Sukses

Skandal Salmonella dalam Susu Bayi Prancis Berdampak di 83 Negara

Salmonella dapat menyebabkan diare berat, kram perut, muntah, dan dehidrasi berat. Hal itu bisa mengancam nyawa, terutama pada bayi dan anak

Liputan6.com, Paris - Lebih dari 12 juta kotak susu bayi bubuk kini telah ditarik dari 83 negara usai skandal salmonella yang melibatkan perusahaan Prancis Lactalis.

CEO perusahaan susu, Emmanuel Besnier, menegaskan sejauh mana risiko kontaminasi ke media Prancis.

Produk telah dikenai penarikan kembali sejak Desember, setelah bakteri salmonella ditemukan di sebuah pabrik.

Tuntutan hukum telah diajukan oleh orang tua yang mengatakan anak-anak mereka menjadi tidak sehat setelah minum susu formula. Demikian, seperti dikutip dari BBC, pada Senin (15/1/2018).

Seorang juru bicara mengatakan kepada BBC bahwa semua negara yang terkena dampak telah diberitahu. Namun, di Eropa, Asia, Amerika Latin dan Afrika. Inggris, AS dan Australia tidak terpengaruh, tambahnya.

Kelompok Lactalis adalah salah satu produsen produk susu terbesar di dunia, dengan penjualan tahunan 17 miliar euro (US$ 21 miliar). Mereka memiliki 246 lokasi produksi di 47 negara dan mempekerjakan 15.000 orang di Prancis saja.

Penarikan sekarang telah dikeluarkan oleh perusahaan sebanyak tiga kali, dan mencakup merek Picot, Milumel dan Taranisnya.

Salmonella dapat menyebabkan diare berat, kram perut, muntah, dan dehidrasi berat. Hal itu bisa mengancam nyawa, terutama pada anak kecil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

35 Kasus Keracunan Salmonella

Sejauh ini 35 kasus telah dilaporkan di Prancis dan satu lagi telah dikonfirmasi di Spanyol. Kasus lain yang mungkin sedang diselidiki di Yunani, kata pihak berwenang Prancis pada hari Jumat.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di surat kabar Prancis Journal du Dimanche, kepala eksekutif Lactalis menolak bahwa perusahaan tersebut telah berusaha menyembunyikan wabah di pabrik tersebut.

"Ada keluhan dan akan ada investigasi di mana kami akan berkolaborasi sepenuhnya," kata Besnier.

Dia juga berjanji perusahaan akan mengkompensasi setiap keluarga yang terkena dampak.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka percaya bahwa kontaminasi tersebut disebabkan oleh pekerjaan renovasi di pabrik Celia mereka di Craon, di barat laut Perancis.

Menteri Pertanian Prancis mengatakan produk dari pabrik akan dilarang tanpa batas waktu sementara penyelidikan masih berlangsung.

Pemerintah Prancis telah memperingatkan perusahaan bahwa pihaknya harus mengharapkan hukuman atas penanganan perselingkuhan tersebut.

Mereka juga mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap pengecer pada hari Kamis, setelah sejumlah supermarket besar terus menjual produk yang bisa terkontaminasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini