Sukses

Kabar Pria Bercelana Pendek Culik Lumba-Lumba Gegerkan China

Netizen merasa kesal dan mengutuk pria tersebut. Sambil mengenakan celana pendek, pria itu menggendong lumba-lumba yang masih terlihat hidup.

Liputan6.com, Guangdong - Polisi di Guangdong, China, tengah memburu seorang pria yang kedapatan sedang menggotong seekor lumba-lumba yang terdampar di pantai Hailing Island.

Otoritas di wilayah tersebut mengambil tindakan setelah sebuah video yang memperlihatkan aksinya tersebar di media sosial.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Kamis (3/5/2018), rekaman yang tengah jadi perbincangan ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Netizen merasa kesal dan mengutuk pria tersebut. Saat beraksi, pria yang mengenakan celana pendek itu menggendong lumba-lumba yang masih terlihat hidup.

Tak diketahui secara pasti tujuannya, tapi ada seorang wanita yang mengikutinya dari arah belakang.

"Kami telah menerima laporan dari para saksi dan masyarakat bahwa ada lumba-lumba terdampar yang dibawa pergi oleh seorang pria," ujar otoritas perikanan setempat.

"Pria itu diduga sebagai turis yang berwisata ke Hailing Island. Ia membawa lumba-lumba ke dalam mobil lalu pergi entah ke mana," ia menambahkan.

Lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi di China. Baik itu hidup atau mati, seseorang tidak berhak mengambil hewan tersebut.

Jika menemukan lumba-lumba mati dan terdampar, sepatutnya pihak yang menemukan harus meminta bantuan pada pihak berwenang.

"Apakah lumba-lumba itu akan direbus untuk dijadikan makan malam? itu sangat menjijikkan," ujar seorang pengguna internet.

Sementara yang lain juga ikut berkomentar, "Pria itu kurang ajar. Ia harus dihukum dan didenda ratusan ribu yuan."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ratusan Paus Terdampar di Pantai Barat Australia

Belum lama ini pemberitaan seputar paus yang terdampar di Australia bikin heboh. Sebab, bukan hanya satu melainkan ratusan ekor.

Sebanyak 150 paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di pantai Australia Barat. Sayangnya, hanya 15 ekor yang berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke laut lepas dalam kondisi hidup, sisanya mati.

Para relawan, dokter hewan, dan petugas satwa liar berduyun-duyun mendatangi Hamelin Bay pada Jumat pagi waktu Australia guna mengevakuasi mamalia laut itu.

Mereka menemui kendala ketika akan memindahkan hewan-hewan tersebut ke air, yaitu angin kencang akibat badai tropis. Hingga pukul 00.00 malam, sebagian besar paus tersebut telah mati.

"Sayangnya, sebagian besar paus yang terdampar tidak selamat," kata salah satu relawan, Jeremy Chick, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari ABC Perth.

"Hanya ada 15 ekor yang selamat dan berhasil dikembalikan ke habitat aslinya di laut hari ini... Upaya penyelamatan terhambat oleh kondisi cuaca yang memburuk dan kami perlu memastikan keselamatan semua orang yang membantu jalannya evakuasi, sebelum memindahkan paus-paus itu."

Untuk sementara waktu, pihak berwenang telah menutup Hamelin Bay. Mereka juga memperingatkan adanya hiu di area perairan itu.

Paus pilot sirip pendek memang sering mendamparkan diri secara massal, menurut WA Parks and Wildlife Service.

Insiden terdamparnya paus paling parah di Australia Barat terjadi pada tahun 1996, ketika 320 paus pilot sirip panjang (Globicephala melas) ditemukan terdampar di barat daya Dunsborough, sebelah barat daya Australia Barat.

Kejadian serupa terjadi di Farewell Spit, Selandia Baru, pada Februari 2017, di mana 416 paus pilot sirip panjang terdampar. Fenomena ini dikatakan sebagai insiden terburuk sepanjang sejarah negara itu.

Petugas dari WA Parks and Wildlife Service telah mengambil sampel DNA dari ikan paus yang mati di Hamelin Bay untuk mencari petunjuk mengapa hewan-hewan laut itu terdampar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.