Sukses

Kopilot Mengisap Vape, Pesawat Air China Mendadak Anjlok 6.500 Meter

Pesawat Air China yang terbang dari Hong Kong ke Dalian pada Selasa 10 Juli 2018 mendadak anjlok lebih dari 6.500 meter. Penyebabnya sudah terkuak.

Liputan6.com, Beijing - Pesawat Air China yang terbang dari Hong Kong ke Dalian pada Selasa 10 Juli 2018 mendadak anjlok lebih dari 6.500 meter dari ketinggian sebelumnya.

Masker oksigen pun dilepaskan, para penumpang diperintahkan mengenakan sabuk pengaman.

Belakangan diketahui, penyebabnya adalah ulah kopilot. Ia mengisap rokok elektrik atau vape di dalam kokpit dan berupaya menghilangkan jejaknya. Namun, ia menekan tombol yang salah.

Hasil penyelidikan awal yang dilakukan otoritas penerbangan sipil China menunjukkan, tanpa sepengetahuan kapten penerbang, kopilot awalnya mencoba mematikan sebuah kipas angin agar asap dari rokok elektrik tak mencapai kabin penumpang.

Namun, alih-alih kipas angin, ia justru mematikan unit pendingin udara. Tindakannya itu menyebabkan kadar oksigen turun. Pesawat pun sempat terjun bebas.

Seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (14/7/2018), petugas keamanan penerbangan sipil, Qiao Yibin mengatakan, awak pesawat kemudian menerapkan tindakan darurat, dengan menjatuhkan masker oksigen dari atas tempat duduk penumpang, hingga mereka mengatasi masalah yang sedang terjadi.

Saat pesawat kehilangan tekanan kabin, pilot harus menurunkan ketinggian pesawat untuk memastikan keselamatan awak dan penumpang.

Pesawat Air China yang terbang dari Hong Kong ke Dalian pada Selasa 10 Juli 2018 mendadak anjlok lebih dari 6.500 meter. (Weibo)

Ketika mengetahui bahwa penyebabnya adalah perangkat pendingin udara yang dimatikan, para awak kemudian mengaktifkannya kembali. Pesawat pun kembali ke ketinggian normal.

Pihak berwenang di China dilaporkan masih menyelidiki penyebab insiden tersebut secara rinci, dengan menelaah instrumen perekam data penerbangan (flight data recorder) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder) untuk menentukan apa persisnya penyebab insiden tersebut.

Sementara itu, maskapai Air China menjanjikan, tak akan ada toleransi bagi awak pesawat yang melanggar aturan. Demikian disampaikan dalam situs mikroblogging serupa Twitter, Weibo.

Menurut aturan penerbangan yang diterapkan di China, seluruh awak pesawat dilarang keras merokok. Larangan penggunaan rokok elektrik atau vape untuk penumpang selama penerbangan juga diterapkan pada 2006.

Namun, ada sejumlah aturan yang menuding pilot melanggar aturan, dengan merokok selama penerbangan.

Pada 2015, misalnya, radio milik pemerintah mewawancarai penumpang penerbangan dari Hong Kong ke Beijing yang mengklaim mencium aroma kuat asap rokok datang dari kokpit pesawat.

 

Saksikan video menarik tentang pesawat berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesawat Putar Balik karena Jendela Retak

Sebelumnya, penerbangan maskapai Capital Airlines dari China ke Vietnam terpaksa berbalik arah setelah terdeteksi ada retakan muncul di jendela pesawat.

"Penerbangan JD421 dari kota Hangzhou di China timur ke Nha Trang di Vietnam kembali satu jam setelah mengudara pada Selasa 29 Mei sore," demikian laporan kantor berita resmi Xinhua yang dikutip Rabu (30/5/2018).

Pihak Capital Airlines mengatakan retakan muncul di jendela pesawat tetapi bukan di kaca depan seperti yang diklaim oleh beberapa penumpang.

Sebuah video kemudian beredar di media sosial Tiongkok, menunjukkan seorang staf Capital Airlines mengatakan kepada para penumpang bahwa ada retakan di kaca depan.

Menurut situs pelacakan pesawat Flightradar24, pesawat Capital Airlines adalah jenis Airbus A321.

Capital Airlines berbasis di Beijing, anak perusahaan dari grup konglomerat China HNA, dan Airbus belum berkomentar.

Awal bulan ini, penerbangan Sichuan Airlines juga melakukan pendaratan darurat setelah jendela kokpit meledak. Lalu tak lama kemudian sebuah pesawat Southwest Airlines juga mendarat darurat karena kaca jendela retak saat mengudara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.