Sukses

Berusia 50 Tahun, Wiski Produksi Jepang Ini Terjual Rp 4 Miliar

Wiski merek Yamazi ini laku terjual setelah hadir dalam sesi lelang di Sotheny, Hong Kong beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Hong Kong - Sebotol wiski merek Yamazaki edisi terbatas yang dirilis oleh Suntory Spirits Ltd, berusia 50 tahun telah terjual dengan harga yang sangat fantastis.

Dikutip dari laman Japan Times, Jumat (2/2/2018), sebotol wiski itu terjual dengan harga 32,6 juta Yen atau setara dengan Rp 4 miliar.

Wiski merek Yamazi ini laku terjual setelah hadir dalam sesi lelang di Sotheby's Hong Kong beberapa waktu lalu.

Menurut seorang pejabat rumah lelang, harga senilai Rp 4 miliar adalah tawaran tertinggi untuk sebuah satu botol wiski asal Jepang.

Yamazaki adalah satu dari sekitar 150 merek botol wiski berusia 50 tahun yang dijual dalam sesi lelang tersebut. Ada beberapa merek lain yang menyajikan keunggulannya masing-masing.

"Produk-produk yang hadir dalam sesi lelang ini dipilih secara ketat. Paling tidak usia sebotol wiski harus 50 tahun," ujar pihak dari Suntory Holdings Ltd.

Salah satu indikator sebuah wiski dijual dengan harga mahal adalah faktor kelangkaannya. Sumber dan bahan pembuatan dari minuman itu.

Lewat sesi lelang wiski yang diadakan di Hong Kong, banyak pihak dari Negeri Sakura yang meyakini jika Wiski buatan Jepang semakin populer.

Tak hanya itu, mereka juga yakin jika nama merek wiski asal Jepang semakin populer, maka peminatnya pun juga semakin banyak.

Terutama bagi para pecinta wiski yang tersebar dari seluruh Asia bahkan hingga dunia. Namun sayangnya, pembeli wiski Yamazaki ini tak dipublikasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Miliarder China Tertipu Beli Wiski Mahal

Jika pembeli wiski di sebuah rumah lelang Hong Kong beruntung bisa beli wiski enak, maka beda halnya dengan kasus yang satu ini.

Seorang miliarder China membeli satu dram (setara dengan dua gelas shot) sebuah merk Scotch -- varian Wiski khas Skotlandia -- yang digadang-gadang sebagai minuman paling mahal di dunia.

Tak tanggung-tanggung, Zhang Wei (36) dari Beijing harus merogoh kocek senilai 7.600 pound sterling (setara dengan Rp 134 juta) demi segelas Macallan single malt Scotch yang diproduksi pada 1878, demikian seperti dikutip dari BBC.

Zhang Wei membelinya di bar alkohol Devil's Place di Hotel Waldhaus Am See di St. Moritz, Swiss. Manajer hotel Sandro Bernasconi pun mengunggah foto dirinya bersama dengan Zhang Wei kala keduanya menggenggam gelas berisi Macallan dengan bangga.

Akan tetapi, kecurigaan tentang orisinalitas Scotch tersebut muncul setelah para kritikus dan alcohol aficionado menyadari ada sejumlah kejanggalan pada foto yang tertera pada beberapa surat kabar dan yang diunggah oleh Bernasconi.

Kecurigaan muncul setelah beberapa kritikus mengamati kejanggalan pada bentuk tutup (cork) dan label botol Macallan. Bahkan beberapa di antaranya menyebut Scotch berumur 139 tahun itu adalah produk palsu.

Tak mau nama baiknya rusak oleh embusan kabar miring, pihak Hotel Waldhaus pun mengirim sampel Scotch Macallan mereka -- yang dibeli oleh Zhang Wei -- kepada organisasi aficionado dan kritikus alcohol elite asal Skotlandia, Rare Whisky 101 (RW101) untuk dianalisis.

Organisasi itu pun bekerja sama dengan University Oxford untuk melakukan sejumlah tes laboratorium.

Tes penanggalan karbon yang dilakukan oleh para periset Oxford dengan tingkat akurasi 95 persen menyebut, Scotch Macallan yang dijual oleh Hotel Waldhaus diproduksi antara tahun 1970 - 1972, bukan dari tahun 1878.

Organisasi aficionado dan kritikus alcohol elite asal Skotlandia lainnya, Tatlock & Thomson turut melakukan analisis pada Scotch tersebut. Hasil tes mereka mengindikasikan bahwa Macallan yang dijual oleh Hotel Waldhaus bukan tipe single malt, karena memiliki komposisi 60 persen malt dan 40 persen grain.

Lewat berbagai tes itu, RW101 menyimpulkan bahwa Scotch Macallan yang dijual oleh Hotel Waldhaus -- dan turut dibeli oleh Zhang Wei -- tak layak menyandang harga 7.600 pound sterling. Bahkan, organisasi itu mengatakan, "botol tersebut hampir tidak berharga sebagai sebuah barang kolektor".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.