Sukses

Seorang anak down syndrome Abdel Rahman melayani pelanggan di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Seorang anak down syndrome Abdel Rahman melayani pelanggan di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Seorang anak down syndrome menyiapkan minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus, Suriah (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Seorang anak down syndrome menyiapkan minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus, Suriah (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Seorang anak down syndrome Abdel Rahman bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Sejumlah anak down syndrome Abdel Rahman foto bersama selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
1/8

Sejumlah anak down syndrome Abdel Rahman foto bersama selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

Selengkapnya
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman melayani pelanggan di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Seorang anak down syndrome menyiapkan minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus, Suriah (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Dua anak down syndrome Abdel Rahman saat bekerja di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Seorang anak down syndrome Abdel Rahman membawa minuman di kedai kopi Sucet selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)
Sejumlah anak down syndrome Abdel Rahman foto bersama selama festival "Sham gather us" di Damascus (11/7). Enam belas anak laki-laki dan perempuan down syndrome bekerja di Cafe Sucet melayani pelanggan. (AFP Photo/Louai Beshara)

FOTO: Semangat Anak-Anak Down Syndrome Jadi Pelayan Kafe di Suriah

Enam belas anak laki-laki dan perempuan dengan sindrom Down bekerja di Cafe Sucet untuk melayani pelanggan.
Editor:
Johan Fatzry
Photographer:
Liputan6dotcom

Foto Terkini

Seorang penyelidik Kepolisian Ukraina memeriksa puing-puing di tower atau menara Televisi (TV) Kharkiv, setelah para pejabat melaporkan serangan Rusia terhadap menara tersebut, di pinggiran Kharkiv, Senin (22/4/2024). (SERGEY BOBOK / AFP)7
Global
Menara Televisi Kharkiv Runtuh Dirudal Rusia
Serangan terbaru dari serangkaian serangan rudal Rusia di kota Kharkiv, Ukraina timur, menghancurkan tower atau menara TV lokal setinggi 245 meter menjadi dua, sehingga mengganggu sinyal televisi.
Para pemain Inter Milan melakukan selebrasi usai mengunci gelar juara Liga Italia 2023/2024 mengalahkan AC Milan di Stadion San Siro, Selasa (23/4/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Luca Bruno)7
Bola
Senyum Semringah Inter Milan Juara Liga Italia
Kemenangan atas sang rival sekota sudah cukup buat Inter Milan memastikan scudetto atau juara Liga Italia 2023/2024. Meski masih menyisakan lima laga, perolehan poin mereka tak akan bisa dikejar oleh para pesaingnya.
Wajah cantik Putri Isnari di hari bahagianya ini dipoles oleh MUA Adela Angra. Ini adalah potret Putri ketika proses makeup. Meski belum sempurna, namun aura Putri Isnari sudah terpancar bahkan wajahnya sangat berbeda. Tampil memukau di hari pernikahannya, tak sedikit netizen yang memuji penampilan dan tema resepsi pernikahan penyanyi kelahiran 2004 ini. (Liputan6.com/IG/@adelahaddad17)4
Hot
Detail Makeup Resepsi Pernikahan Putri Isnari, Bikin Pangling Bak Ratu Bollywood
Putri Isnari resmi menikah dengan pujaan hatinya bernama Abdul Aziz pada Sabtu (20/4/2024). Jebolan ajang pencarian bakat Dangdut Academy ini menikah di usia 20 tahun. Akad nikah digelar pada pagi harinya, sementara resepsi pernikahan mewah ala Bollywood digelar malam harinya. Putri Isnari bikin pangling berpenampilan ala ratu India lengkap dengan aksesorinya.
Sebuah tanda bertuliskan bahwa restoran tersebut tidak akan menyediakan peralatan makan plastik sekali pakai kepada pelanggan di Hong Kong, Senin (22/4/2024). (Peter PARKS / AFP)6
Global
Hari Bumi, Hong Kong Mulai Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Hong Kong melarang penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai mulai 22 April, saat Hari Bumi dirayakan setiap tahunnya. Itu berarti tidak akan ada lagi peralatan makan plastik yang dijual atau diberikan di restoran - baik untuk makan di tempat maupun dibawa pulang - di kota yang mengirimkan sekitar 865.000 ton sampah plastik ke tempat pembuangan sampah pada tahun 2022.
Dari kiri ke kanan, Gregorius Adi Trianto (EVP Komunikasi Korporat dan TJSL PT. PLN Persero), Eva Stephanie Kurnia (Senior Vice President Content Vidio), Hendy Lim (Head of Sports Business Emtek Group dan CEO of Nex Parabola), Komjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi (Ketua Pengurus Pusat PBVSI), Reginald C Nelwan (Wakil Direktur Proliga) dan David Setiawan Suwarto - Director of MOJI usai memberi keterangan terkait pelaksanaan Proliga 2024 di Jakarta, Senin (22/4/2024). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)13
Sport
Proliga 2024, Dua Pendatang Baru Siap Tantang Tim-Tim Senior
Elang Mahkota Teknologi (Emtek Group) akan menayangkan Proliga 2024. Kasta tertinggi perhelatan Liga Bola Voli Indonesia Indonesia bakal tayang di Moji, Vidio, dan Nex Parabola. Pada tahun ini, Proliga akan digelar pada 25 April hingga 21 Juli 2024 di sembilan kota. Ketua Umum PP PBVSI Imam Sudjarwo mengungkap bahwa Proliga 2024 juga diikuti pendatang atau klub baru, yakni Garuda Jaya di sektor putra dan Jakarta Livin Mandiri (tim putri). Hadirnya Garuda Jaya dan Jakarta Livin Mandiri akan menjadi warna baru perhelatan Proliga.

Copyright © 2024 liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Rights Reserved