Sukses

Profil Dmitry Medvedev, PM yang Kembali Ditunjuk Presiden Rusia

Dmitry Medvedev telah menjadi rekan dekat Vladimir Putin di pemerintahan Rusia selama belasan tahun terakhir.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang disumpah untuk masa jabatan keempat kalinya pada Senin, 7 Mei 2018, mengusulkan Dmitry Medvedev untuk diangkat kembali sebagai perdana menteri.

Putin menyerahkan rekomendasi pencalonan tersebut ke majelis rendah Negara Beruang Merah.

Dikutip dari Sputniknews.com pada Selasa (8/5/2018), setelah Putin dilantik, para anggota kabinet sebelumnya serentak mengundurkan diri, sebagaimana yang disyaratkan oleh undang-undang konstitusional federal.

Parlemen Rusia, Duma, akan mempertimbangkan pencalonan Medvedev untuk jabatan perdana menteri pada pertemuan pleno, hari ini.

Medvedev yang dinominasikan sebagai Perdana Menteri (PM) Rusia, memulai karirnya pada 1990-an dengan mengajar di jurusan hukum Leningrad State University.

Pada masa itu ia juga menjabat sebagai penasehat hukum untuk ketua Dewan Kota Leningrad, dan konsultan ahli untuk Komite Balai Kota St. Petersburg untuk Urusan Eksternal.

Pada 1999, Medvedev mulai menapaki karir di pemerintahan, yakni bergabung sebagian anggota tim ahli di bawah pemerintahan Presiden Boris Yeltsin.

Antara 2000 dan 2003, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Pertama di kantor eksekutif Presiden Vladimir Putin.

Namun, pada medio 2000-2001, ia sempat mengundurkan diri dari karir pemerintahan, dan pindah ke bidang bisnis: Medvedev memimpin dewan direksi di perusahaan energi yang dikelola negara, Gazprom.

Kemudian, pada 2003, ia kembali bergabung dengan Kantor Eksekutif Presiden, menjadi kepala staf di sana dan memegang jabatan ini hingga diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri Pertama oleh Presiden Putin pada 2005.

Pada usia 42, ia menjadi presiden Rusia ketiga dan termuda yang pernah menjabat. Resmi pada 2 Maret 2005, Medvedev menggantikan posisi rekan dekatnya, Vladimir Putin.

Kemudian, ketika Vladimir Putin terpilih sebagai presiden Rusia pada 8 Mei 2012, Medvedev bertukar posisi menjadi Perdana Menteri Federasi Rusia. Ia menduduki jabatan itu sampai pengunduran diri kabinet.

Pada 26 Mei 2012, ia juga ditunjuk sebagai pemimpin partai Rusia Bersatu yang berkuasa.

Adapun konstitusi Rusia, menerapkan kebijakan boleh menjabat kembali di pemerintahan setelah dua kali diangkat sebagai presiden selama tidak berurutan.

Beberapa kalangan menduga telah terjadi kesepakatan sejak lama antara Putin dan Medvedev, untuk menjabat posisi strategis di pemerintahan Rusia. Keduanya pertama kali bertemu sebagai rekan kerja di kota asal mereka, St. Petersburg, pada dekade 1990-an. 

Rumor tersebut membuat kecewa sebagian rakyat Rusia, sehingga memicu aksi protes yang dikawal oleh politisi oposisi Alexei Bavalyn.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vladimir Putin Kembali Dilantik Sebagai Presiden

Sementara itu, Vladimir Putin kembali dilantik menjadi Presiden Rusia, dalam sebuah seremoni megah yang dihadiri sekitar 5.000 tamu undangan di Kremlin, Moskow, pada Senin, 7 Mei 2018.

Saat menyampaikan pidato pelantikan, Putin bersumpah untuk mengejar agenda ekonomi guna meningkatkan standar hidup di seluruh negeri.

Ia juga mengatakan, meningkatkan ekonomi Rusia pascaresesi akibat sanksi internasional akan menjadi tujuan utama dari masa jabatan enam tahun berikutnya.

"Kita harus menggunakan semua kemungkinan yang ada, untuk menyelesaikan tugas-tugas internal mendesak, seperti pembangunan, terobosan ekonomi dan teknologi, serta meningkatkan daya saing di bidang-bidang yang menentukan di masa depan," katanya kepada ribuan tamu.

"Kualitas hidup baru, kesejahteraan, keamanan dan kesehatan masyarakat -- itulah yang utama hari ini," Vladimir Putin menambahkan.

Vladimir Putin telah berkuasa selama 18 tahun di Rusia. Ia pernah menjabat sebagai perdana menteri dan sebagai presiden di Negeri Beruang Merah itu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.