Sukses

Usia dan Kematian Manusia Bisa Diprediksi dengan Cara Ini?

Bersama dengan para ilmuwan dari Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT), Gero menganalisis data klinis 10 ribu orang berdasarkan Survei Kesehatan dan Gizi Nasional.

Liputan6.com, Moskow - Menurut ilmuwan Rusia, jaringan saraf dapat memprediksi panjang usia dan bahkan kemungkinan kematian manusia. Temuan ini membantu mengembangkan aplikasi seluler baru untuk mengetahui angka harapan hidup.

Percaya atau tidak, tubuh Anda tidak semuda dan setua yang Anda rasakan. Tingkat aktivitas fisik Anda ternyata dapat mengungkap lebih banyak tentang kemungkinan panjang usia Anda daripada umur Anda yang sesungguhnya, demikian dikutip dari laman RBTH Indonesia, Rabu (11/4/2018).

Para pendiri perusahaan rintisan (startup) biotek Rusia, Gero, percaya bahwa beberapa indikator, seperti tekanan darah, dapat mengungkapkan banyak informasi mengenai kesehatan dan bahkan risiko kematian seseorang.

Bersama dengan para ilmuwan dari Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT), Gero menganalisis data klinis 10 ribu orang berdasarkan Survei Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) 2003 hingga 2006.

Data penelitian NHANES berisi informasi tentang bagaimana orang-orang dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda bergerak saat memakai pelacak kebugaran.

"Orang yang sehat dan muda dapat dengan mudah beralih dari istirahat ke gerakan-gerakan cepat, tetapi orang yang sakit atau lanjut usia harus bangkit dari kursi secara perlahan dan bertahap," kata Dr. Peter Fedichev, direktur sains Gero dan kepala labaratorium MIPT

"Algoritma kami dapat mengungkapkan orang-orang yang memiliki harapan hidup lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata populasi."

Jaringan syaraf sudah bisa mendeteksi aritmia (suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung) dalam data elektrokardiogram (EKG) -- grafik yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu -- mengambil penanda biologis (biomarker) usia dari tes darah dan memprediksi kematian berdasarkan catatan medis elektronik.

"Terinspirasi oleh contoh-contoh ini, kami mengeksplorasi potensi kecerdasan buatan (AI) untuk penilaian risiko kesehatan berdasarkan aktivitas fisik manusia," kata Fedichev.

Satu minggu pengukuran aktivitas cukup bagi jaringan saraf untuk memprediksi usia biologis dan risiko kematian. Fedichev mengklaim bahwa algoritma berbasis AI yang dibuat oleh Gero telah mengungguli model-model usia biologis dan risiko kematian yang sebelumnya tersedia dari data yang sama.

Perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan akan mendapatkan manfaat terbesar dari teknologi Gero.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembangkan Aplikasi Tak Berbayar

"AI dapat digunakan untuk lebih memperbaiki model-model risiko," kata Fedichev, seraya menambahkan bahwa kombinasi teori penuaan dengan alat pembelajaran mesin modern yang paling kuat akan membantu mengurangi risiko dalam asuransi, perencanaan pensiun, dan berkontribusi terhadap terapi antipenuaan.

Gero telah mengembangkan versi beta tak berbayar aplikasi Gero Lifespan yang dapat memperkirakan masa hidup pengguna dengan bantuan akselerometer ponsel pintar.

Meski begitu, fokus utama perusahaan rintisan ini adalah mengembangkan pendekatan terapis terhadap penuaan.

"Kami mencari cara untuk memperlambat segala perubahan yang berkaitan dengan penuaan di tubuh dan menunda penyakit yang tergantung pada usia, seperti penyakit kardiovaskular, gangguan otak, dan kanker," kata Fedichev.

"Kami ingin menggunakan AI tak hanya untuk menilai risiko yang berkaitan dengan usia, tetapi juga untuk mencari cara untuk menguranginya."

Obat-obatan masyarakat Rusia zaman dulu benar-benar mencengangkan. Russia Beyond menilik lebih jauh pengobatan meragukan yang belum terbukti, tapi masih populer hingga saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.