Sukses

Fakta Tersembunyi di Balik 5 Makanan yang Dianggap Tak Sehat

Ada alasan khusus mengapa lima makanan berikut berisiko menganggu kesehatan tubuh manusia.

Liputan6.com, London - Di Internet, hampir setiap hari kita dibuat panik oleh imbauan para blogger terkait gaya hidup sehat, dokter selebritas, hingga kabar burung mengenai berbagai jenis makanan yang membahayakan tubuh. seperti MSG, gluten, dan masih banyak lainnya.

Dikutip dari Huffington Post pada Senin (21/5/2018), berbagai makanan yang dicap bahaya tersebut sebenarnya tak sepenuhnya buruk.

"Banyak orang salah persepsi tentang imbauan menyantap beberapa jenis makanan, di mana kerap dianggap sangat berbahaya, sehingga sebaiknya tidak dimakan," ujar Prof Eleanor Wilshire, pakar ilmu gizi dari University of Reading, Inggris.

Ditambahkan oleh Prof Eleanor, sejatinya manusia bisa menyantap makanan apa pun, asal dengan takaran yang disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kesehatan.

"Jika pun itu merupakan makanan olahan, tubuh manusia masih bisa menerimanya dengan baik jika dikonsumsi secara tidak berlebihan," lanjut Prof Eleanor menjelaskan.

Meski begitu, Prof Eleanor mengingatkan untuk menjaga pola konsumsi seimbang di kehidupan sehari, termasuk salah satunya dengan tidak bergantung sepenuhnya pada aneka produk pangan olahan.

Rumus yang disarankan untuk membentuk pola makan sehat adalah dengan memasukkan produk pangan olahan tidak lebih dari 30 persen pada setiap rencana konsumsi makanan setiap pekannya. 

"Tidak bisa dimungkiri, produk pangan olahan menawarkan cita rasa menarik yang mampu menggugah selera makan," kata Prof Eleanor. 

Untuk lebih jelasnya, simak dalam paparan singkat di bawah ini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. MSG Tidak Memicu Sakit Kepala

Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi monosodium glutamat (MSG) berlebih dapat sebabkan sakit kepala, nyeri dada, hingga penyempitan pembuluh darah.

MSG pertama kali diciptakan oleh ilmuwan Jepang pada dekade 1960-an dari ekstraksi rumput laut.

Dalam studi ilmiah bertajuk Food and Chemical Toxicology yang dimuat di jurnal Science Direct, tidak ditemukan pengaruh buruk dalam penggunaan MSG, kecuali peningkatan nafsu makan yang memicu kegemukan. 

3 dari 6 halaman

2. Pemanis Buatan Tidak Memicu Kanker

Belakangan, banyak produk makanan mengklaim telah beralih dari penggunaan pemanis buatan ke pemanis alami.

Ini memang terkesan 'lebih sehat'. Namun masalahnya ternyata bukan tentang pemanis, melainkan seberapa besar konsumsi pemanis.

Bahkan secara ilmiah pun, belum pernah ditemukan data empiris mengenai pemanis buatan picu serangan kanker, kecuali tentang isu besaran konsumsi pemanis. Itu pun tidak membedakan antara yang buatan dan asli. 

4 dari 6 halaman

3. Karbohidrat Tidak Selalu Buruk

Semakin banyak orang yang 'ketakutan' mengonsumsi karbohidrat karena dinilai picu kegemukan.

Padahal, ada beberapa karbohidrat yang sangat kaya akan manfaat sehat, seperti kacang legum, whole grain, serta buah dan sayuran (ya, sayuran secara teknis mengandung karbohidrat).

Intinya, lagi-lagi adalah tentang komposisi yang seimbang antara seluruh nutrisi harian.

5 dari 6 halaman

4. Tidak Semua Ikan Laut Mengandung Merkuri

Ada sebuah isu yang membuat resah khalayak dalam beberapa waktu terakhir, yakni mengenai tudingan kandungan merkuri pada produk tangkapan laut.

Ditambah dengan klaim kesehatan dari berbagai studi ilmiah tentang pencemaran perairan global, khalayak pun mulai berpikir ulang ketika hendak menyantap makanan laut.

Ancaman merkuri sejatinya memang ada, terutama di ikan-ikan berdaging gelap, seperti tuna dan tongkol, tapi skalanya tidak bisa dibilang besar. Ada baiknya membuat variasi santap di makanan laut lain yang lebih sehat, seperti misalnya pada ikan salmon dan ikan kembung.

6 dari 6 halaman

5. Gluten aman Dikonsumsi

Gluten merupakan bentuk protein yang ditemukan pada gandum dan beberapa tanaman padi-padian lagi. Namun belakangan, semakin banyak orang menghindari gluten karena khawatir terhadap risiko peradangan, masalah kesehatan kulit, dan bahkan kerusakan otak.

Faktanya, gluten harus diwaspadai oleh penderita penyakit celiac yang hanya berjumlah satu persen dari total populasi dunia, sedangkan sisanya bebas mengonsumsi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.