Sukses

Mendagri Italia Berenang di Kolam Bekas Gembong Mafia, Ternyata Ini Maksudnya...

Inilah sikap yang ditunjukan Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini ketika berenang di kolam bekas gembong mafia.

Liputan6.com, Roma - Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini menunjukkan prioritasnya yang anti-Mafia dengan menyelam ke sebuah kolam renang di sebuah vila di Tuscan. Kolam tersebut merupakan kolam yang disita dari seorang anggota mafia.

Salvini kemudian berenang seputaran di kolam itu, sementara para wartawan menyaksikannya. Demikian seperti dilaporkan VOA Indonesia, yang dikutip Kamis (5/7/2018).

Vila itu disita dari seorang bos Mafia pada tahun 2007 setelah melewati prosedur hukum selama 24 tahun, dan kemudian diubah menjadi sebuah tempat peristirahatan.

Para jaksa yang anti-Mafia telah lama menganjurkan penumpasan kejahatan terorganisir dengan merampas properti milik para anggota mafia yang diperoleh secara ilegal, termasuk di antaranya rumah-rumah, hotel, pertanian dan restoran di Italia.

Partai Liga Salvini membanggakan sikap yang sangat keras terhadap kejahatan, tetapi isu-isu kejahatan terorganisir lebih banyak absen dalam kampanye pemilihannya tahun ini.

Merujuk pada penyitaan harta kekayaan anggota mafia yang diperoleh secara ilegal, Salvini mengatakan, "Kita harus meninggalkan orang-orang ini dengan celana dalam mereka saja."

Ia menganjurkan penyederhanaan prosedur penyitaan agar properti dapat segera dialihkan untuk keperluan lainnya. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin Amati

Selain itu, Salvini yang menjabat sebagai Mendagri baru Italia mengatakan, pihaknya harus mempelajari masalah kelompok "gipsi" di Italia. Komentar Salvini, menurut pihak oposisi, yang mengingatkan mereka pada fasisme Italia.

Salvini mengatakan pada Senin, 18 Juni 2018, dia ingin melakukan sensus penduduk gipsi di Italia.

"Sayangnya, kami harus mengurus gipsi Italia karena kami tidak bisa mengusir mereka," kata Salvini kepada televisi Telelombardia, seperti diberitakan oleh VOA Indonesia, 19 Juni 2018.

Para politisi tengah-kiri segera menyerang Salvini, menyamakannya dengan pembersihan etnis.

"Kita bisa bekerja untuk keamanan dan menghormati aturan tanpa menjadi fasis," kata anggota parlemen Ettore Rosato. "Sensus gipsi yang disebut Salvini itu vulgar dan demagogis."

Tetapi Salvini mengatakan, dia ingin membantu kaum gipsi, kelompok etnis yang hidupnya tidak menetap. Dia mengatakan ingin tahu siapa mereka dan di mana mereka tinggal, serta melindungi anak-anak gipsi, yang orangtuanya tidak ingin anak-anak mereka berintegrasi ke dalam masyarakat.

"Kami bertujuan untuk merawat anak-anak yang tidak diizinkan bersekolah secara teratur karena mereka lebih suka mengajar anak-anak itu dalam cara hidup kejahatan," katanya.

Menteri Dalam Negeri mengatakan dia tidak berkeinginan mengambil sidik jari kaum gipsi atau menyimpan data tentang perorangan warga gipsi. Dia juga mengatakan, ingin melihat bagaimana dana Uni Eropa dialokasikan untuk membantu kaum gipsi.

Banyak orang gipsi tinggal di kamp-kamp di pinggiran kota-kota Italia. Mereka mengeluh diperlakukan secara diskriminatif seumur hidup, ditolak mendapat pekerjaan dan kesempatan pendidikan.

Namun para pejabat mengatakan banyak orang gipsi bertanggung jawab atas kejahatan kecil-kecilan, seperti mencopet dan mencuri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.