Sukses

Menlu Korea Utara Berkunjung ke Moskow, Cari Dukungan Rusia?

Menteri Luar Negeri Korea Utara melakukan kunjungan kerja ke Moskow untuk berdialog dengan Menlu Rusia pada Selasa, 10 April 2018.

Liputan6.com, Moskow - Menteri Luar Negeri Korea Utara melakukan kunjungan kerja ke Moskow untuk berdialog dengan Menlu Rusia pada Selasa, 10 April 2018.

Dialog antara Menlu Korut Ri Yong-ho dan Menlu Rusia Sergei Lavrov diprediksi akan membahas penguatan hubungan kedua negara.

Selain itu, dialog tersebut menjadi ajang persiapan bagi Korea Utara jelang dialog damai antara Korea Selatan atau Inter-Korea Summit yang akan berlangsung akhir bulan ini.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Channel News Asia (10/4/2018), Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Ri Yong-ho dan Sergei Lavrov "akan membahas upaya penurunan tensi di Semenanjung Korea, serta berbagai topik lainnya".

Pertemuan itu juga menandai sebuah "tren yang positif" di kawasan, lanjut pihak Kemlu Rusia.

Sementara itu, pakar hubungan internasional menilai bahwa pertemuan tersebut merupakan ajang bagi Korea Utara untuk mencari dukungan jelang Inter-Korea Summit akhir bulan nanti -- yang akan mempertemukan Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in.

"Saat ini, penting bagi Utara untuk mendulang berbagai dukungan, termasuk dari Rusia," kata Alexander Vorontsov, pakar hubungan Rusia - Korea Utara dari Oriental Studies Institute yang berbasis di Moskow.

Sebelum menyambangi Moskow, sang Menlu Korea Utara itu sempat menghadiri Konferensi Gerakan Non-Blok di Azerbaijan pekan lalu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia Mendukung Rencana Dialog AS - Korea Utara

Sementara itu, dalam sebuah keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan dukungannya terhadap rencana dialog damai Inter-Korea Summit dan Korea Utara - Amerika Serikat.

Kremlin juga menyebut bahwa dialog semacam itu merupakan proses menuju "normalisasi" hubungan antara masing-masing pihak yang berkonflik.

"Jika pertemuan itu berhasil, akan menjadi titik balik dan terobosan bagi dinamika di kawasan," kata Alexander Vorontsov, pakar hubungan Rusia - Korea Utara dari Oriental Studies Institute yang berbasis di Moskow.

Moskow telah mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam uji coba rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

Akan tetapi, Rusia masih memiliki hubungan yang relatif hangat dengan Korea Utara, yang mana mereka berbagi perbatasan tanah kecil, dan menyediakannya dengan beberapa bantuan makanan.

Saat ini, ada sekitar 35.000 warga negara Korea Utara yang bekerja sebagai buruh di Rusia timur jauh (Far-East), dalam sektor penebangan kayu, pertanian, dan konstruksi.

Para pekerja bekerja keras dalam "kondisi seperti budak", kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson kepada PBB pada Desember 2017.

Rusia secara bertahap menghapus program ini sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan perlahan mulai mengirim mereka pulang pada bulan Februari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.