Sukses

Pergoki Pasangan Mesum di Mobil Goyang, PM Inggris Salah Tingkah

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengaku pernah dibuat salah tingkah ketika tidak sengaja melihat langsung pasangan yang sedang berhubungan intim.

Liputan6.com, London - Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, mengaku pernah salah tingkah karena tidak sengaja melihat langsung pasangan yang tengah melakukan hubungan intim.

Dilansir dari Mirror pada Jumat (2/3/2018), kejadian tersebut dialami oleh PM Theresa saat pulang dari salah satu aktivitas politiknya sebelum menjadi pemimpin Inggris.

"Saya sedang berjalan melewati sebuah mobil van dengan pintu tengah yang sedikit terbuka. Mobil tersebut bergoyang pelan, dan saya tiba-tiba curiga," cerita Theresa May.

Ia pun mencoba mengetuk kaca mobil yang cukup gelap. Namun tidak ada jawaban, dan mobil terus bergoyang sesekali.

"Tiga ketukan tidak dijawab. Saya pun mendekatkan wajah ke kaca jendela, dan seketika menyadari ada dua tubuh berbaring tanpa busana di dalamnya," lanjutnya bercerita.

Diakuinya, hal tersebut membuatnya bingung sekaligus kesal. Bingung karena ia tidak tahu harus berbuat apa, dan kesal karena ia melihatnya di waktu petang.

"Mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi, di mobil yang mungkin memang milik mereka, namun terjadi di waktu petang. Saya bingung, apakah hal itu melanggar hukum atau tidak," jelasnya.

Meski begitu, PM Theresa May tidak menyebut secara spesifik mengenai kapan pengalaman unik tersebut terjadi.  

 

 Simak video mengenai lautan Inggris yang membeku karena cuaca ekstrem berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Mengurusi Isu Brexit

Sementara itu, PM Theresa May masih terus mengupayakan adanya aliansi keamanan bersama antara Inggris dengan Uni Eropa (UE) pasca-keputusan Brexit.

Pemerintah Inggris sudah mengusulkan sepekatan keamanan lebih luas kepada UE. Hal itu dimaksudkan untuk memastikan pertukaran informasi dan penegakan hukum bersama tetap berjalan setelah Brexit, yang mulai efektif pada Maret 2019 mendatang.

Kesepakatan bersama UE ini akan memungkinkan Inggris tetap menjadi anggota kepolisian bersama UE, Europol.

Inggris juga tetap dapat menggunakan kebijakan penahanan yang berlaku di Eropa, di mana memungkinkan negeri tersebut melakukan ekstradisi secara cepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.