Sukses

Menyusui Bayi yang Dibuang Orang, Polwan India Menuai Pujian

Bayi baru lahir dibuang di tumpukan sampah di pinggiran Bangalore, India.

Liputan6.com, Karnataka - Seorang polisi wanita India menuai pujian berkat aksinya menyusui bayi baru lahir yang ditinggalkan orangtuanya, di negara bagian Karnataka di India bagian selatan.

"Aku tidak bisa membiarkannya," kata Polwan itu seperti dikutip dari BBC, Rabu (6/6/2018).

"Aku merasa bayinya seperti anakku yang menangis dan harus diberi makan," imbuhnya.

Pihak berwenang mengatakan mereka menerima panggilan dari penjaga toko setempat, yang melihat bayi yang baru lahir di dekat sebuah situs konstruksi di Bangalore.

Bayi yang baru lahir itu kemudian dijuluki penduduk setempat sebagai government baby atau bayi pemerintah.

Polisi wanita, yang hanya memberikan nama depannya, Archana, mengatakan kepada wartawan BBC Hindi, Imran Qureshi bahwa dia belum lama ini melahirkan seorang putra. Itulah sebabnya ia merasa terhubung dengan bayi baru lahir yang dibuang orangtuanya sejak pandangan pertama.

Rekan-rekan Archana sangat memuji tindakan cepatnya yang kata mereka mungkin menyelamatkan nyawa bayi itu.

Penduduk setempat kini menamai bayi baru lahir itu sebagai "little Kumaraswamy", menggunakan nama menteri terbaru negara itu yang dilantik pada Mei lalu.

Seorang polisi, Nagesh R mengatakan dia membawa bayi itu ke rumah sakit terdekat setelah menemukannya dalam "keadaan buruk" -- dibuang di tumpukan sampah di pinggiran kota.

Bayi itu telah diserahkan ke rumah penampungan anak-anak oleh polisi, yang juga telah mendaftarkan pengaduan terhadap orang yang tidak dikenal karena membuangnya. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyusui di Ruang Sidang Senat

Aksi menyusui yang sempat jadi sorotan pernah terjadi di ruang senat Australia. Berikut ini kisahnya.

Setelah cuti bersalin selama 10 minggu, Senator Australia Larissa Waters datang ke gedung parlemen dengan membawa serta putrinya yang baru lahir. Keduanya bersiap mencatat sejarah.

Pasalnya, politikus Queensland itu berjanji akan memberi air susu ibu (ASI) bagi putrinya, Alia Joy, kapan pun dan di mana pun, termasuk di ruang sidang Senat.

"Sangat bangga bahwa anak perempuan saya, Alia, adalah bayi pertama yang disusui di Parlemen Federal! Kita butuh lebih banyak #perempuan dan orang tua di Parlemen #auspol," demikian cuitan Waters di media sosial Twitter seperti dilansir CBS News, Rabu 10 Mei 2017).

Kicauan Waters tersebut disambut positif oleh para pengguna Twitter lain. Kebanyakan mereka memuji langkah Waters untuk menyusui bayinya kapan pun dan di mana pun.

"Parlemen membuat wanita tetap 'normal' dan menetapkan batasan bagi semua pekerja dalam menerima kesetaraan perempuan di tempat kerja," ujar salah seorang pengguna Twitter.

Sebelumnya, Waters telah lebih dulu mengumumkan kelahiran putrinya yang kini berusia dua bulan pada 7 Maret 2017 lalu, tepatnya satu hari sebelum Hari Perempuan Internasional. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan bahwa dirinya akan menyusui saat bekerja.

"Saya akan libur selama beberapa minggu, tapi akan segera kembali bersama si kecil. Dia sangat menginspirasi untuk melanjutkan pekerjaan kami dalam mengatasi ketidaksetaraan gender dan membendung perubahan iklim yang berbahaya. (Dan ya, jika dia lapar, dia akan disusui di ruang sidang Senat)," tulis Waters di Facebook saat itu.

Aturan parlemen telah diubah tahun lalu demi menciptakan lingkungan yang lebih "ramah" bagi keluarga.

Menurut the Australian Broadcasting Corp, di bawah peraturan parlemen sebelumnya, aktivitas menyusui dilarang di ruang Senat.

"Tidak ada anggota, baik laki-laki maupun perempuan yang akan dicegah untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam misi parlemen dengan alasan merawat bayi," ungkap Ketua Fraksi Pemerintah di parlemen, Christopher Pyne, Februari lalu.

Waters mendukung perubahan tersebut dan berharap akan ada lebih banyak wanita yang mengikuti jejaknya.

"Kita membutuhkan tempat kerja yang lebih ramah terhadap keluarga dan fleksibel, serta perawatan anak yang terjangkau bagi semua orang," tulis Waters di Facebook. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.