Sukses

Magid Magid, Walikota Termuda di Inggris yang Beragama Islam dan Berkulit Gelap

Magid Magid dilantik pada Mei 2018 menjadi walikota Sheffield. Ia merupakan imigran asal Somalia yang telah menetap di Inggris sejak kecil.

Liputan6.com, London - Sheffield -- sebuah wilayah di Selatan Yorkshire, Inggris -- baru saja melantik walikota barunya pada 16 Mei 2018. Ia adalah seorang pemuda 29 tahun berdarah Somalia. Namanya pun unik, Magid Magid, demikian seperti dikutip dari Metro.co.uk, Kamis (5//7/2018).

Menyandang status sebagai imigran di Inggris tampaknya tidak menciutkan niat pria yang akrab disapa Magid Mah ini berkecimpung di dunia politik. Terbukti, ia sukses menancapkan taringnya sebagai anggota dewan Partai Hijau Inggris dan Wales sejak 2014.

Lahir di Burao, Somalia utara pada 26 Juni 1989, Magid mengungsi ke Inggris pada tahun 1994, ketika usianya 5 tahun. Ia dibesarkan di Burngreave, Sheffield, dan mengenyam pendidikan di University of Hull. Di kampus inilah ia terpilih sebagai presiden Hull University Union.

Sebelum terjun ke kacah perpolitikan, pria berkulit hitam tersebut ternyata pernah kerja serabutan: di pemasaran digital. Barulah pada tahun 2016, Magid terpilih sebagai anggota dewan Partai Hijau di Dewan Kota Sheffield.

Pada tahun 2017 hingga 2018, ia menjabat sebagai Wakil Walikota Sheffield dan pada Mei kemarin, ia resmi menduduki kursi Walikota. Jabatan baru ini dianggapnya sebagai "bentuk penghormatan" terhadap kota yang telah membesarkannya.

"Saya merasa terhormat telah diberi penghargaan tertinggi dari setiap warga negara di kota ini. Saya berada di sini bukan karena jerih payah sendiri. Saya ingin Anda semua tahu bahwa hari ini adalah kemenangan bersama. Saya sangat bersyukur. Terima kasih dan Tuhan memberkati," ucapnya melalui pidato usai dilantik.

Magid memiliki selera humor yang tinggi, gaya berbusana yang nyentrik, serta penampilan yang eksentrik. Dia bahkan menamai dirinya sendiri "Magic Magid". Semua gambaran ini muncul ketika di hari pelantikannya, Magid "mematahkan" tradisi seremonial.

Bukannya dilangsungkan secara formal, Magid justru memutarkan Imperial March, lagu tema yang dimainkan dalam Star Wars. Ia juga enggan berpose kaku untuk potret resminya.

Walikota Sheffield, Magid Magid. (Twitter)

Salah satu foto menampilkan Magid berjongkok di atas tangga Balai Kota Sheffield, mengenakan setelah jas putih, celana panjang hitam dan sepatu Dr. Martens hitam lengkap dengan atribut walikotanya.

"Mengacu pada fakta bahwa saya adalah seorang imigran Muslim berkulit hitam, maka saya harap orang-orang akan berkata: 'Di Sheffield kami bangga melakukan berbagai hal secara berbeda dan merayakan perbedaan'," celotehnya.

Lelaki bertubuh kekar tersebut merupakan walikota pertama di Inggris yang merupakan lulusan ilmu biologi kelautan -- tidak berkaitan dengan pemerintahan. Selain itu, Magid juga gemar berpetualang di alam liar.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Kelam

Magid lahir di Burao, sebuah kota kecil di Somalia utara. Di tahun-tahun kelahirannya, Perang Saudara Somalia tengah meletus, membuat sang ibunda dan lima saudara kandungnya kabur dari negara konflik itu pada 1994. Mereka ingin mencari kehidupan yang lebih baik.

Buntut dari perang yaitu ia dan keluarga terpaksa menghabiskan enam bulan tinggal di sebuah kamp pengungsi di Ethiopia, sebelum diterima di Inggris. Mereka lalu pindah ke daerah Burngreave di Sheffield pada tahun 2005, kota yang dikenal sebagai Kota Suaka.

Tumbuh dewasa, Magid besar di negara berbahasa Inggris, sedangkan ia dan keluarganya tidak tahu menahu soal bahasa internasional tersebut. Hanya bahagia yang ia ingat, meski kenyataannya pil pahit telah ditelan bulat-bulat oleh keluarga kecilnya.

Ibunda Magid harus bekerja untuk menyekolahkan anak-anaknya, dia pun memilih menjadi pembantu. Burngreave, bagaimanapun, adalah salah satu daerah yang paling miskin di Inggris -- secara ekonomi -- selama awal 2000-an.

Magid disekolahkan di Fir Vale School di Sheffield, dan melanjutkan belajar A Level di bidang Psikologi, Hukum, dan Filsafat, di Longley Park Sixth Form College. Awal mula, minatnya terhadap musik mulai membuncah. Di sekolah, ia biasa membuat dan menjual mixtape sendiri.

Setelah lulus pada tahun 2008, ia melanjutkan kuliah dengan uang yang ia tabung, bahkan ia rela bekerja shift 12-jam selama 9 minggu.

Dari hasil kerja kerasnya tersebut, ia mampu menyisihkan dana untuk berpetualang di alam bebas. Tercatat, Magid pernah menapaki Pegunungan Alpen Swiss, Mesir, Kenya, Tanzania, Zanzibar, Mafia, dan Jerman, di mana ia ikut lari marathon di Berlin.

Umur 17 tahun, Magid telah mengembangkan minatnya dalam mendaki gunung. Ia sebut ini sebagai hobi, dan pada bulan September 2009 ia melanjutkan pendakian ke Kilimanjaro. Usai turun gunung, ia diberitahu oleh penjaga taman nasional gunung tertinggi di dunia itu bahwa ia adalah orang Somalia pertama yang mencapai puncak.

Magid memutuskan bahwa ia ingin kuliah dan memilih jurusan ilmu hewan akuatik di Universitas Hull. Di kampus ini, Magid aktif berorganisasi. Ia mendirikan kelompok Mixed Martial Arts , di mana ia mendapat julukan 'Magic Magid the Submission Magician'.

Magid juga terpilih sebagai presiden serikat mahasiswa. Meski demikian, ia mengaku bahwa ia tidak "pandai berpolitik", namun mengikuti isu-isu tertentu. Setelah menyandang gelar sarjana, Magid bekerja di pemasaran digital, menjadi sukarelawan di sejumlah badan amal dan bekerja secara independen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.