Sukses

Gajah Sirkus Jatuh Menimpa Penonton Picu Kecaman Luas di Jerman

Kabar mengenai jatuhnya seekor gajah sirkus yang menimpa penonton di Jerman memicu kecaman luas dari publik setempat.

Liputan6.com, Berlin - Pro dan kontra tentang penggunaan hewan liar pada pertunjukan sirkus kembali mengemuka, setelah kasus seekor gajah jatuh menimpa penonton di Jerman.

Rekaman video dari sebuah pertunjukan di Osnabrück menunjukkan dua ekor gajah di dekat pagar pembatas, tiba-tiba berjalan sempoyongan, hingga membuatnya jatuh ke arah penonton yang duduk di barisan kursi terdepan.

Dikutip dari Independent.co.uk pada Minggu (8/7/2018), penonton segera meninggalkan tempat duduk mereka untuk menghindari bahaya lebih lanjut. Tidak ada yang terluka parah, tetapi pimpinan sirkus kemudian mengatakan satu orang di antara penonton mengalami luka di kakinya.

Pengelola sirkus langsung mengendalikan gajah dengan bantuan penyangga, dan setelah hewan berbelalai dengan nama Tompteusen itu kembali berdiri, pertunjukkan pun dilanjutkan.

Di lain pihak, menurut kelompok pemerhati dan perlindungan hak hewan PETA, kaki sang gajah malang dilaporkan bengkak.

PETA meminta parlemen Jerman melarang pemanfaatan hewan liar untuk sirkus, dengan mengatakan bahwa para satwa tersebut dipaksa untuk beratraksi di bawah ancaman hukuman fisik, yang membuat mereka kian frustasi.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Desakan Mengakhiri Penggunaan Hewan Liar

Satu suara dengan PETA, kelompok pemerhati hewan lainnya, Animal Defenders International (ADI) meminta pemerintah di seluruh dunia untuk mengakhiri penggunaan hewan liar untuk hiburan, demi alasan keselamatan publik dan kesejahteraan satwa.

Presiden ADI, Jan Creamer mengatakan: "Menggunakan hewan liar di sirkus adalah pemicu bencana, membuat hewan dan masyarakat berisiko terancam bahaya yang tidak terduga."

Kelompok itu mengatakan, menjaga agar hewan-hewan liar yang besar dan berbahaya tetap dekat dengan publik di tempat-tempat dengan fitur keselamatan yang tidak memadai atau tidak ada, telah "terbukti membawa bencana".

Pekerja dan anggota masyarakat telah tewas, katanya, menambahkan bahwa hewan dikurung di ruang-ruang kecil, tidak bisa melampiaskan kebutuhan fisik dan sosial mereka layaknya di alam bebas.

"Hewan-hewan ini sering terlihat berperilaku tidak normal; goyang, bergoyang dan mondar-mandir, semua menunjukkan bahwa mereka dalam kesulitan. Bukti video menunjukkan bagaimana hewan-hewan ini dipaksa melakukan trik melalui kekerasan fisik, ketakutan, dan intimidasi," pungkas Creamer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.