Sukses

Indonesia Jadi Negara Pertama yang Dikunjungi Presiden Timor Leste Francisco Guterres

Presiden Timor Leste Francisco Guterres akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 28 Juni 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Timor Leste Francisco Guterres akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pekan depan. Ia akan diterima langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis 28 Juni 2018.

Ini menjadi kunjungan kerja ke luar negeri pertama bagi Guterres, sejak dilantik menjadi presiden Timor Leste pada 2017.

Presiden Guterres dan Presiden Jokowi dijadwalkan melaksanakan dialog intensif seputar penguatan hubungan bilateral Indonesia-Timor Leste, khususnya pada sektor ekonomi, kata Kementerian Luar Negeri RI.

"Peningkatan kerja sama ekonomi menjadi fokus utama. Termasuk pada sektor lain, seperti transportasi, infrastruktur, keuangan, perbankan, dan pariwisata," jelas Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir dalam konferensi pers mingguan di Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Lebih lanjut, Arrmanatha mengatakan, bagi Timor Leste, kunjungan tersebut sangatlah penting. Mengingat, negara tersebut baru saja mengalami perombakan pemerintahan baru-baru ini.

"Kunjungan (Guterres ke Indonesia) nanti penting bagi Timor Leste, karena pemerintahannya baru dibentuk lagi tahun ini. Dan kunjungan tersebut menjadi lawatan ke luar negeri pertama bagi Presiden Guterres," kata Arrmanatha.

Pemerintahan Timor Leste sempat mandek, menyusul langkah Presiden Guterres untuk membubarkan parlemen pada Januari 2018 akibat sejumlah gejolak politik internal.

Pembubaran parlemen ditandai dengan keputusan Presiden Guterres mencopot perdana menteri yang kala itu menjabat, Mari Alkatiri.

Setelah berbulan-bulan tanpa kejelasan, koalisi partai pemerintah Alliance Change for Progress (AMP) mengusulkan Taur Matan Ruak sebagai kandidat perdana menteri baru Timor Leste.

Kemudian, pada Rabu 20 Juni 2018, Presiden Guterres meyetujui usulan tersebut dan mengeluarkan dekrit pengangkataan Taur Matan Ruak sebagai Perdana Menteri Timor Leste.

Guterres mengatakan, keputusan untuk menerima Taur Matan Ruak sebagai perdana menteri didasari atas alasan bahwa dirinya tidak akan "membawa pemerintahan ke dalam situasi yang lebih sulit". Demikian seperti dikutip dari Business Insider, Jumat 22 Juni 2018.

Lebih lanjut, Taur Matan Ruak telah dilantik menjadi perdana menteri Timor Leste pada hari ini, bersama parlemen baru Timor Leste --menandai akhir dari gejolak politik internal dan awal dari pemerintahan baru di negara bekas provinsi Indonesia itu.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sokongan Ekonomi Indonesia ke Timor Leste

Timor Leste, negara demokrasi termuda di Asia Tenggara, telah lama berjuang untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan, korupsi, dan pembangunan berkelanjutan sejak merdeka dari Indonesia pada 2002.

Di sisi lain, Indonesia tetap konsisten memberikan sokongan ekonomi ke Timor Leste, atas alasan kedekatan wilayah dan rekam historis antara kedua negara.

Menurut data Kementerian Luar Negeri RI, pada 2016, Indonesia telah menggelontorkan dana senilai $US 600 juta dalam bentuk investasi pada 18 proyek ekonomi dan pembangunan di Timor Leste.

Sementara pada 2017, Indonesia menggelontorkan dana senilai $US 595 juta dalam bentuk investasi pada sejumlah sektor, meliputi perbankan, migas, komunikasi, dan transportasi.

"Dana itu mencakup rencana proyek pembangunan jalan tol di Timor Leste, yang sampai saat ini masih berproses," kata Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir.

Arrmanatha juga menjelaskan bahwa pada tahun-tahun ke depan, kerja sama ekonomi antara Indonesia-Timor Leste juga diperkirakan akan terus meningkat.

"Karena kedekatan wilayah dan ikatan sejarah, pastinya kerja sama ekonomi kedua negara sangat dan akan semakin erat," tambahnya.

Di sisi lain, sektor migas merupakan andalan Timor Leste guna menambah pundi-pundi kas negara, dimana komoditas itu menyumbang sekitar 60 persen dari produk domestik bruto pada 2014 dan lebih dari 90 persen dari pendapatan pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.