Sukses

Misteri Poster Ancaman Memaku Pohon Sakura Beredar di Jerman

Indahnya pohon sakura ternyata tidak membuat semua orang senang. Di beberapa titik di wilayah Altstadt, Jerman, ditemukan poster dengan nada mengancam.

Bonn - Mekarnya bunga sakura memang kerap dinanti banyak orang di berbagai negara. Warnanya yang indah membuat siapa saja ingin berfoto bersamanya.

Setiap tahun di awal musim semi selalu ada sesuatu yang berbeda di Kota Bonn. Pohon sakura di sepanjang jalan di daerah kota tua atau Altstadt bermekaran dan memanjakan mata dengan warna merah muda yang cantik.

Seperti dikutip dari DW, Sabtu (28/4/2018), indahnya pohon sakura ternyata tidak membuat semua orang senang. Di beberapa titik di wilayah Altstadt, ditemukan poster dengan nada mengancam.

"7000 paku. Kepada semua orang di Bonn. Jika festival bunga sakura tidak segera selesai dan kegilaan berfoto tidak segera dihentikan, kami akan memaku 7.000 paku tembaga di pohon. FF", demikian kalimat dalam poster yang disusun dengan kliping huruf dari majalah dan koran setempat.

Polisi Bonn sedang melakukan investigasi terhadap insiden ini.

"Kami mengusut kasus ini dengan serius", kata juru bicara Kepolisian Bonn, Robert Scholten, kepada DW.

"Namun penyelidikannya sedikit rumit karena tidak ada saksi dan tidak ada bukti-bukti yang menunjang", tambahnya.

Situasi yang Buruk 

Kepolisian dan pemerintah Kota Bonn skeptis ancaman tersebut akan benar-benar dilakukan. Namun, mereka bilang, tidak ada yang bisa dilakukan jika memang ada orang yang memaku pohon-pohon sakura dengan paku tembaga.

"Ini hal yang buruk", kata Andrea Schulte, pegawai kantor pers pemerintah kota Bonn, kepada DW.

Dia bilang, paku tembaga jika ditancapkan ke pohon bisa membuat pohon mati. Schulte menekankan bahwa musim bunga sakura di Bonn sampai saat ini selalu tenang dan tidak ada komplain yang dilaporkan orang ke otoritas Bonn, terkait lalu lintas atau kebisingan yang disebabkan oleh pengunjung kota tua.

Turis Prihatin

Dalam jangka waktu dua minggu di mana pohon-pohon sakura bermekaran di Bonn, ribuan orang dari seluruh penjuru dunia datang untuk berfoto di sana. Para turis, yang dilengkapi dengan tongkat selfie, kamera dan ponsel pintar, memadati jalanan sempit kota tua dan menghambat lalu lintas pengendara sepeda atau mobil, yang kerap kali membunyikan bel dan klakson.

"Saya bisa mengerti posisi penduduk lokal kalau situasi ini mungkin mengganggu mereka", kata Tara, turis berusia 30 tahun dari Australia.

"Tetapi tidak ada salahnya jika orang mau memiliki kenangan dengan berfoto," tambahnya.

Banyak yang bilang bahwa orang yang mengancam akan memaku pohon sakura di Altstadt Bonn tidak memikirkannya dengan matang.

"Masalah disebabkan oleh pengunjung, bukan oleh pohon", kata Irina, mahasiswa Bonn berusia 20 tahun, kepada DW.

"Itu ancaman yang bodoh", kata Sophia, teman Irina. "Berkat pohon sakura, banyak turis yang datang, yang juga membawa banyak uang untuk Bonn. Kenapa ada yang mau merusaknya?"

Pemasukan Besar untuk Bisnis Lokal

Kegilaan terhadap bunga sakura mungkin mengganggu warga yang tinggal di daerah Altstadt, tetapi tidak untuk mereka yang menjalankan bisnis.

"Ketika bunga sakura tidak sedang mekar, tidak ada orang di sini", kata Ömer Pire, pemilik restoran. Ia dan keluarganya memiliki satu restoran döner dan tiga restoran lainnya di daerah Altstadt. Mereka selalu menantikan musim bunga sakura tiap tahunnya.

"Musim sakura membawa keuntungan untuk bisnis kecil dan restoran", katanya. "Tidak ada yang lebih baik dari ini."

Victoria Harlos, pemilik usaha cetak foto "Print and Paint" di Altstadt menepis kritikan tentang terlalu banyaknya orang yang mengambil gambar di jalan, karena menurutnya hal ini telah terjadi selama bertahun-tahun. Satu-satunya perbedaan adalah sekarang mayoritas orang yang mengambil foto sakura bukan fotografer profesional.

"Saya pikir ini bagus. Atmosfirnya sangat baik", kata Harlos. "Tidak banyak orang yang tidak suka dengan situasi ini, mereka hanya terdengar lebih lantang."

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.