Sukses

Pasca-Voting soal Yerusalem, Israel-India Unjuk Keakraban

Dalam kunjungannya ke India, PM Israel Benjamin Netanyahu memboyong 130 orang anggota delegasi bisnis.

Liputan6.com, New Delhi - India dan Israel memuji "era baru" dalam hubungan kedua negara pascapenandatanganan kesepakatan penting di bidang pertahanan, pertanian dan penerbangan.

Kesepakatan tersebut diumumkan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertatap muka dengan mitranya, Perdana Menteri India Narendra Modi, di New Delhi pada Senin, 15 Januari 2018, waktu setempat. Modi mengatakan ia menginginkan perusahaan pertahanan Israel berinvestasi di negaranya.

Kunjungan Netanyahu ke Negeri Hindustan terjadi setahun setelah Modi tercatat sebagai PM India pertama yang menginjakkan kaki di Israel. Netanyahu mendarat di New Delhi pada hari Minggu untuk melaksanakan lawatan selama enam hari. Turut serta bersamanya adalah delegasi bisnis yang terdiri dari 130 anggota.

Selain kesepakatan penting di bidang pertahanan, pertanian dan penerbangan, kedua negara juga menandatangani perjanjian kerja sama di sektor pertahanan siber, keamanan dan sains.

Dalam kesempatan tersebut, Modi menegaskan bahwa ia ingin kedua negara meningkatkan kemitraan mereka.

Sementara itu, Netanyahu menyatakan bahwa Israel dan India memiliki potensi besar untuk bekerja sama demi membuat kehidupan rakyat di dua negara jauh lebih baik.

Saat berpidato di hadapan awak media, Netanyahu menyinggung soal serangan teror Mumbai yang terjadi pada November 2008. Ia bicara dengan didampingi seorang bocah Israel bernama Moshe Holtzberg.

Orangtua bocah tersebut tewas setelah orang-orang bersenjata menyerbu pusat komunitas Yahudi di Mumbai. Sementara itu, Moshe berhasil diselamatkan oleh pengasuhnya yang merupakan warga India, Sandra Samuel.

"India dan Israel mengingat dengan sangat baik, kebiadaban serangan teroris yang mengerikan. Kami melawan kembali, kami tidak pernah menyerah," tutur Netanyahu seperti dikutip dari BBC pada Selasa (16/1/2018).

Meski memuji era baru hubungan India-Israel, namun Netanyahu dan Modi dikabarkan sangat berhati-hati untuk tidak mengomentari "perselisihan" antara dua negara.

Dalam pemungutan suara di sidang darurat Majelis Umum PBB Kamis, 21 Desember 2017, India bersama dengan 127 negara lainnya menolak pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Terkait kebijakan India atas Yerusalem tersebut, Netanyahu mengatakan pada India Today, "Saya beranggapan satu suara tidak memengaruhi kecenderungan umum dan Anda dapat melihat apa yang terjadi di sini. Tentu, saya kecewa tapi saya rasa kunjungan ini adalah bukti bahwa hubungan kami terus berlanjut di banyak front."

Di lain sisi, Netanyahu dan Modi tidak berkomentar terkait keputusan India untuk membatalkan pembelian rudal antitank senilai US$ 500 juta dengan Israel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan India-Israel Terus Bertumbuh

New Delhi dan Tel Aviv telah menjalin hubungan diplomatik selama 25 tahun. Namun, di masa lalu, hubungan keduanya dianggap "masih malu-malu" terutama dari sisi India, mengingat negara itu memiliki populasi muslim yang cukup besar dan tergantung pada impor minyak negara-negara Arab dan Iran.

Meski demikian, pernyataan terbaru Netanyahu dan Modi dinilai menunjukkan kemitraan antara kedua negara yang terus meningkat. Dan kerja sama pertahanan disebut-sebut sebagai inti hal tersebut.

India, saat ini merupakan pasar senjata terbesar Israel. Menurut kantor berita AFP, per tahun, perdagangan senjata diperkirakan bernilai US$ 1 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini