Sukses

Pasca-Pembunuhan Kakak Kim Jong-un, Malaysia Buka Kembali Kedubes di Korut

Setelah hubungan diplomatiknya terputus tahun 2017 akibat pembunuhan kakak Kim Jong-un, Malaysia berencana membuka kembali kedutaan besar di Korea Utara.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa negaranya akan kembali membuka kedutaan besar di Pyongyang, dan optimistis dapat menyambung hubungan dengan Korea Utara yang sempat terputus akibat insiden terbunuhnya Kim Jong-nam -- kakak tiri Kim Jong-un.

"Ya, kami akan membuka kembali kedutaan," kata PM Mahathir dalam wawancara dengan Nikkei Asian Review, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Selasa (12/6/2018).

Menyinggung pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong-un, PM Mahathir mengatakan bahwa Malaysia seharusnya tidak skeptis terhadap ketulusan Korea Utara dalam negosiasinya dengan Amerika Serikat.

Menurutnya, kecurigaan akan menghambat kolaborasi internasional antara Kuala Lumpur dan Pyongyang.

"Kita harus mengambil nilai (manfaat) KTT AS-Korut, dan berpartisipasi dalam negosiasi internasional untuk memoderasi sikap kaku yang mereka (Korea Utara) miliki sebelumnya," katanya kepada Nikkei Asian Review.

"Kita harus menganggapnya sebagai fakta, dan mencoba untuk membangun hubungan yang baik termasuk hubungan perdagangan dengan Korea Utara," tambahnya.

PM Mahathir juga mengatakan bahwa Korea Utara memiliki hak untuk melindungi kepentingannya, seperti halnya Amerika Serikat.

Kepala pemerintahan Malaysia itu juga menyebut ketegangan akan berkurang di Semenanjung Korea jika Pyongnyang berjanji akan meninggalkan senjata nuklir.

 

Simak video pilihan  berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sempat Menjalin Hubungan Erat

Sementara itu, ketika ditanya tentang penilaiannya terhadap Presiden Trump, PM Mahathir mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa Trump sulit dipahami, karena ia tampaknya memiliki pemikiran yang berubah-ubah.

"Jadi kami benar-benar tidak dapat membuat penilaian apapun atas kebijakan (Trump) karena dia kerap mengubah pikirannya," katanya.

"Kadang-kadang, dia mengatakan satu hal dan kemudian berubah dan berubah kembali. Itu menyulitkan kita untuk memahami kebijakan apa pun yang dia usulkan," tambahnya.

Malaysia sebelumnya memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan yang erat dengan Korea Utara, tetapi pada tahun 2017 memburuk setelah pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong-un, di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Malaysia kemudian menarik diplomatnya dan mempertimbangkan untuk menutup kedutaan. Sejak April 2017, tak ada perwakilan pemerintah Negeri Jiran di Pyongyang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.