Sukses

Pengakuan Perempuan Muda yang Pilih Profesi Pengawet Jenazah

Seorang remaja berusia 20 tahun bekerja sebagai petugas pengawet jenazah, apa yang membuatnya tertarik?

Liputan6.com, Bunbury - Meskipun dianggap tidak lazim, beberapa perempuan di Australia ternyata lebih memilih menjadi pengawet jenazah dan direktur pemakaman untuk karir mereka.

Seperti misal Morgan Renehan. Perempuan muda berusia 20 tahun yang tinggal di Bunbury, barat daya Australia Barat ini telah menekuni profesi sebagai seorang pengawet jenazah atau embalmer (pembalsem jasad) sejak usia 16 tahun.

Terlepas dari tantangan bekerja dengan jenazah dan keluarga yang berduka, Renehan mengatakan bahwa membuat orang merasa nyaman selama masa sulit adalah sebuah pengalaman berharga.

"Anda menjadi garis pembatas antara pengalaman positif dan pengalaman buruk bagi seseorang," katanya, dilansir Australia Plus, Selasa (16/1/2018).

"Anda bisa menjadikan masa sulit itu sebagai pengalaman positif bagi orang-orang, saat mereka kehilangan orang yang dicintainya," imbuh Renehan.

Morgan Renehan bekerja sebagai petugas pengawet jenazah sejak usia 16 tahun. Kini umurnya telah menginjak 20 tahun. (Australia Plus/ABC South West: Anthony Pancia)

Direktur Pemakaman, Amy Sagar yang berusia 25 tahun, sudah memiliki pengalaman satu dekade di industri ini.

Sagar berusia 16 tahun saat menyadari bahwa bekerja dengan orang mati bukanlah sesuatu yang biasa, setelah menonton sebuah film dokumenter tentang anatomi tubuh manusia di sekolah menengah atas (SMA).

"Profesi ini diawali dengan: 'Saya rasa saya bisa melakukan itu', sampai menjadi: 'Tidak, saya benar-benar ingin melakukan itu'," ungkap Sagar.

Berawal dengan tugas pembalseman jenazah, Sagar sekarang telah menjadi direktur pemakaman untuk sebuah rumah pemakaman nirlaba.

Dia mengakui kecintaannya terhadap pekerjaan ini, karena mampu memberdayakan keluarga untuk menciptakan sebuah upacara yang mereka banggakan.

"Saya melakukannya karena ini pekerjaan yang sangat memuaskan," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usia Muda Jadi Kendala Bagi Industri Pemakaman?

Ketua Australian Institute of Embalming, Pauline Tobin, menuturkan, memang bukan rahasia umum bahwa baanyak kaum muda memilih berkarier sebagai seorang embalmer.

"Banyak anak muda berpikir ingin masuk ke industri ini, tapi sangat sedikit yang melanjutkannya atau bisa menyesuaikan diri dengan realita dari pekerjaan ini," ujar Tobin.

Tobin menambahkan, dirinya menemukan banyak orang yang terpesona dengan gagasan kematian, pemakaman, dan terjun ke industri ini, tapi tidak mampu bertahan lama.

Menurutnya, banyak direktur pemakaman yang berhenti membuka lowongan kerja untuk pemagang, karena mereka bermaksud melindungi industri dan privasi orang.

Ketika Morgan Renehan melamar kerja di industri pemakaman, dia mendapati usia mudanya justru menjadi kendala baginya.

"Ketika saya selesai sekolah, saya mencari dan melamar pekerjaan di rumah pemakaman. Saya diberitahu bahwa saya terlalu muda, saya bahkan tidak memiliki pengalaman," kenang gadis rambut pirang itu.

Renehan berhasil menekuni dunia pembalseman jenazah setelah berhasil melewati pengalaman pertamanya: melihat proses penyiapan jenazah yang diperlihatkan dalam peti mati.

"Pengalaman kerja sebagai pembalsem jenazah sangat seru, ada hal-hal kecil yang tidak Anda sadari dalam kehidupan nyata... jadi sangat menarik," ungkapnya.

Amy Sagar juga menghadapi diskriminasi dalam industri pemakaman.

Ia ingat ketika seorang direktur pemakaman mengatakan kepadanya: "Kakak perempuanku usianya 19 tahun dan dia bahkan tidak bisa mengatur kamar tidur. Anda terlalu muda untuk menjadi direktur pemakaman."

Dia mengaku pernah menerima berbagai komentar mengenai usianya, bahkan setelah dia mengatur pemakaman selama lebih dari setahun.

Tapi jika seseorang tidak memberikan kesempatan itu kepadanya, dia tidak akan menempati posisi yang kini dienyamnya.

"Alasan mengapa saya selalu mendukung kaum muda masuk ke industri ini adalah karena seseorang pernah memberikan kesempatan itu untuk saya, jadi saya selalu memberikan pengalaman kerja kepada siapapun," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini