Sukses

Tragis, Juragan Roti di Singapura Tewas Terjebak di Mesin Adonan Kue

Saat melihat sumber bau terbakar, seorang pekerja kaget mendapati sang majikan sudah dalam kondisi tewas di dalam mesin adonan pembuat roti.

Liputan6.com, Singapura - Seorang pria berusia 73 tahun asal Singapura dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan saat tengah bekerja. Pria pemilik toko kue ini tewas setelah terjatuh ke dalam mesin adonan pembuat kue.

Dikutip dari laman Straits Times, Selasa (26/6/2018), pria bernama Ng Sew Kuang adalah pemilik dari toko kue Ng Kian Seng Confectionery di Bedok, Singapura.

Seorang pekerja yang ada di pabrik pembuatan roti tersebut mulai curiga saat mencium ada bau terbakar dari mesin di lantai dua bangunan. Saat melihat sumber bau, ia kaget mendapati sang majikan sudah dalam kondisi tewas di dalam mesin pembuat adonan.

Seorang juru bicara Satuan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) mengatakan bahwa pihaknya tiba di Blok 17, kawasan Bedok South Road pada pukul 15.05 waktu setempat.

Sementara tewasnya sang pemilik toko roti diprediksi terjadi pada pukul 13.00 dan meninggal di tempat kejadian.

"Tidak ada seorang pun di lantai dua bagunan ketika insiden itu terjadi. Tetapi baunya yang saat menyengat membuat kami menduga ada sesuatu hal yang salah telah terjadi," jelas seorang karwayan yang tak ingin disebutkan namanya.

Madam Zhu Xiao Wei, yang bekerja di salon kecantikan di samping toko roti, mengatakan bahwa putri dari korban langsung bergegas ke salonnya untuk memintanya memanggilkan ambulans.

"Saya pikir itu kecelakaan kecil, tetapi saya masih tak percaya jika ia meninggal dunia," ujar Wei.

Madam Wei menambahkan bahwa dia dekat dengan Tuan Ng, yang sudah dikenalnya selama sekitar tujuh tahun.

"Kami berbicara sepanjang waktu. Dia orang yang sangat hangat dan semua orang di sini mengenalnya. Saya telah melihat mesin di lantai atas sebelumnya dan itu sangat besar.

"Saya tidak dapat membayangkan bagaimana perasaannya saat terjebak di salah satu mesin miliknya," tambahnya.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tewas Tersedot Mesin MRI

Sementara itu, seorang pria dilaporkan meninggal setelah tersedot ke mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) di sebuah rumah sakit India.

Keluarga korban yang bernama Rajesh Maru mengklaim bahwa seorang anggota staf di Rumah Sakit Amal BYL Nair di Mumbai, India, mengatakan kepadanya bahwa mesinnya dimatikan, sebelum dia masuk ke ruangan yang berisi mesin itu, sambil membawa sebuah tangki oksigen logam.

Namun, saat masuk, pemuda berusia 32 tahun itu tersedot oleh kekuatan magnet MRI yang besar, yang membuatnya tidak punya waktu untuk melonggarkan cengkeraman jari di tangki oksigen yang ia bawa.

Dikutip dari The Independent, tangan Maru terjebak oleh silinder MRI, yang meledak, memicu kebocoran oksigen besar-besaran.

Meski staf rumah sakit berhasil menarik tubuhnya keluar dari mesin dan membawanya ke bangsal darurat, dia meninggal dalam waktu 10 menit.

Sebuah postmortem menunjukkan bahwa dia telah meninggal karena pneumotoraks, atau paru-paru yang hancur.

"Jumlah oksigen yang berlebihan masuk ke dalam tubuhnya dan itu berbahaya. Dia sepertinya langsung meninggal karena itu, "kata seorang dokter forensik kepada surat kabar The Indian Express.

Keluarga Maru menuduh rumah sakit di Mumbai, India tersebut melakukan kelalaian. Mereka mengklaim bahwa anggota staf tersebut memberi tahu Maru bahwa boleh saja membawa tabung oksigen ke dalam ruangan MRI.

Mereka menuduh seorang anggota staf mengatakan kepadanya bahwa tidak masalah membawa silinder oksigen di dalam ruang MRI.

"Dia pergi ke sana untuk mengunjungi ibu saya yang sakit, tapi kami tidak tahu dia akan memenuhi takdir seperti itu. Kita semua shock, "kata Harish Solanki, saudara ipar Maru, kepada kantor berita India, ANI.

Dia menambahkan, "Itu semua terjadi karena kecerobohan dokter dan administrasi rumah sakit."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.