Sukses

Peringatan PBB: Jalur Gaza di Ambang Keruntuhan

Utusan PBB bagi proses perdamaian Timur Tengah mengingatkan bahwa Jalur Gaza berada di ambang keruntuhan.

Liputan6.com, New York - Utusan PBB bagi proses perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov hari Rabu (23/5) mengingatkan bahwa jalur Gaza berada "di ambang keruntuhan". Oleh karenanya, ia mendesak masyarakat internasional mencegah agar jangan sampai konflik meletus lagi di sana.

"Kita mesti segera bertindak menghindari perang lagi, meringankan penderitaan penduduk dan memberdayakan pemerintah Palestina memikul tanggung jawabnya di Gaza," kata Nickolay Mladenov kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (24/5/2018).

Kekerasan terus terjadi di wilayah Palestina itu dalam beberapa pekan terakhir dengan puluhan ribu demonstran setiap Jumat bergerak ke pagar perbatasan yang memisahkan Gaza dari Israel.

Aksi protes itu dimulai menjelang ulangtahun ke-70 berdirinya Israel tanggal 14 Mei

Mladenov mendesak Israel dan Hamas yang memerintah di Gaza untuk mengekang diri semaksimal mungkin.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komisaris Tinggi HAM PBB: Israel Gunakan Kekuatan yang Tidak Proporsional di Gaza

Sebelumnya, Komisaris Tinggi HAM PBB mengatakan Israel menggunakan kekuatan yang "sepenuhnya tidak proporsional" terhadap protes-protes di perbatasan Palestina yang telah menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.

Seperti dikutip dari BBC, Sabtu, 19 Mei 2018, dalam sebuah pertemuan di Jenewa, Zeid Raad Al Hussein mengatakan bahwa warga Gaza secara efektif "dikurung di daerah kumuh yang beracun". Ia menegaskan bahwa pendudukan Gaza oleh Israel harus diakhiri.

Sementara itu, Duta Besar Israel mengatakan kelompok militan di Jalur Gaza (Hamas) sengaja menempatkan warga dalam bahaya.

Imbauan untuk melakukan penyelidikan independen atas kekerasan di Jalur Gaza, saat ini tengah dipertimbangkan.

Pada hari Senin, 14 Mei 2018, bertepatan dengan peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem, bentrokan antara warga Palestina dan militer Israel menewaskan lebih dari 60 orang. Fakta ini menjadikan hari itu sebagai hari paling mematikan di Gaza sejak perang tahun 2014 antara Israel dan Hamas.

Demonstrasi bertajuk Great March of Return di Gaza sendiri telah berlangsung sejak 30 Maret untuk menuntut penghapusan blokade ilegal Jalur Gaza oleh Israel dan diizinkannya jutaan warga Palestina yang terusir sejak berdirinya Israel kembali ke tanah leluhur mereka.

Sebagian besar unjuk rasa ini diorganisir oleh Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza.

Namun, Israel mengklaim, unjuk rasa tersebut merupakan kedok Hamas untuk menerobos pagar perbatasan dan selanjutnya melancarkan serangan ke wilayah mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.