Sukses

4 Benda Alternatif Ramah Lingkungan Pengganti Plastik

Berikut, 4 zat dan benda alternatif ramah lingkungan pengganti plastik yang tetap dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari fungsinya yang sangat serbaguna, plastik merupakan salah satu benda paling berbahaya di dunia.

Sebuah kantong plastik belanja sederhana misalnya, mengandung sejumlah zat kimia beracun. Jika terurai dan terkontaminasi ke tanah dan mata air, zat itu mampu membahayakan seluruh makhluk hidup.

Ditambah lagi, sifat plastik yang sangat sulit terurai secara alami menambah polemik tersendiri. Kira-kira, membutuhkan waktu puluhan, ratusan, hingga ribuan tahun agar plastik mampu mengalami dekomposisi alami.

Proses penguraian plastik pun membutuhkan penanganan khusus. Karena, plastik yang tidak diuraikan dengan baik mampu memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Menimbang bahaya itu, ilmuwan dan aktivis lingkungan telah lama mengimbau agar masyarakat mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke benda alternatif lain. Tentunya, demi kebaikan bersama masa depan Bumi kita.

Berikut, 4 zat dan benda alternatif ramah lingkungan pengganti plastik yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti dirangkum dari Listverse (25/3/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Cangkang Crustacea dan Kutikula Serangga

Cangkang atau kutikula bekas atau yang ditinggalkan oleh hewan-hewan crustacea dan serangga, bisa diolah kembali menjadi alat-alat makanan sederhana. Seperti, piring, sendok, garpu, dan gelas.

Tak hanya itu, jika diolah menggunakan metode yang lebih kompleks, cangkang-cangkang itu bisa dimanfaatkan untuk membentuk peralatan rumah tangga lain.

Satu kilogram cangkang dan kutikula bisa diolah menjadi 15 kantung belanja serba guna.

Proses penguraian alami benda-benda itu pun bisa terjadi secara cepat, sehingga, ramah lingkungan.

3 dari 5 halaman

2. Pati Kentang

Pati merupakan residu sisa dari produk makanan olahan berbasis kentang.

Komposisi itu bisa banyak diperoleh -- hingga ratusan kilogram -- dari pabrik-pabrik besar pengolah keripik kentang kemasan.

Beberapa perusahaan daur ulang pun telah lama memanfaatkan pati kentang untuk membuat kantung belanja bio-plastik.

Pada proses pengolahannya menjadi benda produk, pati kentang tetap membutuhkan zat kimia polyurethane (bahan kunci pembuatan plastik).

Namun, polyurethane yang digunakan dalam pengolahan produk berbasis pati kentang jauh lebih sedikit ketimbang produk yang 100 persen plastik.

Karena kandungan zat kimia yang terkandung lebih sedikit, maka, dapat meminimalisir dampak racun, mempercepat proses penguraian alami, serta ramah lingkungan.

4 dari 5 halaman

3. Pohon Pisang

Serat alami yang terkandung dalam setiap bagian pohon pisang berpotensi menjadi alternatif plastik.

Sama seperti pemanfaatan pati kentang, proses pengolahan pohon pisang menjadi benda produk tetap membutuhkan zat kimia polyurethane (bahan kunci pembuatan plastik).

Namun, polyurethane yang digunakan dalam pengolahan produk berbasis pohon pisang jauh lebih sedikit ketimbang produk yang 100 persen plastik.

Pemanfaatan pohon pisang pun bisa digunakan untuk benda sehari-hari yang lebih kompleks, seperti tanki air, kerucut lalu-lintas, bahkan hingga perahu.

Karena kandungan zat kimia yang terkandung lebih sedikit, maka, dapat meminimalisir dampak racun, mempercepat proses penguraian alami, serta ramah lingkungan.

5 dari 5 halaman

4. Rumput Laut untuk Menampung Air Minum

Apa jadinya jika air kemasan yang biasa Anda minum diganti dengan bola air? Tentu aneh, mengingat masyarakat kini terbiasa meminum air kemasan dalam botol plastik.

Nah, seorang pria lulusan Imperial College London, Inggris, ini menemukan cara baru untuk menikmati air minum tanpa harus menggunakan botol plastik.

Ia adalah Rodrigo Garcia Gonzales yang mengembangkan Ooho Water Bomb, sebuah bola air yang dapat dimakan!

Ooho Water Bomb adalah wadah air minum yang berbentuk bola kecil. Ooho terbuat dari 100 persen bahan organik, yakni sari rumput laut, sehingga aman untuk dimakan.

Menariknya, Ooho tidak cuma bisa diisi air mineral, tetapi juga minuman lain seperti minuman bersoda.

Keunggulan lainnya adalah kandungan karbondioksida pada Ooho lima kali lebih sedikit dibandingkan pada botol plastik. Bahan baku Ooho juga lebih murah dibandingkan dengan botol plastik.

Selain menghemat ongkos produksi, Ooho dapat mengurangi pemakaian botol plastik yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Asal tahu saja, plastik baru bisa terurai 500-1000 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.