Sukses

Suara Berisik Ribuan Burung Meneror Warga Adelaide

Kawanan burung korela yang terekam sedang berada di sebuah rumah di Andrews Farm menunjukkan tingkat kebisingan yang luar biasa.

Liputan6.com, Adelaide - Ribuan burung korela yang merupakan salah satu jenis kakatua, telah meneror penduduk pinggiran kota Adelaide, Australia dengan suara berisik. Burung-burung ini juga merusak lampu-lampu jalan, rambu lalu-lintas dan pepohonan.

Dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Jumat (6/4/2018), pemerintah kota setempat telah menggunakan berbagai cara. Mulai dari drone hingga kembang api untuk mengusir burung-burung ini. Mereka tampaknya kewalahan dan akhirnya meminta Departemen Lingkungan Hidup mengambil-alih.

Kawanan burung korela yang terekam sedang berada di sebuah rumah di Andrews Farm menunjukkan tingkat kebisingan yang luar biasa.

Seorang warga bernama Sandy Bandtock mengatakan hal seperti itu sudah akrab baginya.

"Lewat jam enam pagi mereka datang dan kemudian akan datang kembali di siang hari. Kemudian mereka datang lagi sekitar pukul enam lewat," katanya.

"Setidaknya tiga kali mereka membuat semua kebisingan ini. Sangat berisik," tuturnya.

Bandtock mengatakan bahwa kebisingan itu agak menakutkan, sampai kita tahu dari mana sumbernya.

Meninggalkan Kotoran

Dalam beberapa tahun terakhir, kawanan burung ini sering mendatangi Playford, di pinggiran utara Kota Adelaide.

Namun beberapa minggu terakhir mereka kembali dengan kawanan lebih besar dan mengepung kawasan tersebut. Walikota Playford Glenn Docherty mengatakan, burung-burung itu menimbulkan kerusakan besar.

"Kami mengalami banyak kotoran burung di atap, di aspal, di mobil, kerusakan lampu jalan karena mereka ingin menangkap serangga," katanya.

"Pepohonan itu tidak lagi punya daun karena mereka memakannya semua," tambah walikota.

"Agak menakutkan ketika kita sedang menikmati suasana tenang di halaman belakang saat masak-masak dan tiba-tiba kita melihat serbuan burung-burung," kata Docherty.

Dia mengatakan cuaca yang baik dan makanan yang cukup menjadi daya tarik kedatangan burung-burung itu ke kawasan yang sebenarnya agak jauh dari habitat mereka.

"Ada beberapa kelompok burung, mereka seperti beremigrasi dari pangkalan Angkatan Udara RAAF Edinburgh. Mereka bisa berjumlah ratusan atau ribuan dalam satu kawanan," katanya.

"Ini bukan hanya masalah bagi Playford, tetapi juga daerah lain di utara dan bahkan ke pusat Kota Adelaide," jelas Docherty lagi.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menempuh Berbagai Cara

Pemkot setempat telah mencoba segala cara untuk mengatasi serbuan burung-burung yang telah menyebabkan kerusakan bernilai ribuan dolar di berbagai wilayah.

Walikota Docherty mengatakan sejauh ini mereka telah menggunakan falconer - yaitu elang pemangsa alami burung - untuk mengusir kawasan korela.

Mereka juga menggunakan drone serta piroteknik dan peralatan untuk menakuti burung.

Meski teknik tersebut mengusir burung ke tempat lain, Walikota Docherty mengatakan pihak Departemen Lingkungan harus mengambil-alih hal ini.

"Yang kita lihat sekarang ini sudah mendekati situasi wabah," katanya.

"Kami sangat berharap pemerintah negara bagian mengambil tindakan proaktif, karena Pemkot sudah berusaha melakukan yang terbaik tapi kami tak punya kekuatan hukum untuk mengendalikan mereka dalam jangka panjang," tuturnya.

"Kawanan burung ini akan terus tumbuh dan mereka akan bergerak lebih dekat ke Adelaide, menyebabkan lebih banyak masalah bagi masyarakat," ujar Docherty.

"Hal ini hanya bisa dikendalikan oleh pemerintah negara bagian, bagaimana mereka mengatasi dan mengendalikan jumlahnya," katanya.

Departemen Lingkungan Australia Selatan menyatakan pihaknya selalu meninjau upaya mengatasi dampak burung korela dan bekerja sama dengan pemkot dan pengelola lahan setempat.

Disebutkan pula sebaiknya para warga sebaiknya menggunakan berbagai cara seperti suara bising atau lampu untuk mengusir burung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.