Sukses

Horor... Ular Piton Belit Kaki Remaja di Toilet

Pukul 23.00 malam seorang penangkap ular dihubungi untuk mengevakuasi piton yang bersembunyi di dalam toilet. Lalu...

Liputan6.com, Queensland - Seorang remaja dibelit seekor ular piton sepanjang 1,8 meter ketika dia berada di toilet. Horor!

Penangkap Ular Noosa, Luke Huntley, mengatakan penangkapan dalam kasus itu adalah yang paling menarik sepanjang karirnya. Ia mengaku dihubungi pada pukul 23.00 malam untuk mengevakuasi piton pemarah tersebut.

"Anak itu mengatakan dia tengah duduk di toilet, dan reptil itu melilit kakinya," jelas Huntley seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (21/3/2018).

"Dia berhasil melepaskannya dan saya dipanggil. Ular itu hanya mencari makanan dan air. Dia tahu terpojok dan merasa harus membela diri."

"Kepalanya sangat besar dan cukup tebal. Untungnya anak itu tidak digigit. Saya telah digigit oleh salah satu dari jenis itu sebelumnya dan sangat menyakitkan. Ketika mereka mengunci sesuatu, dapat menyebabkan segala macam masalah.

"Saya harus sangat berhati-hati saat menjemputnya."

Huntley tiba di tempat kejadian dalam hitungan menit, dan ular piton itu bersembunyi di satu-satunya toilet dalam rumah.

Penangkapan ular piton tersebut muncul setelah penangkap ular pingsan akibat racun reptil yang menggigitnya.

Huntley dan penangkap ular lainnya mengaku akhir-akhir ini banyak mendapat panggilan. Delapan dari 10 ular yang ditangkap di dalam ruangan.

 

 

Saksikan juga video berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Gigitan

Awal Februari lalu, William Pledger, seorang penangkap ular berpengalaman dari Gympie, dipanggil ke sebuah rumah di Queensland untuk menyingkirkan seekor ular cokelat.

Ular itu melingkar dan menempel ke tangannya.

"Saya sama sekali tidak merasakan gigitannya," katanya kepada Gympie Times, mengacu pada taring ular yang telah menusuk buku jarinya.

Pledger menganggap itu adalah gigitan biasa, namun nyatanya salah. Setelah ke dokter barulah diketahui bahwa ada kombinasi racun mematikan neurotoksin, mikotoksin, dan koagulan di aliran darahnya.

Delapan jam kemudian, ginjalnya mulai mati. Namun racun berhasil diobati dengan  antivenene, sehingga ia selamat dari maut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.