Sukses

Kejahatan Tak Terkendali di Jamaika, Turis Dilarang Keluar Hotel

Di kawasan turis di Jamaika, kejahatan semakin meningkat. Membuat militer pun turun tangan.

Liputan6.com, Kingston - Turis Inggris dan Kanada dilarang keluar dari sejumlah hotel dan resor di Montego Bay. Langkah itu diambil usai pemerintah Jamaika mengeluarkan state of emergency merespons serentetan penembakan yang mematikan di negara itu.

Tentara telah dikerahkan di jalanan di kawasan St. James setelah serangkaian pembunuhan menyebabkan militer pun bertindak. Demikian seperti dikutip dari Newsweek, pada Minggu (21/1/2018).

Newsweek berusaha menghubungi Departemen Luar Negeri AS, yang pada saat itu tengah memperbaharui travel advisory, tidak meng-update status Jamaika yang dikatakan rawan itu.

Sementara itu, pada Sabtu, kantor-kantor federal di AS tutup, setelah Kongres tidak setuju dengan budget terbaru

Tak tahu bagaimana Deplu AS terdampak dengan penutupan kantor itu.

Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness mengatakan pada hari Kamis bahwa tindakan pengamanan ekstra diperlukan untuk "memulihkan keamanan publik" di area St. James.

Menteri Pertahanan Jamaika, Mayor Jenderal Rocky Meade, mengatakan angkatan bersenjata Jamaika menargetkan kelompok-kelompok, dengan "fokus khusus pada mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan, penipuan lotre, perdagangan senjata dan senjata, dan pemerasan."

Dia menambahkan: "Kami meminta Anda bekerja sama dengan pasukan."

Pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Inggris memperingatkan warga Inggris untuk tinggal di hotel mereka.

"(Turis) harus mengikuti saran lokal termasuk pembatasan di area dan melakukan wajib hati-hati jika bepergian di malam hari," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

"Mereka harus tetap tinggal di resort mereka dan membatasi perjalanan melampaui batas keamanan masing-masing," ucap juru bicara terkait keamanan Jamaika yang makin tak menentu. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kanada, Pertama Kali Keluarkan Warning

Langkah Inggris mengikuti sebuah peringatan pada Jumat dari Travel Canada, yang mendesak orang-orang Kanada untuk tinggal di resor setelah terjadi lonjakan kejahatan kekerasan di St. James.

Mereka memperingatkan wisatawan untuk menghindari bepergian ke daerah tersebut, dengan alasan "risiko ekstrem terhadap keselamatan dan keamanan pribadi Anda dan tetap berada di dalam resor jika Anda sudah berada di sana."

"Jika Anda tinggal di sebuah resor di daerah yang terkena bencana, batasi pergerakan Anda di luar batas keamanan resor. Jika Anda bepergian ke luar batas ini, gunakan transportasi yang diatur atau disediakan oleh resor," kata nasihat Kanada.

"Jika Anda berada di daerah yang terkena dampak, sangat waspada, ikuti instruksi dari otoritas setempat dan pantau berita lokal."

Travel Advisory Departemen Luar Negeri AS terakhir yang dikeluarkan pada 10 Januari memperingatkan warga AS untuk melakukan "kewaspadaan ekstrim" saat bepergian ke Jamaika. Mereka memperingatkan orang Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke daerah-daerah termasuk beberapa daerah di Kingston dan Montego Bay.

"Kekerasan dan penembakan terjadi secara teratur di beberapa daerah di Montego Bay," katanya memperingatkan.

"Kejahatan kekerasan, seperti penyerangan rumah, perampokan bersenjata, dan pembunuhan, sering terjadi. Serangan seksual sering terjadi, bahkan di resor. Polisi setempat kekurangan sumber daya untuk menanggapi insiden kriminal dengan serius."

Favorit Turis

Lebih dari satu juta warga AS berlibur di Jamaika pada tahun 2016, menurut angka terbaru dari Jamaican Tourism Board. Negara Jamaikan menjadi salah satu destinasi wisata orang Amerika Serikat.

Menurut surat kabar Jamaika The Gleaner, pada awal 2018 telah melihat tingkat pembunuhan di Jamaika terus meningkat, dengan setidaknya 38 pembunuhan dilakukan sejak awal tahun ini. Angka itu naik dari 23 kasus di periode yang sama tahun lalu.

St James merupakan kawasan di mana jumlah pembunuhan tertinggi, dengan 335 kasus tercatat tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini