Sukses

KTT Korea Utara-Amerika Serikat Mendominasi Dialog Shangri-La di Singapura?

Isu keamanan di Semenanjung Korea kemungkinan besar akan mendominasi agenda Dialog Shangri-La di Singapuran tahun ini.

Liputan6.com, Singapura - Isu keamanan Semenanjung Korea kemungkinan besar akan mendominasi agenda Dialog Shangri-La di Singapura tahun ini. Terlebih lagi, dialog itu datang kurang dari dua pekan sebelum KTT Korea Utara-Amerika Serikat yang mempertemukan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Konferensi pertahanan dan keamanan yang digelar selama tiga hari, yang diadakan setiap tahun di Hotel Shangri-La sejak 2002, juga dianggap berpotensi menjadi panggung awal seputar KTT Korea Utara-Amerika Serikat, yang kemungkinan digelar di tempat yang sama pada 12 Juni 2018. Demikian seperti dikutip dari Strait Times (31/5/2018).

Para menteri pertahanan, kepala militer, dan pejabat tinggi lebih dari 40 negara akan berkumpul mulai esok hari untuk membahas tantangan dan tren pertahanan-keamanan (hankam) di kawasan.

Selain masalah Korea Utara, ancaman terorisme, konflik di masa depan, dan teknologi hankam turut dibahas dalam dialog tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi akan menjadi pemimpin India pertama yang menyampaikan pidato utama di Dialog Shangri-La.

Modi diperkirakan akan berbicara besok malam tentang peran strategis India di kawasan dan visi negaranya untuk Indo-Pasifik.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis --yang tahun lalu mencurahkan bagian penting dari pidatonya untuk memeringatkan tentang bahaya ancaman nuklir Korea Utara-- diprediksi akan membahas kembali tentang dinamika terkini soal Korea Utara dan KTT dengan Donald Trump yang amat diantisipasi.

Mattis akan berbicara pada Sabtu, ketika dia diharapkan untuk menjelaskan peran regional negaranya.

"Konsep Indo-Pasifik akan menjadi salah satu topik yang akan saya diskusikan di sana dan bagaimana AS akan berperan dan bertindak di kawasan tersebut," kata Mattis dalam pernyataan resmi yang diperoleh Liputan6.com dari US State Department Asia-Pacific Media Hub Manila.

Dialog Shangri-La 2018 juga memiliki sidang paripurna yang berfokus pada de-eskalasi krisis Korea Utara. Sidang paripurna itu akan menghadirkan menteri pertahanan Jepang dan Korea Selatan.

Di samping AS, Jepang, dan Korea Selatan, salah satu "pemain" utama di kawasan Indo-Pasifik, yakni China, juga akan berpartisipasi dalam Dialog Shangri-La 2018.

Letnan Jenderal He Lei, wakil ketua Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat, akan menjadi wakil utama dari Tiongkok.

Belum jelas apakah polemik Laut China Selatan akan dibahas dalam pertemuan itu. Namun, mengingat keikutsertaan sejumlah negara yang bersinggungan pada isu Laut China Selatan dalam Dialog Shangri-la, bukan tak mungkin jika polemik tersebut turut dibahas.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indonesia Berpartisipasi

Dialog Shangri-La 2018 mempertemukan belasan menteri pertahanan negara-negara besar, di antaranya meliputi AS, Jepang, Korea Selatan, China, Indonesia, Kanada, Inggris, Singapura, Prancis, Singapura, Malaysia dan Australia.

Berbagai negara diwakili langsung oleh menteri pertahanan masing-masing, seperti Menhan Australia Marise Payne, Menhan Kanada Harjit Singh Sajjan, Menhan RI Ryamizard Ryacudu. Masing-masing akan berbicara di berbagai sesi pada hari Sabtu.

Menhan Inggris Gavin Williamson, Menhan Prancis Florence Parly, dan Menhan Malaysia Mohamad Sabu juga turut berpartisipasi dalam perhelatan itu.

Diskusi-diskusi itu akan mencakup krisis, kompetisi dan kerja sama Rohingya di wilayah Samudera Hindia, dan meningkatkan keamanan maritim.

Presiden Singapura Halimah Yacob akan menyelenggarakan resepsi dan makan malam di Istana pada hari Sabtu, sementara Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen akan memimpin dialog meja bundar tingkat menteri, fitur utama konferensi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.