Sukses

PM Inggris: Moskow Mungkin Berada di Balik Serangan Eks Mata-Mata Rusia

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menyebut ada kemungkinan campur tangan Rusia di balik percobaan pembunuhan eks mata-mata Sergei Skripal.

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan bahwa Rusia kemungkinan besar berada di balik percobaan pembunuhan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan anak perempuan Yulia Skripal di Salisbury pada 4 Maret 2018.

May mengatakan bahwa nerve agent atau racun saraf yang digunakan dalam serangan tersebut berjenis Novichok, zat yang dikembangkan Uni Soviet pada 1970-an.

"Berdasarkan identifikasi positif agen kimia ini oleh para ahli terkemuka dunia di Defence Science and Technology Laboratory di Porton Down, kami mengetahui bahwa Rusia sebelumnya telah menghasilkan racun ini dan masih dapat melakukannya," demikian pernyataan May di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (13/3/2018).

"Catatan Rusia tentang pembunuhan yang didukung negara, dan kami menilai bahwa Rusia memandang pembelot sebagai target pembunuhan yang sah, pemerintah telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Rusia bertanggung jawab atas tindakan tersebut terhadap Sergei dan Yulia Skripal," imbuh May.

May mengatakan, Duta Besar Rusia untuk Inggris telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri untuk menjelaskan apakah serangan tersebut merupakan tindakan langsung yang dilakukan oleh Negeri Beruang Merah atau bukan.

Ia menunggu tanggapan dari pemerintah Rusia pada Selasa, 13 Maret 2018 waktu setempat. "Jika tidak ada tanggapan yang kredibel, kami akan menyimpukan bahwa tindakan ini sesuai dengan penggunaan yang tidak sah oleh Rusia terhadap Inggris," ujar May.

 

 Simak video tentang nasib nahas eks mata-mata Inggris untuk Rusia berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Rusia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova tak menghiraukan pernyataan May dan menyebutnya sebagai pertunjukan sirkus oleh parlemen Inggris.

"Kesimpulan itu mencurigakan," ujar Zakharova. "Ini merupakan informasi dan kampanye politik lain yang didasarkan provokasi."

Berbicara dari Moskow sebelum May menyampaikan pernyataan terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Inggris harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Sergei, sebelum pihak dari Inggris berbicara kepadanya.

Hal itu Putin sampaikan setelah seorang wartawan BBC menanyakan apakah Rusia bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Ketahui hingga dasar, dan kami akan membahasnya dengan Anda," jawab Putin seperti dilaporkan RIA.

3 dari 3 halaman

Tentang Sergei Skripal

Kolonel Skripal yang merupakan pensiunan petugas intelijen militer Rusia, dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun oleh Rusia pada 2006 karena telah melakukan mata-mata untuk Inggris.

Ia didakwa telah menyerahkan sejumlah identitas agen mata-mata Rusia yang bekerja di Eropa kepada Badan Intelijen Inggris, MI6.

Sebagai imbalan karena telah memberikan informasi sejak tahun 1990-an, Skripal dibayar US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,37 miliar.

Ia adalah satu dari empat tahanan yang dibebaskan oleh Moskow dalam pertukaran dengan 10 mata-mata Amerika Serikat pada 2010. Skirpal kemudian diberi perlindungan di Inggris.

Tetangganya di Salisbury mengatakan, Skripal merupakan orang yang ramah. Istri dan anak laki-lakinya diketahui telah meninggal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.