Sukses

Pohon Oak Pemberian Prancis untuk AS Raib dari Halaman Gedung Putih

Beberapa hari setelah ditanam, para fotografer Gedung Putih menyadari bahwa pohon jenis oak yang merupakan hadiah dari Presiden Prancis itu hilang.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Emmanuel Macron merayakan hubungan istimewa Prancis dan Amerika Serikat selama kunjungannya ke Washington pekan lalu dengan menanam pohon bersama Donald Trump di halaman Gedung Putih.

Namun, beberapa hari setelah ditanam, para fotografer Gedung Putih menyadari bahwa pohon jenis oak yang merupakan hadiah dari Presiden Macron itu hilang.

Pohon itu sendiri ditanam langsung oleh Donald Trump dan Macron pada hari Senin lalu, tepatnya di South Lawn, Gedung Putih. Dan raibnya pohon itu disadari pada hari Minggu kemarin. Sepetak rumput berwarna pucat tersisa di lokasi tempat pohon tersebut ditanam.

Peristiwa hilangnya pohon oak tersebut terus menjadi misteri sebelum akhirnya mendapat penjelasan dari pejabat Amerika Serikat dan Prancis.

"(Pohon) itu ditempatkan di karantina," kata pejabat Amerika Serikat dan Prancis seperti dikutip dari News.com.au, Senin (30/4/2018).

Ternyata, yang menjadi persoalan, parasit di pohon oak itu bisa menyebar ke pohon-pohon lainnya di Gedung Putih. Sehingga, pasca-penanaman secara simbolis, pohon itu langsung digali kembali.

"Ini benar-benar sebuah kebaikan hati dari Trump untuk Prancis dapat menanam pohon pada hari kunjungan presiden," ujar seorang pejabat dari kantor kepresidenan Prancis.

"Sejak saat itu, pohonya kembali ke karantina dan akan segera ditanam kembali di kebun Gedung Putih. Jangan khawatir, pohon itu baik-baik saja," imbuhnya.

Pohon oak itu berasal dari Belleau Wood, Prancis, di mana hampir 2.000 serdadu Amerika Serikat tewas dalam pertempuran Perang Dunia I.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sambutan Luar Biasa Donald Trump atas Kunjungan Macron

Memuji Prancis sebagai kekuatan aliansi tertua Amerika Serikat, Donald Trump memberikan sambutan meriah atas lawatan Presiden Macron. Isu nuklir Iran dan perang Suriah dikabarkan mendominasi diskusi kedua kepala negara.

Donald Trump menegaskan kemitraan yang dia lakukan dengan Macron pada awal kepresidenannya adalah sebuah bukti dari "persahabatan abadi yang mengikat kedua negara kita".

Presiden ke-45 Amerika Serikat itu juga mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Prancis untuk "kemitraan kokoh" selama serangan rudal baru-baru ke Suriah sebagai respons terhadap serangan kimia yang mereka tuduh dilancarkan rezim Bashar al-Assad.

Sementara itu, Macron mengatakan pada Donald Trump bahwa bersama-sama, Amerika Serikat dan Prancis akan mengalahkan terorisme, membatasi senjata pemusnah massal di Korea Utara dan Iran dan bekerja sama atas nama planet ini -- referensi upaya Macron untuk menghidupkan kembali peran Amerika Serikat dalam kesepakatan iklim Paris.

"Sejarah memanggil kita. Ini mendesak masyarakat kita untuk menemukan kekuatan yang telah membimbing kita di saat-saat yang paling sulit," kata Macron.

"Prancis dan dengan, Eropa, dan Amerika Serikat memiliki janji dengan sejarah," tutur Macron setelah pesawatnya mendarat di pangkalan militer Amerika Serikat di dekat Washington.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.