Sukses

2-3-1965: Dimulainya Rolling Thunder, Operasi Militer Terbesar AS di Vietnam

Operasi Rolling Thunder menjadi operasi militer terbesar Amerika Serikat pada Perang Vietnam.

Liputan6.com, Hanoi - Rolling Thunder merupakan operasi militer terbesar yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada perang Vietnam.

Dimulai pada 2 Maret 1965, sebanyak 100 jet tempur AS menyerang sebuah pusat amunisi di kawasan Xom Bang, yang terletak sekitar 16 kilometer dari perbatasan utara Vietnam.

Operasi militer tersebut merupakan buah keputusan Presiden Lyndon B. Johnson pada Februari di tahun yang sama. Demikian Today in History yang dilansir dari History.com pada Kamis (1/3/2018).

Presiden AS ke-36 itu, memerintahkan militer untuk menyerang secara berkelanjutan berbagai kawasan yang menjadi lintasan penting pasukan Vietkong.

Sebanyak enam pesawat tempur AS jatuh, namun para pilot berhasil selamat berkat kursi lontar, kecuali satu orang yang hilang, yakni Kapten Hayden J. Lockhart.

Kapten Hayden J. Lockhart diketahui ditahan oleh pasukan Vietkong. Penangkapan tersebut menjadikannya sebagai pilot militer AS pertama yang menjadi tahanan perang oleh Vietnam.

Lockhart yang menerbangkan pesawat F-100 itu baru dibebaskan dari tahanan perang pada 1973, beberapa waktu setelah disepakatinya Persetujuan Perdamaian yang diteken kedua negara di Paris.

 

Simak video tentang kisah pilu wanita korban Perang Vietnam berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah AS Rahasiakan Operasi Rolling Thunder

Tujuan utama dilancarkannya operasi Rolling Thunder adalah untuk menyabotase jalur transportasi penghubung antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Setahun setelahnya, pada 1966, operasi Rolling Thunder diperluas ke kawasan utara Vietnam, di mana tujuan utamanya adalah menyerang gudang amunisi dan fasilitas penyimpanan bahan bakar.

Selanjutnya pada 1967, operasi militer ini kembali meluaskan sasarannya. Kali ini, pasukan tempur AS fokus melumpuhkan pembangkit listrik, berbagai pabrik, dan lapangan udara di kawasan Hanoi dan Haiphong.

Menurut catatan media di negeri Paman Sam, Gedung Putih diketahui tidak transparan dalam mengabarkan tentang operasi Rolling Thunder. Bahkan Presiden Johnson diduga kerap memiliki sendiri target serangan dalam operasi militer terkait.

Sepanjang periode 1965 hingga 1968, sebanyak 643.000 ton bom dijatuhkan di Vietnam Utara. Selain itu, di periode yang sama, hampir 900 kendaraan tempur AS dilaporkan rusak dan hilang.

Beberapa kekalahan yang dialami AS menjadi alasan operasi militer tersebut terus dilancarkan.

Hingga akhirnya pada 31 Oktober 1968, Presiden Johnson mengumumkan penghentian perang akibat desakan politik dalam negeri yang terus merongrong kepemimpinannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.