Sukses

Bunuh Anak dan Istri, Pria Ini Ditemukan Tewas Gantung Diri dalam Sel

Polisi menahan Kim pada Januari lalu atas dugaan pembunuhan anak dan istrinya di Hotel Ritz-Carlton Hong Kong.

Liputan6.com, Hong Kong - Otoritas di Hong Kong mengatakan, seorang pengusaha asal Korea Selatan yang dituduh membunuh istri dan putranya di sebuah hotel bintang lima dilaporkan bunuh diri.

Ia dinyatakan meninggal dunia saat tahapan pra-sidang sedang diproses. Pria tersebut ditemukan tak sadarkan diri (diduga bunuh diri) pada pagi ini di dalam sel penahanan Hong Kong.

Dikutip dari laman Washingtonpost.com, Selasa (17/4/2018), pria itu diketahui bernama lengkap Kim Mon-ho.

Pria itu ditemukan di seprei tempat tidur dengan tali yang melilit di lehernya. Saat dibawa ke rumah sakit, pria itu dinyatakan meninggal dunia.

Polisi menahan Kim pada Januari lalu atas dugaan pembunuhan anak dan istrinya di Hotel Ritz-Carlton Hong Kong.

Laporan media menyatakan bahwa Kim yang berusia 43 tahun adalah kepala eksekutif waralaba di Korea Selatan untuk Rocky Mountain.

Kim telah dijadwalkan untuk hadir dalam sidang pra-peradilan pada 23 Mei mendatang.

Tetapi, karena kematiannya hal itu tak dapat dilaksanakan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pria di Australia Tega Bunuh dan Mutilasi Istri

Kasus suami bunuh istri juga pernah terjadi di Melbourne, Australia. Seorang pria Negeri Kanguru itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, karena terbukti melakukan pembunuhan, dan memutilasi sang istri.

Mirisnya, tindak kriminal tersebut dilakukan di hadapan ketiga anaknya yang masih belia.

Dilansir dari Australia Plus, polisi yakin pria berusia 36 tahun asal Broadmeadows yang identitasnya dirahasiakan itu melakukan pembunuhan terhadap istrinya karena dilarang bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.

Nama pria ini tidak disebutkan guna melindungi identitas anak-anaknya.

Dengan hukuman penjara seumur hidup, pria ini baru bisa mendapat pembebasan awal setelah menjalani hukuman selama 30 tahun.

Aksi sadis calon antek ISIS itu bermula pada Juli 2016, ketika tiga anak mereka memberitahu polisi bahwa mereka melihat sang ayah memutilasi ibu mereka dengan pisau di ruang keluarga.

Salah satu dari anak-anak tersebut mengatakan kepada polisi bahwa jenazah ibunya tidak berbentuk lagi dan darah bersimbah di rumah.

Anak-anak tersebut juga mengatakan ayah mereka membungkus tubuh ibunya dengan plastik dan selimut, sebelum dimasukkan ke dalam mobil bersama mereka.

Jasad sang ibu dibawa ke semak-semak dekat lapangan tenis di Dallas, Melbourne Utara, dan dibuang di sana. Jenazah yang ditemukan oleh masyarakat itu baru bisa diidentifikasi beberapa pekan kemudian.

Di pengadilan, diungkapkan bahwa wanita korban pembunuhan tersebut menderita luka tusukan, dan kemungkinan tewas karena kehilangan begitu banyak darah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.