Sukses

Miris, Bayi Badak Ingin Minta Susu Saat Induknya Mati Dibunuh Pemburu

Momen sedih antara bayi dan induk badak ini difilmkan beberapa hari lalu di sebuah taman nasional oleh badan amal penyelamat Rhino 911.

Liputan6.com, Cape Town - Sungguh malang nasib bayi badak di Afrika Selatan. Dalam kondisi kelaparan ia berusaha untuk meminta susu dari sang induk yang rupanya sudah mati.

Momen menyedihkan ini difilmkan beberapa hari lalu di sebuah taman nasional oleh badan amal penyelamat Rhino 911.

Dikutip dari laman Mirror.co.uk, Sabtu (24/2/2018), bayi badak itu berusaha menyenggol kepalanya ke badan induk sebagai pertanda ingin meminta susu.

Dalam rekaman itu terlihat bahwa sang induk sudah lemas tak berdaya. Di duga ia dibunuh oleh orang tak bertanggung jawab. Sebab, pada bagian kepala induk badak terlihat luka setelah bagian tanduknya hilang.

Banyak pihak yang sengaja berburu tanduk badak, sebab harga satuan tanduk hewan bertubuh besar ini bisa mencapai puluhan ribu pound sterling.

Seorang anggota Rhino 911, Nico Jacobs mengatakan, tragedi kematian badak bernama Lottie ini berbahaya sebab pembunuhannya terjadi di tengah taman nasional -- sebuah titik yang sebelumnya dicapai oleh pemburu.

Hal ini dianggap oleh Jacobs sebagai kondisi yang mengkhawatirkan.

Nico juga mengatakan bahwa bayi badak yang ditinggal induknya itu berumur satu bulan. "Kami telah kehilangan 11 badak dalam empat minggu terakhir, tentunya di lokasi berbeda."

"Biasanya sangat sulit bagi pemburu untuk masuk kawasan tengah taman nasional. Jadi ini sungguh mengkhawatirkan. Saya pikir mereka bersembunyi di pegunungan pada malam hari dan menjalankan aksinya di pagi hari," tambah Jacobs.

Jacobs menyebut, jumlah badak di seluruh Afrika Selatan kini tinggal di 18.600 badak putih dan 5.000 badak hitam.

Rhino 911 adalah sebuah organisasi nirlaba yang khusus menangani masalah badak. Adapun aktivitas mereka banyak menggunakan helikopter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tangis Penjaga Satwa Lihat Badak Mati

Membawa senjata api, mengenakan topi dengan tangan di kepala, seorang pekerja satwa liar tampak menyembunyikan kesedihan setelah mendapati tiga badak dibunuh pemburu liar untuk cula mereka.

Salah satu pekerja menggambarkan pembantaian di Afrika Selatan sebagai hari terburuk mereka. Dua badak bercula ditemukan mati pada Maret 2016.

Dokter hewan di lokasi berusaha selamatkan badak yang ketiga bernama Bingo, namun gagal dan mati kemarin malam akibat luka-luka parah yang dideritanya.

Sementara itu, dua anak badak berusia 11 bulan yang masih menyusui harus dikirim ke penampungan hewan karena belum bisa mengurusi dirinya sendiri.

Dikutip dari Dailymail, permintaan dan harga cula badak dalam beberapa tahun ini telah mengalami peningkatan signifikan untuk keperluan medis, khususnya di Asia. Hal ini telah menyebabkan pemburuan cula badak di negara-negara Afrika.

Bangkai kedua badak ditemukan di Sibuya Game Reserve oleh pemiliknya, Nick Fox di propinsi Eastern Cape.

"Para pemburu yang melakukan pembantaian adalah profesional, mereka merupakan sindikat yang memiliki beragam sumber daya. Jika pemburuan ingin dihentikan, kami akan memerlukan pasukan unit badak yang lebih baik dan khusus," katanya.

Kematian ketiga badak datang ketika Pangeran Williams -- presiden United for Wildlife -- tengah melakukan kampanye terhadap penyeludupan bagian tubuh hewan-hewan yang terancam punah untuk keuntungan.

Namun, sang pangeran belum lama ini mendapatkan kritikan setelah melakukan klaim bahwa ada lokasi di Afrika di mana para pemburu bisa berburu untuk hiburan semata.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.