Sukses

Jika Manusia Punah, Sapi Jadi Mamalia Darat Terbesar di Dunia

Liputan6.com, Washington DC - Menurut sebuah studi ilmiah terbaru yang dimuat di jurnal Science pada Kamis, 19 April 2018, menyebut bahwa sapi berpotensi menjadi mamalia darat terbesar dalam beberapa dekade mendatang.

Asumsi tersebut didasarkan pada analisa tren kehidupan mamalia darat selama 125.000 tahun terakhir, yang ukuran tubuhnya kian menyusut bersamaan dengan manusia mulai menyebar keluar Afrika.

Penyebaran manusia purba dari Afrika bertepatan dengan kepunahan mamalia darat besar seperti mammoth, harimau bertaring tajam dan glyptodont -- hewan mirip armadillo dengan tubuh seukuran mobil.

"Ada pola yang sangat jelas, bahwa kepunahan beragam jenis mamalia darat berukuran besar, mengikuti rentang waktu persebaran manusia ke seluruh dunia,", jelas penulis utama Felisa Smith dari University of New Mexico.

Dikutip dari The Strait Times, Jumat (20/4/2018), sejak era purba, manusia cenderung menargetkan hewan besar sebagai sumber protein mereka, dan hal tersebut terus berlanjut selama beribu-ribu tahun setelahnya.

Hewan besar dianggap sebagai layaknya sapi di era modern, yang diburu untuk mencukupi kebutuhan hidup mausia saat mulai tinggal menetap.

Di Amerika Utara, misalnya, massa tubuh mamalia darat umumnya telah menyusut menjadi 7,6 persen dari bobot awalnya, setelah kedatangan manusia.

"Jika tren ini terus berlanjut, mamalia terbesar di Bumi dalam beberapa ratus tahun mendatang, mungkin dipegang oleh sapi ternak dengan berat maksimal 900 kilogram," tulis tim peneliti.

Hal tersebut berarti akan segera tiba masanya, mamalia besar seperti gajah, jerapah dan kuda nil musnah dari permukaan Bumi.

Sebagai gambaran, pada bulan Maret, badak putih utara terakhir di dunia meninggal di Kenya.

Nantinya, mamalia darat yang didomestikasi (dipelihara), termasuk sapi, akan menjadi kelompok spesies dengan ukuran tubuh paling besar di Bumi. 

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hewan-Hewan Berukuran Besar Bisa Selamat dari Kepunahan

Tetapi di sisi lain, ada pendapat yang meragukan tren penyusutan mamalia besar di Bumi karena beberapa faktor, yang seharusnya bisa diupayakan melalui teknologi rekayasa di era modern.

Hal itu, sebagian di antaranya, merupakan imbas upaya konservasi untuk mencegah ancaman terhadap satwa liar seperti perubahan iklim, hilangnya habitat hutan, serta polusi dan perluasan kota.

Thomas Brooks, kepala ilmuwan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), mengatakan prediksi dominasi mamalia yang lebih kecil adalah "sebuah malapetaka."

"Untungnya saya tidak berpikir itu sangat mungkin," katanya, seraya mengatakan bahwa penelitian lain menunjukkan hewan besar seperti gajah lebih mungkin mendapat manfaat di kawasan lindung, daripada satwa yang berukuran lebih kecil.

Daftar merah spesies yang terancam punah -- yang dipantau oleh IUCN, juga mencantumkan beberapa mamalia liar kira-kira seukuran sapi, seperti kerbau Afrika atau beruang coklat, sebagai jenis hewan yang hampir serupa, namun tidak disinggung dalam penelitian di atas.

"Penelitian ini kurang seimbang, jika boleh saya berpendapat, karena tidak semua mamalia berukuran sedang dan besar dilibatkan sebagai obyek studi," jelas Brooks.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.