Sukses

WHO: Rokok 'Bunuh' 10 Orang Per Menit

WHO menyebut ada sekitar satu miliar perokok di dunia sepertujuh dari populasi global.

Jakarta - Tahukan Anda bahwa rokok adalah salah satu "pembunuh" manusia? Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan studi lainnya, terdapat sekitar satu miliar perokok di dunia atau sekitar sepertujuh dari populasi global.

Setiap menit, hampir 11 juta batang rokok diisap di dunia dan 10 orang meninggal karenanya. Di Indonesia, 76 persen pria dewasa merokok. Berikut adalah beberapa fakta dan angkanya yang dikutip dari DW, Kamis (31/5/2018).

China menempati angka tertinggi: dari penduduknya 1,3 miliar, sekitar 315 jutanya adalah perokok dan mereka mengonsumsi lebih dari sepertiga dari rokok dunia, demikian WHO menyebutkan dalam sebuah laporan tahun lalu.

Namun jika dilihat dari prosentase penduduk, Indonesia menempati prosentase penduduk sebagai perokok terbesar di dunia: 76 persen pria berusia di atas 15 tahun tercatat sebagai perokok. Sekitar 80 persen perokok dunia hidup di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan 226 juta di antaranya dianggap miskin.  

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada April 2017 mengatakan persentase orang yang menggunakan tembakau setiap hari telah menurun dalam 25 tahun. Satu dari empat pria dan satu dari 20 perempuan merokok setiap hari pada tahun 2015.

Angka itu turun dari jumlah sebelumnya, satu dari tiga pria dan satu dari 12 perempuan pada 1990.

 

Peraturan yang Lemah

Namun, penurunan tingkat merokok di beberapa negara "hampir seluruhnya diimbangi oleh meningkatnya konsumsi di banyak negara dengan peraturan pengendalian tembakau yang lemah," kata organisasi anti-rokok: The Tobacco Atlas.

Ini termasuk di bagian dunia yang lebih miskin, khususnya di sub-Sahara Afrika.

Penggunaan tembakau telah menurun di tempat-tempat seperti Australia, Brasil dan Inggris, di mana tindakan anti-merokok termasuk pajak yang lebih tinggi, larangan dan peringatan kesehatan. Rokok elektronik juga telah memasuki pasar. Penjualan tembakau bahkan menurun di China, turun 10 persen dari puncaknya pada tahun 2012, menurut kelompok riset pasar Euromonitor International.      

Tembakau adalah penyebab utama kematian yang bisa dicegah, kata para ahli. Merokok aktif atau pasif membunuh lebih dari tujuh juta orang setiap tahun, demikian menurut WHO, dengan konsumsi tembakau yang dianggap sebagai penyebab atas kematian rata-rata satu orang setiap enam detik.

Seorang dokter di Kota Goch, Jerman, Henky Kusdian mengatakan kepada DW bahwa rokok terbukti berbahaya bagi kesehatan manusia: "Merokok merusak pembuluh darah, paru-paru dan jantung pada manusia." Ancaman utama kesehatan lainnya akibat rokok adalah kanker dan stroke.

Selama abad ke-20, tembakau merenggut 100 juta jiwa - lebih dari 60-80 juta kematian selama Perang Dunia II dan 18 juta dalam Perang Dunia I bila digabungkan. Saat ini, tembakau dapat menyebabkan lebih dari satu miliar angka kematian pada abad ke-21, demikian ditegaskan WHO.

 

Angka Lainnya

Merokok menghabiskan hampir enam persen dari pengeluaran dunia untuk perawatan kesehatan serta hampir dua persen dari produk domestik bruto (PDB) global, demikian menurut studi Januari 2017 di jurnal ilmiah, Tobacco Control.            

Di seluruh dunia, 4,3 juta hektar lahan digunakan untuk perkebunan tembakau, papar WHO. Sementara penjualan rokok bernilai lebih dari US$680 miliar per tahun, demikian menurut Euromonitor.

China adalah penghasil utama tembakau, dengan menanam sekitar 40 persen pasokan tembakau dunia, tandas The Tobacco Atlas.

Lima perusahaan menguasai 80 persen pasar rokok global. Enam perusahaan terbesar menghasilkan laba lebih dari 62 miliar dollar AS pada tahun 2015.

Perokok di dunia menghabiskan sekitar 5,7 triliun batang rokok setiap tahun, demikian data yang dihimpun The Tobacco Atlas. Filter yang terbuat dari selulosa asetat non-biodegradable telah menjadi jenis sampah yang paling banyak terdapat di pantai-pantai dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.