Sukses

5 Fenomena Aneh yang Pernah Muncul di Bumi, Salah Satunya di Indonesia

5 fenomena alam ini pernah terjadi di Bumi, ada yang indah, ada juga yang menyeramkan.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang berpendapat bahwa planet yang kita huni, Bumi, menyimpan sejuta misteri.

Ada banyak fenomena yang sejatinya lebih aneh dari apa yang manusia bisa bayangkan. Terkadang bahkan terasa tak masuk akal.

Meski demikian, fenomena tersebut tetap memiliki sisi menakjubkan, membuat orang-orang percaya bahwa Bumi punya kekuatan ajaib.

Meski terkadang indah, namun tak jarang juga ada fenomena alam yang menyeramkan, bahkan terbilang membahayakan kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Dikutip dari Brightside, Jumat (6/4/2018), inilah 5 fenomena aneh yang pernah terjadi di Bumi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Mata Raksasa di Sahara

Juga dikenal sebagai Richat Structure, "The Eye of Sahara" terlihat bagaikan mata raksasa yang muncul di Sahara, dekat Ouadane, Mauritania barat-tengah.

Setelah dilakukan penelitian, "The Eye of Sahara" berdiameter 40 km. Strukturnya seperti kubah (dome) yang terkikis. Pertama kali diketahui keberadaannya, fenomena ini ditafsirkan sebagai dampak asteroid.

Ahli geologi menyimpulkan, "The Eye of Sahara" terbentuk karena proses geologis. Sedangkan pusat kubah terdiri dari breksi silika.

3 dari 6 halaman

2. Gunung Pelangi di China

Inilah lukisan alam yang dinilai luar biasa oleh sebagian besar orang di dunia: The Rainbow Mountains atau Pegunungan Pelangi. Terletak di Zhangye National Geopark, provinsi Zhangye Danxia, China, pemandangan di sana benar-benar menakjubkan.

Zhangye Danxia dikenal karena warna batu yang tidak biasa, halus, tajam dan menjulang beberapa ratus meter. Bebatuan ini adalah hasil dari endapan batu pasir, oksida besi, dan mineral lainnya yang terjadi selama 24 juta tahun. Hasilnya, mirip dengan kue lapis.

Seluruh batu-batu itu terhubung ke lempeng tektonik yang sama yang membentuk bagian-bagian pegunungan Himalaya. Angin, hujan, dan waktu menciptakan permukaan yang indah, termasuk menara, pilar, dan jurang, dengan berbagai warna, pola, dan ukuran.

4 dari 6 halaman

3. Air Terjun Darah di Antartika

Banyak yang berpendapat bahwa Antartika adalah pusat dari kejadian misterius.

Ditemukan pada tahun 1911 oleh ahli geologi Australia, Griffith Taylor, warna merah Blood Falls atau Air Terjun Darah berasal dari besi yang teroksidasi di air laut. Besi menjadi merah ketika memiliki kontak dengan oksigen di udara.

Mulanya, warna merah pekat dianggap berasal dari ganggang merah. Tapi kemudian dikonfirmasi sebagai hasil dari oksidasi besi.

5 dari 6 halaman

4. Api Biru Kawah Ijen di Indonesia

Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen, dengan tinggi 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl), kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 hektar.

Danau kawah Ijen merupakan danau air asam terbesar di dunia. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Setiap dini hari, sekitar pukul 02.00 hingga 04.00, di sekitar kawah dapat dijumpai fenomena blue fire atau api biru (dikenal juga sebagai api abadi), yang menjadi ciri khas Kawah Ijen.

Warna biru cerah api adalah hasil pembakaran gas sulfur pada suhu yang sangat tinggi, di atas 360 derajat Celcius. Ketika gas-gas ini bersentuhan dengan oksigen, partikel ini menjadi biru.

Pemandangan alami tersebut hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu Islandia dan Ijen.

6 dari 6 halaman

5. Air Terjun Bawah Laut di Mauritius

Mauritius adalah sebuah negara pulau yang terletak di Samudera Hindia, 2.000 kilometer dari bagian tenggara benua Afrika. Di ujung pulau ini, tepatnya di barat daya, Anda bisa menemukan fenomena ilusi optik yang mengagumkan.

Jika dilihat dari atas, terlihat seperti ada pusaran bawah laut yang muncul di pesisir pantai. Pemandangan "air terjun" ini diambil dari satelit Google Map.

Pola air terjun ini disebabkan karena ombak yang menerjang pasir pantai, mengakibatkan pasir-pasir tersebut membentuk alur dan garis yang menyerupai curahan air terjun.

Meskipun bukan air terjun bawah laut sungguhan, tetapi pemandangan tersebut sangat menakjubkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.