Sukses

Jangan Gunakan Lap Dapur Berkali-Kali, Risikonya Bisa Fatal

Penelitian ilmiah terbaru menyebut lap dapur yang digunakan berkali-kali dapat berisiko sebabkan keracunan makanan. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Washington DC - Menurut sebuah studi ilmiah terbaru, penggunaan lap dapur berisiko memicu keracunan makanan. Temuan ini didasarkan pada penelitian terhadap 100 buah kain lap yang telah digunakan minimal satu bulan, baik yang rutin dicuci maupun tidak.

Dikutip dari BBC pada Senin (11/6/2018), sekelompok peneliti dari Mauritius Univerity menemukan bahwa bakteri E.Coli lebih cenderung ditemukan pada lap yang digunakan untuk beberapa pekerjaan, seperti menyeka peralatan dan membersihkan permukaan, serta mengeringkan tangan.

Temuan itu bahkan lebih mungkin terjadi pada lap basah, atau yang kerap digunakan di dekat tempat pengolahan produk pangan hewani.

Penggunaan ganda meningkatkan kemungkinan kontaminasi silang dari patogen potensial, yang dapat menyebarkan bakteri dan menyebabkan keracunan makanan.

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Microbiology di kota Atlanta, negara bagian Georgia.

Para peneliti "membudidayakan bakteri" yang ditemukan di lap dapur, untuk mengidentifikasi kandungan bakteri yang ada di dalam serat kainnya.

Dari total lap dapur yang dikumpulkan, 49 persen di antaranya memiliki pertumbuhan bakteri yang cukup tinggi, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan keluarga, terutama pada anak-anak.

Hampir sebanyak setengah dari sampel lap yang diteliti, mencatat pertumbuhan bakteri coliform --bagian dari bakteri E.Coli-- sebanyak rata-rata 36,7 persen.

Selain itu, pada keseluruhan lap dapur yang diteliti, ditemukan pula bakteri Enterococcus spp dan Staphylococcus aureus, yang masing-masing berkisar 30 persen dan 14,3 persen di masing-masing lembar kain.

Kedua bakteri ini itemukan dengan "prevalensi lebih tinggi" pada handuk dari rumah tangga yang kerap mengolah daging di dapur.

Hal ini menandakan jika bakteri pada lap dapur tersebut mengontaminasi bahan pangan yang diolah, maka ada kemungkinan menciptakan risiko keracunan makanan, mulai dari mual hingga gangguan saluran pencernaan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Praktik Kebersihan yang Buruk

Sebagaimana telah banyak diketahui, E.Coli merupakan sejenis bakteri yang umum ditemukan di usus manusia dan hewan.

Mayoritas bakteri ini tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan keracunan makanan berat dan infeksi serius.

Para peneliti menyebut kehadiran E. coli mengindikasikan kemungkinan kontaminasi tinja dan praktik kebersihan yang buruk.

"Data menunjukkan bahwa praktik tidak higienis saat menangani makanan non-vegetarian umum terjadi di dapur," kata penulis utama penelitian itu, Dr Susheela Biranjia-Hurdoyal.

Kain lembab dan penggunaan multiguna dari lap dapur harus disudahi. Keluarga dengan anak-anak dan anggota lanjut usia harus sangat waspada terhadap kebersihan di dapur," lanjutnya mengingatkan.

Ditambahkan oleh Dr Susheela, temuan bakteri staphylococcus lebih mungkin terjadi pada kebiasaan menggunakan lap dapur pada keluarga dengan anak-anak, dan status sosial ekonomi yang lebih rendah.

Staphylococcus dapat menyebabkan keracunan makanan karena bakteri tersebut berkembang biak dengan cepat pada suhu ruangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.