar-Kitarovic to soak," kata Max Seddon, jurnalis Financial Times.

"Macron taking the rain pouring on his head while Putin shelters under a brolly is the most Centrist Dad thing ever," kata Jane Merrick, jurnalis The Independent UK.

"Preview of tomorrow’s summit. Putin has an umbrella attendant, while Macron is fully exposed to the Moscow rain - getting soaked," tulis John Roberts, jurnalis Fox.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.