Sukses

Balon Raksasa 'Bayi Trump', Cara Unik Aktivis Inggris 'Sambut' Kedatangan Donald Trump

Sejumlah aktivis akan menggelar aksi damai jelang kedatangan Donald Trump ke Inggris.

Liputan6.com, London - Donald Trump dijadwalkan mengunjungi Inggris dalam waktu dekat. Orang Nomor Satu di Amerika Serikat itu akan menemui Ratu Elizabeth II dan Perdana Menteri Theresa May di London pada 13 Juli, demikian menurut keterangan dari Duta Besar AS untuk Inggris Robert Wood Johnson.

Namun, sejumlah aktivis di negara tersebut berencana menggelar demonstrasi saat Trump menginjakkan kakinya di Inggris selama tiga hari. Mereka memilih cara unik untuk "menyambut" kedatangan Presiden AS: sebuah balon raksasa "Bayi Trump".

Atas izin Wali Kota London, Sadiq Khan, benda setinggi 6 meter itu akan dilayangkan di atas gedung Parlemen Inggris. "Lampu hijau" diberikan oleh wali kota Muslim tersebut setelah sebuah petisi -- yang mendukung penerbangan balon berwajah Donald Trump -- ditandatangani oleh lebih dari 10.000 orang.

Balon udara raksasa bertema 'Bayi Trump' akan melayang di atas gedung Parlemen Inggris pada Jumat, 13 Juli guna menyambut kunjungan tiga hari Donald Trump ke Inggris. (www.crowdfunder.co.uk)

Sementara itu, total dana terkumpul untuk mendukung kampanye tersebut yakni 16 ribu pound sterling atau Rp 304,8 juta. "Bayi Trump" raksasa akan ditempatkan di atas parlemen selama dua jam pada Jumat pagi, 13 Juli. Di waktu yang sama, aksi unjuk rasa "Stop Trump" akan digelar di pusat kota London.

Juru bicara Sadiq mengatakan, "Wali kota mendukung segala bentuk protes warganya yang dilaksanakan dengan damai. Pihaknya telah menemui penyelenggara dan memberi mereka izin untuk menggunakan Parliament Square Garden sebagai titik landasan balon udara."

"Namun, panitia juga harus menerima persyaratan yang diajukan oleh Metropolitan Police dan National Air Traffic Service."

"Prioritas utama Sadiq adalah keselamatan warga London dan para pengunjung yang datang. Kami juga telah berkoordinasi dengan Metropolitan Police dan lembaga-lembaga penting lainnya untuk memastikan segala sesuatunya berjalan aman dan terkendali," kata juru bicara itu menjelaskan.

"Bayi Trump" tidak akan melayang di atas 30 meter. Meski demikian, kemunculan balon berpopok itu mungkin bisa memperburuk ketegangan antara Sadiq Khan dan Donald Trump, yang sebelumnya saling cibir di Twitter.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Para Aktivis

Salah seorang aktivis yang menjadi 'dalang' dibalik pembuatan 'Bayi Trump' mengatakan, cara protes mereka sebelumnya ditolak oleh Walikota Sadiq.

"Namun setelah mendapat dukungan publik melalui petisi, ia berubah pikiran. Sepertinya orang-orang di Balai Kota telah menemukan kembali selera humornya. Bayi Trump akan terbang!" kata Leo Murray.

Sementara itu, Trump sempat mengkritik lokasi bangunan baru Kedutaan Besar Amerika Serikat di Inggris, yang berlokasi di kawasan London Selatan.

Ia menggambarkan kawasan London selatan "kurang bergengsi" dan "mengerikan". Hal tersebut disampaikannya ketika berpidato di Michigan pada awal April lalu.

Disampaikan pula oleh Trump bahwa penjualan gedung Kedubes AS yang lama di Grosvenor Square, Mayfair, merupakan sebuah "kesepakatan buruk". Gedung lama itu nantinya akan kembali beroperasi sebagai hotel mewah.

Trump menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, atas kesepakatan pindah gedung ini. Namun, faktanya kesepakatan tersebut dicapai selama masa kepresidenan George W Bush.

Seperti dikutip dari BBC, Kedubes AS untuk Inggris yang baru berlokasi di Vauxhall. Biaya pembangunannya dilaporkan mencapai USD 1 miliar dan mempekerjakan 800 staf. Menurut Trump, gedung yang lama dijual seharga USD 250 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.