Sukses

Kecewa Hasil Pemilu Papua Nugini, Demonstran Bakar Pesawat

Pesawat mengalami kerusakan ketika perusuh menyerbu tarmak, dan National Airports Corporation juga telah menutup bandara di Papua Nugini.

Liputan6.com, Port Moresby - Para pendukung yang marah dari seorang kandidat yang kalah membakar sebuah pesawat penumpang di Dataran Tinggi Papua Nugini.

Para saksi mengatakan, pesawat Dash 8 yang akan meninggalkan Kota Mendi Kamis petang dihentikan dan dibakar.

Direktur Keperawatan Rumah Sakit Mendi, Anna Anda, mengatakan para pendukung calon yang kalah untuk kursi provinsi Dataran Tinggi Selatan Papua Nugini melakukan kerusuhan ketika berita tentang keputusan pengadilan tentang pemilu sampai ke mereka.

"Mereka mengamuk dan membakar semuanya, bahkan Air Niugini," katanya.

"Aku bisa melihat asap hitam naik, itu sangat mengerikan."

Pihak Air Niugini kemudian mengeluarkan pernyataan mengonfirmasi pesawatnya telah dirusak.

"A Link PNG (anak perusahaan maskapai) DHC-8 pesawat terlibat dalam kerusuhan sipil di bandara Mendi, Provinsi Dataran Tinggi Selatan hari ini menyusul keputusan petisi pemilu," kata perusahaan itu.

"Pesawat mengalami kerusakan ketika perusuh menyerbu tarmak, dan National Airports Corporation juga telah menutup bandara di Papua Nugini."

Air Niugini mengatakan, penumpang dan awak pesawat turun dari pesawat dan tidak ada yang dirugikan.

Perselisihan mengenai kursi provinsi telah menyebabkan korban jiwa di Dataran Tinggi Selatan dan serangan terhadap bisnis yang sebelumnya dimiliki oleh Perdana Menteri Peter O'Neill.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Massa Bakar Banyak Bangunan

Para saksi di Mendi mengatakan massa berusaha membakar lebih banyak bangunan dalam kekerasan baru.

O'Neill mengatakan bahwa Pemerintah akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional dan menanggapi kekerasan tersebut.

"Tindakan yang kita lihat hari ini di Mendi sangat memalukan," katanya.

"Keadaan darurat akan diumumkan, dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan untuk mencegah perilaku melanggar hukum lebih lanjut.

"Mereka yang terlibat akan ditahan oleh polisi dan diadili."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.