Sukses

Mirip New York, Kota Kuno di Meksiko Ini Punya Banyak Gedung

Sebuah kota yang hilang telah ditemukan di Meksiko oleh sejumah arkeolog. Kota itu diklaim memiliki banyak gedung seperti Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat.

Liputan6.com, Mexico City - Sebuah kota yang hilang telah ditemukan di Meksiko oleh sejumah arkeolog. Kota kuno itu diklaim memiliki banyak gedung seperti Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat.

Menggunakan teknologi laser canggih LiDAR (Light Detection and Ranging),  berhasil menemukan kota itu di Meksiko barat.

Kota yang hilang itu diketahui bernama Angamuco seluas 25 km persegi dan memiliki sekitar 40.000 gedung. Demikian seperti dikutip dari News.com.au (20/2/2018).

"Saya hampir menangis," kata Fisher saat melihat gambar LiDAR kota itu untuk pertama kalinya.

"Sungguh luar biasa melihat bangunan itu dengan penggambaran yang jelas."

Hanya dengan dua kali penerbangan menggunakan LiDAR, tim Colorado State University -- yang bekerja sama dengan Centre for Airborne Laser Mapping -- dapat dengan cepat menentukan ukuran kota kuno dan juga menemukan struktur yang sebelumnya hilang.

LiDAR menggunakan laser untuk mengukur jarak ke permukaan Bumi dan telah terbukti sangat berharga untuk mempelajari apa yang tersembunyi di daerah berhutan lebat, termasuk di Meksiko.

Teknologi itu juga dapat digunakan secara luas dalam aplikasi lain, termasuk mobil otonom yang memungkinkan kendaraan tersebut menampilkan sudut pandang 360 derajat secara terus menerus.

Fisher mengatakan, tanpa menggunakan teknologi LiDAR, menghitung jumlah bangunan di  kota kuno Angamuco, Meksiko mungkin akan memakan waktu lama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kota yang Tak Berdokumen

Chris Fisher mengatakan bahwa Angamuco bukanlah kota yang hilang seperti definisi populer pada umumnya. Meningat kota itu telah ditemukan pertama kali pada 2007 dan tim Fisher telah melakukan penelitian di sana sejak 2009.

"Kami tidak menyebutnya kota yang hilang," katanya. "Kami menyebutnya kota yang tidak berdokumen."

Meskipun demikian, arkeolog tersebut tidak meremehkan dampak penemuan itu terhadap bidang penelitian dan sains secara keseluruhan.

"Temuan itu menunjukkan bahwa pada Abad ke-21, kita hanya tahu sedikit tentang dunia kita dan masih banyak yang bisa ditemukan," katanya.

"Kota ini berada di daerah yang ramai dengan aktivitas perdagangan di Meksiko. Sebelum diteliti, tak ada yang tahu bahwa kota itu benar ada di sana sepanjang waktu."

Angamuco dibangun sekitar 900 SM oleh Purépecha, sebuah peradaban yang merupakan saingan dari kerajaan Aztec di Meksiko tengah, dan mencapai puncak populasi sekitar 100.000 penduduk pada tahun 1000 - 1350 SM.

"Ada kira-kira jumlah bangunan serupa tapi ukuran bangunan kuno jelas jauh lebih kecil sehingga kepadatan penduduk atau jumlah orang yang terlibat tidak sebanding," Fisher menambahkan.

Pada masanya, Angamuco adalah kota terbesar di Meksiko barat dan jauh lebih besar dari ibu kota Purépecha di Tzintzuntzan -- meskipun tak jauh lebih pada ketimbang Tzintzuntzan.

"(Angamuco) adalah inti kekaisaran sebenarnya," kata Fisher.

3 dari 3 halaman

Dibangun di Atas Aliran Lahar

Angamuco dibangun di atas aliran lahar dan telah tersembunyi selama berabad-abad karena hutan lebat dan daerah terjal yang mengelilinginya.

Periset telah menemukan sejumlah fitur menarik yang membuat Angamuco berbeda dengan kota pra-Kolombia lainnya di Meksiko.

Mayoritas kuil kota dan plaza terbuka di delapan tempat di sekitar tepi Angamuco, bukan di pusat, yang lebih umum.

Kota ini juga memiliki banyak taman dan komunitas Purépecha dikenal karena kemampuan mereka dalam menciptakan irigasi tanaman dan mengolah ruang hijau.

"Kita bisa belajar banyak dari Purépecha dalam hal perencanaan kota modern," kata Prof Fisher.

"Mereka memiliki ruang hijau, mereka melakukan hal-hal dengan air yang masih bisa kita terapkan. Orang-orang ini tahu semuanya. "

Penanggalan karbon dari artefak yang ditemukan di situs tersebut menunjukkan bahwa kota tersebut mengalami dua periode ekspansi yang terpisah, hingga akhirnya runtuh sebelum kedatangan Bangsa Eropa di Benua Amerika pada abad ke-15.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini